A/N: fanfic ini sekuel dari mate moron. Tapi kalau kalian gak baca mate moron juga gapapa
***
Author's POV
"What's up!" Harry baru saja menyapa teman-temannya yang sedang menunggunya di depan Gereja, seorang dari salah satu band pengiring One Direction saat konser meninggal dan saat ini petinya berada di dalam Gereja sebelum dibawa ke pemakaman karena itulah mereka berkumpul kembali bukan dalam rangka mengadakan reuni. Keempat teman Harry hanya saling tukar pandang dan menunjukkan wajah kesal mereka, satupun tidak ada yang menjawab sapaan dari Harry. "Hey, kenapa kalian tidak masuk?"
"Apa yang kau lakukan. Kau tidak tahu kalau badan kami dihinggapi lalat karena menunggumu," ucap Louis. Padahal dia sendiri baru datang sepuluh menit yang lalu, dan sekarang dia menunjukkan kalau dia adalah orang yang menunggu Harry sedari tadi. Harusnya yang lebih marah itu Liam.
"Bohong, Louis kau mau masuk Neraka." Zayn berucap membuat Louis memutar bola matanya karena dia sudah tidak tahu berapa kali Zayn mengatakan kalau dia akan masuk Neraka, itu membuat Louis merasa dirinya adalah manusia paling kotor.
"Nǐ hǎo," Niall baru saja menyapa Harry sedangkan Harry membulatkan mata dan mulutnya. "Nǐ méishì ba."
"Woah... koko Niall," kekeh Haizley. "Kamusta ka masyadong."
"Ahk Mahal," orang-orang memandang Harry yang baru saja memanggil Haizley dengan sebutan Mahal. "Mahal itu panggilan sayang dalam bahasa Filipina."
Louis menggeser Liam dan Zayn untuk lebih dekat. "Aku juga bisa. Aku juga bisa. Kyō wa hijō ni utsukushīdesu."
"ānjing! Itu bahasa mandarin artinya tenang atau tentram, jadi aku menyuruhmu untuk diam. Kita masuk sekarang," ujar Niall sembari menggandeng Qiuyue yang berada di sampingnya untuk masuk ke dalam Gereja. Niall menoleh ke belakang, ia memicingkan matanya pada Louis, memberi ancaman pada temannya itu karena sudah beberapa kali diperingatkan agar tidak sok tahu, itu menyebabkan dia terlihat rasis karena tidak dapat membedakan Korea, Jepang dan China. Louis mundur ke belakang bersembunyi di belakang Eleanor untuk menghindari Niall.
Eleanor menarik bagian belakang jas Louis karena Louis mengikuti Harry. "Kita duduk di belakang Harry bukan di samping Harry."
"Liam, ayo sini." Harry memanggil Liam untuk duduk disampingnya.
"Apa penyebab dia meninggal?" tanya Niall pada Zayn yang berada di sampingnya.
"Karena sudah ajalnya," jawab Zayn.
"Aku tidak menyangka dia pergi secepat ini," Niall menyeka air matanya. Niall kemudian memukul bahu Harry beberapa kali untuk bertanya. "Harry, kapan kau menyusul."
Harry menoleh ke belakang. "Aku tidak cari gara-gara denganmu. Berhenti memancing keributan."
Niall merangkul Qiuyue tidak mau kalah dengan Harry yang duduk di depannya merangkul Haizley. "Sayang nanti kalau kita mati kuburan kita bersebelahan, ya."
Zayn yang duduk tepat di samping Niall mengerutkan keningnya. "Memangnya kalau kuburan kalian bersebelahan nantinya kalian bisa mencontek jawaban saat ditanya di alam kubur."
"Masih untung jika kalian tetap bersama sampai maut memisahkan kalian," cibir Harry.
"Harry, kau tidak perlu membawa masa lalumu di sini," ujar Louis yang lebih mirip mengatai Harry, "Kau dan-"
Ucapan Louis terpotong karena Haizley baru saja menoleh ke belakang dan menunjukkan tatapan horror nya, membuat tenggorokan Louis tercekat. "Sebaiknya kalian tidak terlalu menonjolkan kemesraan kalian, ew."
KAMU SEDANG MEMBACA
Moron Five
Fanfiction[✔ | one direction fanfiction] Harry: Apa pendapat kalian mengenai pasanganku? Louis: Bajingan, bitchy, brengsek. Liam: Kurang ajar. ZAYN: MeNJengKElkAn Niall: Segolongannya :v Harry: Harry sedang tidur, aku menggantikannya membalas chat kalian di...