part 49

8.4K 578 33
                                    

"Jadi dia?." Tanya ali dengan membelalakan matanya sedangkan digo mengangguk kepalanya lesu.

Ali menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang dilakukannya.

"Yaudahlah orang udah diselidiki ini tinggal liat apa yang mau dilakukan setelah puas nyakitin sisi." Ucap digo dengan berlalu ke dapur untuk mencuci piring.

Ali menatap alice dan alvi kasian ia tak menyangka bahwa masih ada orang ketiga dalam rumah tangga mereka setelah beberapa tahun terlewati.

"Ayyy ponakan uncle yang ucuuu-ucuu emesiinn kaya uncleee nyaaa." Ucap ali menghampiri ponakannya yang asik dengan game.

alice teriak kegirangan lalu memeluk ali erat. Ya bisa dikatakan alice dekat dengan ali.

"Nceeell nceelll." Teriak alice dengan tawa yang lucu.

Digo tersenyum dari jauh setidaknya alice tak mengingat sisi untuk sementara.

"Sini uncle gendong. Waduuh berat nih." Ucap ali saat menggendong alice namun berat badan alice semakin bertambah.

Alice hanya tertawa lucu. Digo datang menghampiri mereka ia duduk disebelah alvi.

"Keadaan istri lo gimana?." Tanya ali saat digo tengah memainkan ponselnya.

"Depresi berat, Dia mukul bahkan nyubit alvi dan alice itu yang gue denger dari gritte,mila dan ule." Jawab digo lesu dan menatap kosong ke arah depan.

"Hah?depresi?." Pekik ali dengan membulatkan matanya.

Digo menjawab dengan anggukan kepala pelan.

***

"Si?nih makan." Ucap ule masuk kedalam kamar sisi dan memberikan makanan itu sudah biasa untuk akhir-akhir ini.

Namun satu yang tak pernah berubah air mata sisi selalu mengalir walau pun setetes saja.

Sisi menatap ule sendu. Ule berjalan menghampiri sisi dan duduk disampingnya.

"Lo kenapa nangis lagi?." Tanya ule menghapus air matanya sisi yang terus mengalir.

Sisi terdiam sejenak ia menundukkan kepalanya.

"Si nih makan, Apa gue suapin lagi ya?." Tanya ule lembut sedangkan sisi mengangguk pelan.

Ule menyuapi sisi dengan menahan air matanya mati-matian agar tak menangis dihadapan sisi.

"Nah abis sekarang lo minum abis itu minum obat." Ucap ule lembut ia memberikan segelas air lalu sisi meneguknya dan selesai itu ia meminum obat.

Ule tersenyum melihat perubahaan sisi.

"Gue keluar ya kalo ada apa-ap.."

"Ule." Panggil sisi walau pun pelan namun terdengar jelas ditelinga ule.

"Iya si?." Tanya ule dengan nada bergetar.

"Digo?alvi?alice?." Tanya sisi menatap sendu ule.

Ule memejamkan matanya saat sisi menanyakan hal itu.

"Sisi dengerin gue ya setelah gue cerita lo gak akan marah?." Tanya ule dengan menangkup kedua pipi sisi.

Sisi menggeleng lemah.

Ule menarik nafasnya panjang lalu dikeluarkan nya secara perlahan.

"Digo kan elo usir si dan sikembar lo siksa waktu itu si lo pukul dan cubit mereka hanya gara-gara mereka sering nyebut 'papa' dan gritte punya usul buat sementara mereka dititipin digo akhirnya gue dan mila setuju." Jelas ule panjang ia sudah mulai jaga-jaga saat melihat tatapan sangar sisi.

Pergi Dari Hatiku[ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang