[28] National No Styles Day

2.4K 319 142
                                    

Haizley's POV

Kurang baik apalagi mantanku yang telah menjadi suamiku lagi, dia sudah membuatkan aku sarapan, menjaga Frizzy dan menyuap Frizzy. Benar-benar, Harry itu istri idaman. Siapa yang bahagia? Louis Tomlinson tentunya.

Baru saja aku duduk. Harry sudah datang dan duduk di sampingku. Pura-pura tidak dengar saja, aku kan sedang pakai headphone. Harry mencolek tanganku. "Mau main tidak?"

"Kau sedang dengar apa?" aku menggeser bokongku saat Harry mendekat. Sudah tahu aku ini killer, dia masih berani mengganggu aku.

"Haiz, harusnya saat-saat begini kau mesra denganku," Harry menjilat bibir bawahnya, "Hanya ada kau dan aku di sini."

"Kau anggap apa boneka Annabelle dan Kacang itu?"

"Maksudku. Ya, abaikan. Ayolah, aku menolak ikut dengan mereka karena ingin menemani kau yang sedang malas keluar." sungguh, aku malas bergerak hari ini. Aku tidak tahu di mana orang-orang, bahkan grup chat juga ikut sepi. Di Villa ini hanya ada aku, Frizzy, Harry, dan Olivia. Yakin dan percaya, ini horror. Aku sedang uji nyali. Hanya ada boneka Annabelle, Chucky dan Kelinci jadi-jadian. Hanya aku yang manusia.

"Aku tidak memintamu untuk menemani aku."

"Hello mommy, give me your kisses." Dia mengajak aku menjadi orang gila lagi.

Aku mengecilkan volume ponselku untuk mendengar apa saja yang ingin mahkluk setengah waras ini katakan. Harry mendekatkan Frizzy padaku. "Aku ingin dipeluk."

"Bisa diam, tidak. Kalau kau masih ingin sehat sampai di rumah. Jangan ganggu aku." Harry menggembungkan pipinya mendengar ucapanku barusan.

"Haizley, kau sedang period?"

Aku melepaskan headphone ku. "Ya. Jadi, jangan meminta."

"Kau bohong kan, mana mungkin kau period dua kali dalam sebulan. Kau period pada awal bulan," ucapnya. Hebatnya dia, menghapal siklus menstruasiku.

"Kalau Louis, bagaiamana," aku terkekeh sedangkan Harry memutar bola matanya ke atas.

"Kau haus ya, sayang," di bicara dengan Frizzy tapi dengan sengaja melirik aku.

"Dia baru minum susu setelah dia makan. Jangan mengada-ada."

Aku meluruskan kakiku di sofa sampai menyudutkan Harry. "Haizley, tempat dudukmu banyak."

"Dan aku ingin santai," kataku dengan sengaja menendang paha Harry.

"Baiklah," ucapnya seraya menunjukkan senyumnya padaku. Dia baik-baik saja? Aku menaikkan kakiku diatas paha Harry. Aku akan buat dia merasa tidak nyaman sampai menyingkir dari sofa ini.

"Kau lelah, ya?" Harry meletakkan Frizzy di atasku. Harus aku apakan mahkluk ini agar menyingkir dari sini. Harry justru memijat kakiku.

Memang dasar mesum. Harry, ya, Harry. Dia awalnya memijat betisku, kini sudah naik. "Berhenti melakukan itu. Kau bukan memijat kakiku melainkan mengelus pahaku!"

"Kau tidak ingin sampai atas?"

"Diam. Aku sedang malas bicara."

"Bukannya dari dulu. Kau memang malas bicara, dari dulu. Sampai kapan kau akan memperlakukan aku seperti ini." Ya, dia mulai mengeluarkan dialog Cinderella. "Haizley, Frizzy sudah mulai bicara sekarang."

"Aku sudah tahu. Kau baru tahu itu karena kemarin-kemarin kau sibuk dengan Xiao."

Aku baru ingin memeluk Frizzy tapi Harry mengambilnya dan membuat anak itu berdiri di atas pahanya. "Where is thumbkin, where is thumbkin. Here I am, here I am. How are you today sir. Very well thank you. Run away... run away..."

Moron Five Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang