[30] Kanzo Tomlinson and Shinzo Malik

2.7K 304 125
                                    

Author's POV

"Pstt..." Louis sedang memanggil Harry yang ada di depan pintu kamar yang ditempati oleh Olivia.

"Apa?" tanya Harry, melihat dua temannya. Harry menautkan alisnya melihat Louis dan Zayn lagi-lagi memakai pakaian ninja lengkap dengan samurai.

"Keren tidak," ucap Louis. Harry hanya menaikkan sudut bibirnya, tanda jijiknya melihat penampilan dua temannya.

"Keren Louis!" seru Niall yang sama sekali tidak diperdulikan.

"Lebih keren lagi, kalau kalian memakai kostum kura-kura ninja. Simpan kostum kalian, sebentar lagi Halloween."

Zayn mendekati Harry. "Ini bukan Halloween, ini lebih seru dari Halloween. Mau ikut gila tidak, malam ini?" tawar Zayn. Harry berfikir sejenak, sedangkan Louis mendecakkan lidahnya karena Harry sedang membuang waktunya dengan berpura-pura berfikir.

"Kurasa tidak. Aku ingin menidurkan Olivia."

"Aku mau ikut." Zayn dan Louis menoleh ke sumber suara yang baru saja mengajukan diri. Ya, Niall baru saja menawarkan diri.
Zayn langsung melambaikan tangannya pada Niall. "Boleh Niall, boleh. Ayo sini. Ayo sin-" Zayn berhenti bicara karena Louis membentuk garis tipis bibirnya. Tanda kalau dia tidak setuju.

"Kau sedang apa?" tanya Louis pada Zayn.

"Sedang ini. Ajak Niall."

"Tidak boleh! Yang boleh menentukan itu hanya aku."

"Aku doakan semoga kau bertambah kerdil!" teriak Niall sebelum akhirnya membating pintu kamarnya.

"Ya, apa gunanya ibunya yang maha perkasa itu. Kau sebut nama Haizley saja. Olivia langsung tidur," ujar Louis. Zayn menepuk jidatnya karena melihat Haizley yang sedang berkacak pinggang di belakang Louis. "Ya, jelas Olivia tidur. Kalau tidak tidur, digigit Haiz.

"Lou!" Haizley menaruh jari telunjuk di tengah bibirnya mengisyaratkan pada Zayn, agar tidak memberitahu Louis keberadaannya dan membiarkan Louis terus bicara.

"Ahk! lihatlah Hazz. kau terlihat kikuk jika terus menjadi baby sitter anakmu. Kau harusnya memanfaatkan istrimu yang bajingan itu. Kalau Haizley tidak mau, kau tinggal minta cerai-"

"Lalu kalian hidup bersama." Haizley berdehem cukup keras sehingga membuat Louis berbalik badan. "Mau menikah dengan Harry, ya. Oh Louis. Apa katamu tadi?!"

"Tidak apa-apa. Ayo, Zayn." Louis langsung menarik tangan Zayn sebelum dijadikan makanan penutup oleh Haizley.

"Apa rencanamu. Malam ini?" tanya Zayn seraya berjalan mengikuti Louis yang sedang menyusuri jalan menuju kamar Liam.

"Kita panggil Liam dulu," bisik Louis seraya menyandarkan tubuhnya pada tembok depan kamar Liam.

Zayn memutar bola matanya. Ingin rasanya malam ini, ia membenturkan kepala Louis pada tembok yang sedang ia sandari. "Ya, tadi Niall menawarkan diri, dan kau menolaknya."

"Apa perbedaan ketololan Harry dan Niall?" tanya Louis.

"Kalau Harry itu selain tolol dia mesum. Kalau Niall juga tolol tapi itu karena dia kelewat polos." Zayn menjeda kalimatnya. "Tapi, saya suka saya suka. Saya cinta Niall."

"Lupakan kisah cintamu yang tidak kesampaian pada Niall. Sekarang, fikir. Kita ini ingin mengerjai istrimu dan Eleanor, bagaimana caranya kita menguji nyali bunglon dan tentara militer itu jika Niall menggagalkan rencana kita. Yang ada kita yang kembali uji nyali."

Moron Five Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang