part 48

7.6K 577 15
                                    

Hari ini digo bekerja dengan membawa dua kesayangannya. Alvi digendong sebelah kanan dan alice digendong sebelah kiri.

Alvi nampak ceria namun sepertinya alice nampak murung. Dan digo yakin alice tak bisa jauh dari sisi.

Digo mendudukkan keduanya dikursi depan. Digo masuk dan menatap alice yang sedang terdiam.

"Alice kenapa?." Tanya digo lembut.

Alice menoleh ke arah digo.

"Mama." Ucap alice yang membuat digo menghela nafasnya sejenak.

Digo pun sebenarnya tak tega melihat alice seperti ini namun ia lebih tak tega jika sisi menyiksanya.

"Biar alice gak sedih nanti pas pulang kerja papa kita maen?mau?." Tanya digo tersenyum lebar ke arah alice.

"Auuuu." Jawab alvi sedangkan digo hanya terkekeh mendengarnya.

"Yaudah kita berangkat ke kantor papa ya." Ucap digo lalu menancap gasnya menuju kantornya.

***

Mobil lambhorghini digo terparkir dirapi di parkiran kantor. Digo keluar dengan menggendong anaknya.

Saat memasuki kantornya semuanya nampak menghormati digo dan anaknya. Mereka memasang wajah datarnya!catat DATAR! Jika ada sisi pasti sisi yang selalu tersenyum kepada karyawan digo.

Digo memasuki ruangan kerjanya. Alvi dan alice dibiarkan bermain diruangan digo sedangkan digo fokus pada pekerjaannya.

"Huaaaaa." Seketika alice menangis membuat digo menoleh ternyata kedua anaknya sedang bertengkar.

Digo berdiri dan menghampiri mereka yang sedang bertengkar.

"Bang alvi ngalah dong sama adeknya ya. Kasian alice." Ucap digo mengusap kepala alvi dan alice bebarengan.

Alvi mengerucutkan bibirnya dan memeluk mainan nya erat sedangkan alice berjalan menghampiri digo dan memeluknya erat.

"Ayo dong abang liat gak kasian liat alice?." Tanya digo dengan nada lembut.

Alvi berjalan ke arah kursi kerja digo dan mengumpat dikolong meja kerja digo.

"Papa." Ucap alice menatap digo sedih dan membuat digo tak tega.

"Sebentar sayang." Ucap digo lalu berjalan ke arah alvi yang mengumpat dikolong meja.

Digo bersimpuh dihadapan alvi sedangkan alvi mendelik ke arah lain.

"Bang alvi gak kasian liat alice?ayo lah bang kasian alice pengen ketemu nanti disiksa lagi kamu mau alice kaya gitu?." Tanya digo sedangkan alvi hanya diam tak mendengarkan digo.

Digo menghela nafasnya alvi benar-benar keras kepala seperti dirinya.

"Kalo abang ga mau ngasih nanti abang gak di ajak main." Ucap digo lalu berjalan ke arah alice dan memberikan ponselnya untuk memainkan game diponselnya.

Digo mendudukkan alice dipangkuannya.

Sebuah mainan dihadapan alice dan digo membuat mereka mendongakkan kepalanya.

Digo tersenyum melihat kelakuan anaknya.

"Tuh de bang alvi udah ngasih mainan nya ayo ambil." Ucap digo pada alice namun alice hanya cuek tanpa memperdulikan alvi.

'Hadeuh dasar bocah kembar.' Batin digo terkekeh kecil.

Alvi menurunkan mainannya kini ia menyodorkan tangannya pada alice.

"Ebang nta aap dek." Ucap alvi dengan menyodorkan tangannya.

Alice menatap digo dan digo hanya tersenyum pada anaknya.

Pergi Dari Hatiku[ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang