part 51*ENDING*

15.9K 677 29
                                    

"ELO?."

***

Digo mondar-mandir didepan ruangan operasi sisi, Sudah sejam dokter belum juga keluar dari ruangan tersebut tak henti-hentinya digo menangis.

Line

Mamah : Digo, Mamah kangen nih sama cucu-cucu mamah ya sama menantunya juga sih hehehe, Bawa kerumah ya digo secepatnya!

Digo menggenggam ponselnya erat ia menangis merutuki dirinya sendiri.

Tangan digo mulai membalas pesan dari mamahnya.

Line

Me : Insyaallah mah, Digo ga janji soalnya digo lagi numpuk banget kerjaannya.

Mamah : Ga mau tau digo!Kangen mamah udah akut!Kalo ga ali aja ya yang jemput sikembar sama sisi?

Me : Mah udah deh tau sikembar sama sisi dirumah kenapa sih!

Mamah : Ko marah sih?lagi ada masalah?selesaiin pake kepala dingin

Me : Digo istirahat dulu mah salam sama yang lain, Love you!

Mamah : Hm yaudah, Love you too!

Tak lama pintu ruangan terbuka terlihat dokter dengan menghela nafasnya.

"Dok gimana dok?istri saya?." Tanya digo tak sabaran.

Dokter tersenyum lebar.

"Istri anda tidak mengalami luka berat hanya saja ia koma dalam waktu yang sulit ditentukan kita hanya bisa berdo'a saja pada yang maha esa." Jelas dokter sedangkan digo menundukkan kepalanya.

"Terimakasih dok." Ucap digo lalu menatap nanar sisi dari luar ruangan.

Terdengar suara riuh dari sebelah kanan. Digo menoleh dilihatnya teman-temannya membawa seorang wanita secara paksa.

"LEPAS!GAMAUU GUE GAMAU!." Teriaknya dengan meronta-ronta tak jelas.

Ali lebih mencengkram pergelangan tangannya.

"Heh cacing kremi!bisa diem kagak sih?." Teriak ali dengan nada kesal. Seketika wanita itu terdiam.

Kini mereka sudah berhadapan dengan digo yang menatapnya tajam.

"Papa mama." Ucap alvi yang berada digendongan mila.

Digo menghampiri anaknya dan mengelus pipinya penuh kasih sayang.

"Mama sakit sayang." Bisik digo lirih sedangkan alvi menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Dayah(darah) enih(ini)." Ucap alvi dengan menunjuk dahinya sedangkan digo menganggukkan kepalanya.

Alice yang berada digendongan ule menghapus air mata digo dengan pelan-pelan karna takut terjatuh.

"Papa anan nis(nangis)." Ucap alice dengan menggelengkan kepalanya pelan.

Digo mengangguk pelan lalu mata tajamnya menatap wanita yang tengah menangis bawang.

"Gimana?udahan permainannya?udahan?hah?iya!!Puas?liat istri gue terbaring lemah dikasur rumah sakit!." teriak digo dengan nada emosinya.

Namun gritte memegang bahu digo memperingati tempatnya karna mereka sedang berada dirumah sakit.

Digo pergi dengan memberi kode agar membawanya keluar dari rumah sakit.

***

PLAK

PLAK

PLAK

Pergi Dari Hatiku[ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang