part 15

10.2K 633 17
                                    

Sisi duduk disamping kakanya dengan posisi terlentang ia terlalu kekenyang karna banyak memakan banyak beberapa potongan pizza yang dibelikan oleh pedro

"Kenyang?" Tanya pedro ketika melihat sisi yang terlentang seperti itu

"Bangettt btw makasih ya ka hehe" ucap sisi memeluk pedro dari belakang

"Eh kita jalan-jalan keliling komplek yuk" ajak pedro mematikan gamesnya dan menatap adiknya antusias

"Ayookk udah lama ga dibonceng kaka gantengkuu inii" jawab sisi mencubit pipi tirus pedro lalu berlalu dari hadapan pedro dan mengganti bajunya tak lama sisi turun dengan semangat

"Yuk. Mamiiiih" teriak pedro tak lama ully keluar dengan wajah cerianya namun matanya terlihat sembab

"Kenapa sayang?" Tanya ully dengan suara seraknya. Sisi berlari menghampiri ully dan memeluknya dari samping

"Mamih keinget papih ya??mamih kalo nangis gini mamih inget papih" ucap sisi dengan nada sedihnya. Jika sudah mengingat alm.suaminya maka air mata ully tak bisa dibendung kembali

"Iya sayang. Oh iya kalian mau pada kemana?" Tanya ully mengalihkan pembicaraan sisi dan pedro hanya bisa menghela nafas

"Oh iya mih kita mau jalan-jalan keliling komplek. Sisi udah lama ga dibonceng dimotor kesayang kaka" jawab sisi dengan nada antusiasnya

"Iya mih boleh kan kita keluar bentar?" Tanya pedro angkat bicara

"Yaudah jangan lama-lama ya mamih entar kangen sama anak-anak mamih" jawab ully mencoleh kedua dagu anaknya sedang sisi dan pedro hanya bisa tertawa kecil

"Yaudah bye bye mamih mwaah" ucap sisi mengecup pipi ully singkat lalu berpamitan yang diikuti oleh pedro.

Keduanya kini menaiki motor kesayangan pedro. Motor pemberian sang ayah sejak ulang tahun pedro tepat pada 17 tahun.

Motor yang masih sangat mulus tak terlihat lecet sedikit pun. Bisa di bilang motor ini hanya pernah dipake oleh pedro jika darurat dan motor ini juga tak pernah membonceng wanita manapun kecuali adiknya sisi.

Motor pedro sudah berlalu dari halaman rumah dan kini mulai berjalan mengelilingi komplek

"Wiiihhhh kangeeeennn suasana giniiiiiii" teriak sisi berdiri dengan merentangkan tangannya ke udara. Pedro tersenyum bahagia melihat adiknya.

"Dek pegangan kaka mau ngebut" teriak pedro yang langsung membuat sisi memeluk lehernya sekaligus dan pedro langseung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi

Suasana yang sore membuat cuacanya panas dan gerah. Keringat bercucuran di pelipis pedro mau pun sisi

"Kaka ke kedai ice cream" teriak sisi yang membuat telinga pedro hampir pecah

"Duhh iyaa" jawab pedro lalu melajukan motornya ke arah kedai ice cream

Sesampainya disana keduanya duduk di paling pojok. Sesekali mereka tertawa mengingat masa kecil mereka

"Ini mas mba ice cream nya" potong pelayan itu dengan menyimpan pesanan pedro dan sisi. Setelah mengucapkan terima kasih pelayan itu berlalu dari hadapan pedro dan sisi

"Dek kasihan ga sih sama mamih yang kalo kangen sama papih pasti ngurung dikamar?" Tanya pedro memecahkan keheningan diantara mereka

"Kasian ka pernah waktu kaka keluar kota mamih nangis semaleman katanya dia mimpiin papih. Sampai sisi harus nemenin mamih" jawab sisi panjang lebar

"Kita harus bisa bahagiain mamih dek. Buat mamih tersenyum karna kita bukan karna orang lain!" Ucap pedro dengan nada semangatnya

"Iya kak!!Bener aku setuju banget!Dengan cara apa pun kita harus bisa buat mamih tersenyum" jawab sisi tersenyum bahagia

Pergi Dari Hatiku[ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang