Author's POV
"Qiu, nanti Harry marah, bagaimana?" tanya Niall pada Qiuyue yang sedang mendandani Frizzy dengan memakaikannya baju perempuan. Qiuyue menoleh pada Niall dan menunjukkan wajah sedihnya. Niall bingung bagaimana caranya menghentikan Qiuyue kalau wanita berparas Asia itu menunjukkan wajah sedihnya setiap kali Niall melarangnya melakukan sesuatu.
"T-tapi kan-"
"Iya tidak apa-apa, lanjutkan," ujar Niall dengan sesegera mungkin tersenyum pada Qiuyue karena pelupuk matanya sudah dipenuhi air mata.
"Tapi, katamu nanti Harry marah."
"Tidak, dia tidak marah. Dia kan punya otak mesum, nanti dia buat lagi. Lanjutkan sayang," kata Niall lagi dan Qiuyue kembali tersenyum. Niall menoleh ke belakangnya mencari keberadaan Harry. Niall berharap Harry tidak melihat itu. Takut akan dihajar Harry nantinya jika mengetahui anak laki-lakinya dibuat menjadi cantik. Kalau Qiuyue yang mengaku mungkin tidak apa apa. Nah, yang terjadi Niall juga yang mengaku, Niall juga yang akhirnya menjadi korban.
"Frizzy cantik ya, Niall." Niall hanya mengangguk mengiyakan. Memang anak itu jadi cantik, sebentar lagi Niall juga akan cantik dengan luka lebam mirip blush on pada pipinya akibat pukulan Haizley.
"Pakaikan ini," kata Qiuyue dengan memberi Niall pita yang akan dikenakan pada kepala Frizzy. Niall menatap Frizzy, tidak tega pada anak itu.
"Qiu, dia menangis," ucap Niall. Kasihan anak itu, memakai dress berwarna lavender, sepatu dengan hiasan pita, dan pita di kepalanya. Niall ingin menegur Qiuyue tapi nanti istrinya itu akan menangis.
"Dia terharu sayang, dia sangat cantik."
"Sayang, dia laki-laki. Itu anak orang." Qiuyue tidak memperdulikan perkataan Niall barusan.
"Niall, nanti kalau kita punya anak. Anaknya harus perempuan, ya."
"Ahk, aku mau nya laki-laki."
"Ya sudah, kalau anaknya laki-laki aku ingin mendandani nya seperti Frizzy."
"Hey, aku tidak ingin anakku belok!" sentak Niall.
"Niall..." lirihnya.
"Iya husss, hussh, sayang. Aku hanya bercanda, iya aku juga mau anaknya perempuan," kata Niall sambil memasang senyuman semanis mungkin dan memaksakan lubang muncul pada pipinya seperti lubang yang ada di pipi Harry.
+
"Harry, kau lihat Frizzy?" tanya Haizley pada Harry yang sedang main dengan Olivia. Haizley memicingkan matanya memperhatikan wajah Harry yang terdapat bintik-bintik berwarna merah. Yang melakukan itu pada wajah Harry adalah anaknya sendiri, dia pasrah begitu saja, mungkin jika Haizley yang jadi Harry, mungkin Olivia sudah tidak bergerak, lagipula mana mungkin anak itu berani pada ibunya.
"O Frizzy. Tadi dia minta izin padaku, katanya dia ingin ke Pub." Stetoskop mainan yang ada di tangan Olivia Haizley pakai untuk mengikat leher Harry.
"Argh!" Haizley menjerit ketika Olivia menginggit tangannya."Jangan sakiti Dad ku," ucap Olivia seraya mendorong Haizley dengan pelan agar menjahui Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moron Five
Fanfiction[✔ | one direction fanfiction] Harry: Apa pendapat kalian mengenai pasanganku? Louis: Bajingan, bitchy, brengsek. Liam: Kurang ajar. ZAYN: MeNJengKElkAn Niall: Segolongannya :v Harry: Harry sedang tidur, aku menggantikannya membalas chat kalian di...