Author's POV
"Aku tidak mau warna itu Haizley," ujar Harry melihat Haizley yang sedang mengambil cat kuku berwarna kuning untuknya. Karena ingin memilih sendiri, Harry mengangkat kotaknya ke tengah agar ia bisa memilih warnanya. "Setelah ini kita gantian, ya."
"Aku tidak mau. Pasti hasilnya berantakan. Aku lebih suka melakukannya sendiri," tutur Haizley seraya mengambil cat kuku yang telah dipilih Harry. "Kau yakin ingin yang itu. Kau tahu lipstik matte, warna kukumu akan seperti itu."
"Terserah kau saja. Aku mau disini warna ungu, disini warna biru, ini warna hijau, pada kelingkingku warna pink, yang ini warna hitam," ujar Harry dengan menunjuk satu persatu jarinya pada Haizley. Haizley hanya mendengus pasrah karenanya. Haizley meletakkan tangan Harry di atas bantal tapi Harry membuang bantalnya lalu meletakkan tangannya di atas paha Haizley. Harry hanya tersenyum nakal pada Haizley yang seperti akan memukul tangannya. "Agar aku lebih nyaman. Atau kau mau aku meletakkannya-"
"Dasar setan," gumam Haizley membuat Harry tertawa karenanya. Ia mulai menyapukan kuas pada kuku Harry.
"Ah Haiz... Itu salah, aku tadi mengatakan jari telunjukku catnya warna biru, bukan ungu." Haizley membentuk bibirnya menjadi garis tipis lalu menatap Harry. "Iya iya tidak apa-apa. Aku 'kan hanya mengatakan itu salah. Jangan diulang lagi."
"Yes madam," kata Haizley kesal. Ia mengecat kuku Harry sesuai dengan arahan. Sesekali Harry menganggu fokus Haizley agar salah dan Harry bisa meminta Haizley melakukan hal lain untuk menebus kesalahannya.
"Haizley, Frizzy kemana?" tanya Harry sambil memperhatikan kuku kuku dari satu tangannya yang sudah Haizley cat.
"Bersama Zayn. Zayn tadi datang di kamar dan mengambil Frizzy."
"Dia terlihat sangat menyukai Frizzy. Mungkin dia ingin punya anak lagi, tapi istrinya tidak mau. Kasihan Zayn," tutur Harry. Entah apa yang salah dari ucapan Harry sampai Haizley memukul paha Harry.
"Berhenti mengurusi rumah tangga orang. Itu juga hak istrinya."
"Aku 'kan hanya menebaknya," kata Harry lagi membela dirinya. Harry ikut tunduk, ia mendekatkan wajahnya pada Haizley yang masih mengecat kukunya. "Kalau aku ingin bayi lagi, kau mau 'kan."
Haizley mendorong wajah Harry agar menjauh, "Frizzy masih bayi. Selama ini aku bahkan mengurus dua bayi."
"Apa? Mana satu bayinya. Kau 'kan tidak melahirkan bayi kembar. Atau jangan-jangan kau punya anak dengan pria lain."
Haizley hanya menggeleng lalu kembali melanjutkan mengecat kuku Harry. "Yang benar saja. Kau tidak pernah berpisah dariku selama satu tahun saja, bagaimana caranya aku punya bayi dengan pria lain."
"Lalu. Apa maksudmu kau punya dua bayi." Haizley berhenti. Bukan karena pertanyaan Harry, tapi karena ia memang sudah selesai. Ia merapikan cat kukunya kembali lalu meletakkannya ke dalam box. "Ayo jawab."
Haizley menatap Harry, itu membuat Harry semakin bingung kenapa Haizley hanya diam dan tak kunjung menjawab pertanyaanya. Haizley tiba-tiba menarik pipi Harry gemas, hingga membuatnya mengaduh kesakitan. "Kau bayi yang satunya. Bahkan lebih mudah mengurus Frizzy dibanding mengurusmu."
"Ahk iya," ucap Harry lalu tertawa bersama Haizley. "Haizley... Hari ini aku mau-"
Haizley menyilangkan tangannya di depan dadanya. "Tidak ada. Sakit tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Moron Five
Fanfiction[✔ | one direction fanfiction] Harry: Apa pendapat kalian mengenai pasanganku? Louis: Bajingan, bitchy, brengsek. Liam: Kurang ajar. ZAYN: MeNJengKElkAn Niall: Segolongannya :v Harry: Harry sedang tidur, aku menggantikannya membalas chat kalian di...