part 18

9.1K 635 6
                                    

Keesokan harinya.
Tak seperti biasanya orang rumah dirumah sisi mencuekinya biasanya selalu menyapanya saat ia turun dari tangga

"Ka pedro" panggil sisi yang hanya dibalas tatapan datar oleh pedro dan sisi mengernyitkan dahinya bingung

"Kaka kenapa sih tumben nyuekin aku?" Tanya sisi dengan tatapan bingung. Bukannya menjawab pedro malah pergi ke arah meja makan

Sisi mengikutinya dengan wajah bingung. Pasalnya cece dan ibundanya pun sama seperti pedro. Memasang ekspresi datar. Sisi pun ikut memasang wajah datar yang membuat michelle ingin tertawa namun ia tak tahan

tak lama terdengar klakson mobil. Yang tak lain adalah mobil digo. Dengan cepat sisi berpamitan dengan wajah datar dan menemui digo.

Tawa mereka pun pecah melihat sisi ikut berkspresi yang sama. Harusnya memasang wajah sedih atau bingung. Kenapa ia malah ikut ekspresi datar(?)

"Hahahahaha dasar sisi" tawa pedro saat ikut melihat ekspresi adiknya

"Wakakakakakkk lucu benerrr daaahh" sahut michelle dengan memegang perutnya yang sakit akibat tertawa

"Udah hahaha aduh. Kalian abisin sarapan nanti kesiangan" ucap ully menghentikkan tawanya lalu membereskan piring-piringnya

***

Didalam mobil hanya ada keheningan. Yang sisi bingung mengapa digo tak menyapanya?biasanya selalu menyapanya

Tak lama mereka sampai dikampus sisi turun yang diikuti oleh digo. Keduanya berjalan ke arah kelas dengan keheningan. Banyak yang menatap mereka aneh

"Digo" panggil kirun ketika melihat digo dan sisi berjalan didepannya
Digo dan sisi menghentikan langkahnya dan berbalik menatap kirun

"Apa run?" Tanya digo mengernyitkan dahinya bingung

"Eh sisi ehehehe ga jadi deng gue duluan ya byeee" ucap kirun yang membuat digo menggelengkan kepalanya aneh

"Honey" panggil sisi tak tahan dengan situasi seperti ini. Digo hanya bergumam tak jelas

"Kamu kenapa sih ko aneh?" Tanya sisi menangkup kedua pipi digo agar menghadapnya. Dengan malas digo menatap sisi

"Apa sih?aku ga aneh" ucap digo mengalihkan matanya ke arah lain jika menatap mata sisi yang akan menangis maka semuanya bisa gagal

"Tap.."

"Udah ah aku mau ke kevin" potong digo lalu pergi meninggalkan sisi yang diam mematung. Dengan menatapnya sedih

Sisi berjalan ke kelasnya dengan menghapus air matanya. Ia menundukkan kepalanya karna semua orang menatapnya iba

BRUKKK

Tanpa sisi sadari ia menabrak seseorang eh ralat sepertinya orang itu yang sengaja menabrak sisi. Sehingga buku-buku orang itu berserakan dibawah.

"Woy sisi!!!Bisa ga sih jalannya pake mata!!Jangan nunduk!!" Bentak orang itu yang sisi kenali suaranya. Ia mendongakkan kepalanya dan membelalakan matanya saat melihat orang tersebut

"Gritte?" Gumamnya tak percaya sahabatnya telah membentaknya padahal gritte tau sisi tak suka dibentak

"Maaf maaf te gue ga sengaja" ucap sisi membantu gritte membereskan buku-bukunya namun dengan cepat gritte menepis tangan sisi

"Udah ga usah!!Gue bisa sendiri!" Jawab gritte ketus lalu membereskan buku-bukunya dan meninggalkan sisi yang menahan air matanya.

Tak diketahui sisi bahwa gritte tersenyum licik dibaliknya

'Sorry si' batim gritte lirih lalu melanjutkan perjalanannya menuju tempat yang dituju

"Gimana te??" Tanya seseorang dengan segerombolan geng nya

Pergi Dari Hatiku[ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang