"Hazza," panggil Haizley seraya menggeser kursinya agar dekat dengan Harry. Ia menjalankan tangannya pada bahu Harry seraya tersenyum manis. "Babe..."
"What do you want asshole," ucap Harry.
"Kau baru saja menyebutku bajingan?"
"Iya Haizley sayang, kau mau apa?" ralat Harry. Ia menyingkirkan tangan Haizley dari bahunya. "Pasti kau punya maksud dan tujuan 'kan."
"Go away! Daddy help me," teriak Frizzy selagi ia berusaha lepas dari dekapan Kayonna. Seperti biasa, Kayonna lagi lagi datang menemui Frizzy, dan seperti biasa pula Frizzy lagi lagi menjerit ketakutan karena gadis kecil itu.
Haizley dan Harry berhenti bicara dan menoleh pada Frizzy yang sedang dikejar anak kecil yang seumuran dengannya. "Mommy. Help me!"
"Aku akan mengurus ini," ucap Haizley lalu bangkit berdiri menghampiri anak laki-lakinya yang sedang menjerit seperti ada hal yang menakutkan sedang memeluknya. Padahal yang memeluknya adalah Kayonna. Ia adalah gadis kecil yang cantik dan juga menggemaskan.
"Hi auntie" sapa Kayonna lalu melepas Frizzy. Dengan begitu Frizzy segera lari dan bersembunyi dibelakang Haizley.
"Hi." Haizley tersenyum pada Kayonna lalu sedikit membungkuk agar bisa menatap anak itu lebih dekat. "Kau sudah meminta izin sebelum kesini?"
Kayyona hanya mengangguk sambil terus tersenyum manis pada Haizley. "Mom usir dia. Aku tidak menyukainya. Dia menyeramkan."
"Kayonna sudah sarapan?" tanya Haizley. Kayonna lagi lagi hanya mengangguk. "Atau Kayonna mau ikut sarapan dengan Frizzy."
"Mommy no!" Kayonna langsung mendekati Frizzy. "No. Get away from me. You scare me!"
Haizley kemudian menarik kursi untuk Frizzy dan Kayyona kemudian membantu kedua anak itu naik diatas kursi. "Kayonna mau apa?"
"Kayonna mau Frizzy," jawab gadis kecil itu sambil tersenyum membuat matanya hampir tertutup. Haizley hanya menggelengkan kepalanya lalu memanggil asisten rumah tangganya agar membuat sarapan untuk Frizzy dan juga Kayonna.
"Hello Yoona," sapa Harry ramah. Ia sudah beberapa kali melihat gadis kecil itu datang kerumah.
"Salah Dad. Namanya Kayonna Fujihara. Bukan Yoona," ucap Frizzy.
"Salah. Namaku Kayonna Fujihara Styles," ucap Kayonna lalu merentangkan tangannya berniat memeluk Frizzy, tapi kursi mereka agak berjahuan. Frizzy hanya bergidik ngeri karena ucapan Kayonna. "Uncle, nanti kalau besar Kayyona mau menikah dengan Frizzy."
"Tapi aku tidak menyukaimu!" bantah Frizzy.
"Tapi Kayonna menyukai Frizzy," ucap gadis kecil itu. "Dan Kayonna mau menikah dengan Frizzy!"
"Aku tidak mau denganmu. Nanti kalau aku besar aku mau menikah dengan perempuan seperti aunty Qiuyue. Bukan sepertimu."
"Oh jadi Frizzy sukanya gadis chinese..." ucap Harry seraya mengangguk. Ia tertawa geli melihat kelakuan anak laki-lakinya. "Kayonna juga chinese 'kan. Lebih baik Frizzy dengan Kayonna."
"Bukan uncle, aku Jepang."
Harry hanya mengangguk. "Oh begitu."
"Aku Filipina," celetuk Haizley. Iameletakkan sarapan Frizzy dan Kayonna diatas meja kemudian kembali duduk disamping Frizzy.
"Aku inggris," balas Harry.
"Aku Olivia Styles," ucap Olivia yang baru datang lalu ikut bergabung. Ia duduk didekat Kayonna. Awalnya dia biasa biasa saja, tak lama ia tertawa karena menyadari keberadaan Kayonna.
"Kalau Frizzy dari mana?" tanya Frizzy.
"Frizzy dari tanah. Frizzy 'kan kacang," jawab Olivia membuat Frizzy bertambah kesal.
"Memang iya?" tanya Kayonna dengan wajah polos dan lugunya.
"Iya. Coba saja beri Frizzy spodoptera litura pasti lama-kelamaan dia akan mati," jawab Haizley sambil tertawa dan Harry langsung memukul mulutnya pelan. "Tidak. Tentu saja Frizzy sama dengan aku dan Harry."
"Kata Frizzy. Dia akan pindah dari sini. Memangnya itu benar?" tanya Kayonna lagi.
"Ya. Agar aku tidak melihatmu lagi. Aku lebih suka tinggal dirumah Dad. Kami tidak punya tetangga disana," ucap Frizzy. Bibir Kayonna melengkung ke bawah.
"Sebenarnya kami memang tidak disini. Tapi Haizley ingin punya tetangga. Jadi kami memutuskan untuk tinggal disini. Lihat 'kan, dia ingin punya tetangga padahal dia sendiri tidak diinginkan tetangganya," ucap Harry membuat Haizley langsung menghantamkan tangannya pada bahu Harry.
"Jadi Frizzy tidak akan pindah?"
"Semuanya tergantung Haizley," jawab Harry seraya memutar bola matanya. Ia sudah sering membujuk Haizley untuk pindah tapi tetap saja Haizley tidak mau. Ia mengatakan kalau tempat tinggalnya lebih mudah dikunjungi teman-temannya dibanding tempat tinggal Harry.
"Kau tahu kenapa aku lebih memilih tinggal disini dibanding ditempat tinggalmu, aku ralat istanamu? Itu karena aku mau anak-anak seperti anak normal lainnya. Dan juga aku."
"Memangnya sekarang kau merasa normal?" tanya Harry secara tidak sadar.
"Ih Oliver normal. Frizzy saja yang tidak normal. Mana ada kacang bisa bicara," celetuk Olivia. Mendengar itu Haizley melirik Olivia membuat anak itu diam.
"Maksudku aku mau seperti orang normal lainnya. Kau tahu, kehidupanku sudah tidak normal semenjak aku hidup denganmu."
"Kau 'kan menikah dengan orang yang luar biasa sepertiku. Jadi itu wajar saja," ucap Harry memuji dirinya sendiri. Ia lalu mengecup pipi Haizley. "Thank you sweetheart."
"Ew," gumam Haizley selagi ia memakan sarapannya.
"Oh kurang, ya. Thank you my wife. My babygirl! My baby love muffin strawberry cake pumpkin butternut squash monkey banana lover," ucap Harry gemas sambil mengapit pipi Haizley dengan kedua tangannya membuat bibir Haizley seperti ikan. Ia lalu mencium hampir seluruh wajah Haizley.
"Lepas Harry!" ucap Haizley. Harry tidak memedulikan ucapan Haizley. Ia masih masih memeluk Haizley dan mencium pipinya seperti orang yang sedang gemas.
Ketiga anak yang ada dihadapan mereka hanya diam sambil memakan sarapannya dengan gerakan slow motion. "Uncle, baik-baik saja?"
Mendengar itu Harry langsung melepas Haizley. "Oh hehehe. Ya. Aku hanya bahagia melihat istriku." ia kembali menikmati sarapannya yang tinggal sedikit.
"Dad. Kata Leo dia ingin pindah di dekat sini. Memang itu benar?" pertanyaan Olivia barusan membuat Harry tersedak.
"L-leo maksudmu Leo. Leo bocah ingusan sialan yang sangat menyukaimu. Anak-"
"Ya, calon anak tirimu," timpal Haizley.
"Oh begitu. Itu berarti Louis ikut pindah."
"Aku turut bahagia," ucap Haizley lalu membereskan piringnya. "Aku mengerti perasaanmu saat ini. Aku tak apa jika kau mau membeli rumah lagi dan tinggal dengan-"
"Fuck you Haizley."
"I love you too."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Moron Five
Fanfiction[✔ | one direction fanfiction] Harry: Apa pendapat kalian mengenai pasanganku? Louis: Bajingan, bitchy, brengsek. Liam: Kurang ajar. ZAYN: MeNJengKElkAn Niall: Segolongannya :v Harry: Harry sedang tidur, aku menggantikannya membalas chat kalian di...