Prilly berlari tergesa-gesa ia menabrak beberapa orang namun ia tak peduli karna yang berada di pikirannya hanya satu nama yaitu DIGO.
Sesampainya didepan ruangan ia menatap nanar dijendela dengan tangis yang mendera.
"Dengan nak sisi?tunangan nak digo?" Tany seorang berjas putih menepuk pundak sisi sehingga sisi menoleh ke belakang
"Iya dok betul. Gimana dengan keadaan tunangan saya?" Tanya sisi menghampiri dokter tersebut
"Bisa ikut ke ruangan saya?" Tanya dokter yang langsung dijawab anggukan oleh sisi
Sesampainya diruangan dokter. Sisi langsung duduk dihadapan dokter
"Gini nak. Pasien nak digo mengalami kecelakaan tabrakan. Ia sempat kekurangan darah namun untung saja rumah sakit menyediakan banyak stock darah sehingga masih tertolong dan nak digo mengalami koma dengan waktu yang tak dapat ditentukan dan.." dokter menghela nafasnya sejenak
"Dan apa dok?" Tanya sisi tak sabaran perasaannya mulai tak enak
"Kaki kiri nak digo patah terhimpit mobil dan harus memakai gips tapi soal penyembuhan itu masih bisa dengan menjalankan terapi setiap minggu" ujar dokter yang membuat sisi menangis
"Makasih dok" ucap sisi lirih dan berlari meninggalkan ruangan menuju ruangan digo.
Bunyi detakan terdengar jelas ditelinga sisi. Digo nya yang pelindungnya kini terbaring lemah dengan kepala diperban dan hidung dan mulut memakai oksigen.
Sisi berjalan mendekati ranjang digo ia duduk disamping dengan tangisnya yang terus mengalir tanpa henti
"Honey" ucap sisi setelah sekian lama tak menyebut honey dan hari ini ia kembali memanggilnya
Sisi menggenggam tangan digo yang dingin dikecupnya perlahan.
"Bangun sayang bangun. Kamu mau kita bahagia kan?iya kan?bangun" ucap sisi lirih sesekali ia mencium punggung tangan digo
"Honey aku tau kamu denger aku!kamu banguuun" ucap sisi mengguncangkan tubuh digo namun hasilnya nihil
"Maafin aku honey atasa kelakuan aku" ucap sisi dalam tangisnya. Rasa sakit nya dan juga kecewa seketika sirna begitu saja yang ada hanya menyesal entah apa yang disesali sisi mungkin menyueki digo
Sisi merogoh ponselnya dan menelpon keluarganya. Yang pertama datang adalah ali ia langsung masuk dan melihat kembarannya terbaring lemah
"Bangke eh digo" ucap ali dengan mata yang berkaca-kaca melihat sahabatnya
Ali berjalan ke arah sisi dan berdiri disamping sisi dengan memegang tangan digo
"Gak!gak!lo pura-pura kan bangke?yaelah bangun kali!udah kagak usah acting kita ultah nya mas.."
"Ali!!digo beneran kecelakaan!" Sentak sisi dengan nada emosi. Ali terdiam ia menatap nanar kembarannya
"Digooo bangunnn!!" Teriak ali menggucang tubuh digo yang terbaring lemah
"Digo hanya koma namun dengan waktu yang sulut ditentukan" ujar sisi lirih suara nya hampir habis karna menangis
Ali memejamkan matanya kuat-kuat mencoba menahan air matanya namun tak bisa karna air matanya terus mengalir begitu saja
"Kaki digo patah dan masih bisa sembuh dengan menjalani terapi tiap minggu" ucap sisi dengan tatapan kosong ke arah digo
"Pa..pa..patah?" Tanya ali menatap sisi dengan tatapan yang sulit di artikan
"Kaki digo terhimpit mobil aliiiii" tangis sisi kembali pecah. Ali merengkuh tubuh sisi ia merasa iba melihat sisi seperti ini.
"Ini salah gue aliiiii salah gueee!harusnya gue gak nyuekin dia!harusnya gue gak dingin sama dia!harusnya gue bisa maafin dia seikhlasnya aliiiiiii" ucap sisi menangis histeris meronta-ronta dalam pelukan ali
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Dari Hatiku[ENDING]
Fanfiction"Ya cinta itu indah tapi waktu kamu masih setia dulu!Tapi saat kamu mendua semuanya ga indah!!!" -Sisillea Prilly Aurora "Maafin aku,aku mohon kamu jangan pernah pergi dari hatiku,aku minta maaf sayang,aku cinta sama kamu" -Digo Aliandra Muhamad "Ak...