part 45

9.3K 628 15
                                    

Tanpa terasa kini usia kandungan sisi sudah semakin besar beberapa minggu pun akan segera melahirkan dan perkiraan digo dan sisi masih lama dan mereka tak percaya akan.

"Buset daahh tuh perut buncit amat sih." Ucap itte yang baru menemui sahabatnya karna akhir-akhir tengah dilanda kesibukan.

Sisi hanya terkekeh kecil mendengarnya. "Dokter bilang anak gue kembar jadi begini." Jawaban sisi membuat gritte membulatkan matanya.

"Aslinya ini si?ah gilee gimane caranye si digo bikin bisa ampe kembar?." Pertanyaan gritte sungguh tak berguna bagi sisi.

Sisi hanya mendengus kesal mendengar celotehnya gritte. "Kawin sonoo tar gue doain anak lo kembar sebelas." Ucap sisi dengan mendengus kesal. Dan sesekali memegang perutnya yang berasa sakit.

Gritte yang melihat gerak gerik sisi yang sedikit aneh. "Si lo kenapa?." Tanya gritte memegang tangan sisi.

Sisi hanya tersenyum tipis. "Gapapa ko percaya deh cuman sedikit sakit doang udah biasa." Jawab sisi tersenyum tenang.

"Si digo kemana?tumben rumah sepi?." Tanya gritte dengan membuka toples makanan sisi.

"Kerja lah bias..awwww." belum sempat sisi menjawab terdengar ringisan dari mulutnya.

Gritte menoleh ke arah sisi dengan cepat. "Lo kenapa si?." Tanya gritte panik.

"Huuhh haah tteee huuhh haah guehhh huuhh haahh mauhhh lahiraaaan." Teriak sisi dengan tarik nafas sedangkan gritte mondar-mandir tak jelas.

"Rumah sakit!iya rumah sakit!bego!." Ucap gritte memukul kepalanya sendiri lalu membantu sisi keluar dan menuju mobilnya.

Dengan segera gritte menjalankan mobilnya menuju rumah sakit sedangkan sisi berteriak kesakitan. Gritte semakin menambah kecepatannya.

Sesampainya dirumah sakit. Gritte langsung memanggil suster untuk memanggilnya usai suster membawa sisi ke ruangan persalinan.

***

Digo baru saja memasuki gerbang rumahnya dan tak biasanya pintu rumah terbuka lebar sedangkan didalam tak ada siapa-siapa.

"Sweety." Teriak digo dengan melonggarkan dasinya. Dan duduk disofa ruang tamu.

Saat duduk ia melihat segelas jus jeruk. Ada tamu mungkin, Pikir digo.

Sudah 20 menit sisi tak kunjung turun dengan penasaran ia ke kamarnya dan dilihat tak ada siapa-siapa.

Seketika rasa panik menyelimuti perasaannya.

Drrtt..drrtt

Getaran diponselnya membuat digo berdecak sebal.

Namun entah mengapa digo dengan cepat menggeser layar hijaunya.

"Hah??kenapa bisa gak hubungi gue dulu sih!." Teriak digo lalu mematikan telfonnya dan berlari keluar menuju mobilnya dan langsung menuju suatu tempat.

***

Oeekk..oeekk..

Tangisan bayi membuat sisi menangis haru. Namun satu nama yang terlintas diotaknya. Digo!.

"Alhamdulillah bu anak pertam.."

Brakkkkk

Tiba-tiba saja seseorang menggebrak pintu dan datang dengan nafas yang tersengal-sengalnya.

"Sisi?" Pekiknya lalu menghampirinya dan mencium keningnya.

sisi menangis saat seseorang menghampirinya. "Kamu kemana aja digo?." Tanya sisi dalam tangisnya.

Pergi Dari Hatiku[ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang