Author's POV
"Haizley, kau tidak bersiap siap untuk ikut bersama kami ke peternakan kuda?" tanya Zayn. Ia sedang menggendong Frizzy, mencoba membantu Haizley yang sedang menyiapkan sarapan untuk anaknya.
"Aku tidak bisa pergi. Frizzy baru saja pulih setelah demam, jadi aku masih takut membawanya keluar. Mungkin kau bisa mengajak temanmu."
"Temanku?" tanya Zayn membuat Haizley tertawa. "Uh, ya. Maksudmu Harry."
"Iya." Haizley menutup waffle yang ia buat untuk Olivia sebelum mengambil putranya. "Terima kasih sudah membantuku. Maaf merepotkan, sekarang kau bisa pergi untuk bersiap-siap. Kurasa yang lain sudah menunggumu."
Haizley ikut meninggalkan dapur, ia ingin mencari Olivia untuk memanggilnya sarapan. Saat melewati ruang tengah orang-orang yang ada di villa menatap Haizley.
"Haizley, kau tidak ikut?" tanya Louis.
"Sayangnya aku tidak bisa. Maaf ya, mungkin lain kali."
"Kau tidak bisa atau memang tidak ingin bergabung?" sindir Xiao.
"Kau tidak berhak mengatakan sesuatu yang tidak kau ketahui dengan jelas alasannya. Lebih baik kau diam," ujar Zayn.
"Aku ingin ke kamar. Selamat bersenang-senang ya," kata Haizley tak lupa menawarkan senyum manisnya pada orang-orang. Ia kesal akan perkataan Xiao tapi lebih senang lagi karena Zayn membantunya melawan gadis itu.
"Waktunya tidur," ucap Haizley lalu membaringkan Frizzy di ranjang bersama dengannya. Beberapa hari ini anak itu sangat manja pada Haizley dan sangat jarang ingin diambil oleh orang lain selain orang tuanya.
Haizley mengusap kepala Frizzy dengan lembut agar anaknya itu segera tidur. Anak itu tidak tampak mengatuk sama sekali, ia justru sibuk menarik bagian depan pajamas Haizley seperti ingin mengajaknya bermain.
"Haiz—" Harry berhenti memanggil Haizley saat istrinya itu hanya meletakkan jari depan bibirnya meminta Harry untuk mengecilkan volume suaranya. "Sayang, kau tidak ikut dengan yang lainnya?"
"Kau tidak lihat ini," ucap Haizley sambil menatap Frizzy yang sedang berbaring dengan nyamannya di atas perutnya. "Aku tidak bisa meninggalkan Frizzy. Kau bisa pergi dengan Olivia."
Harry hanya mendesah pasrah lalu ikut berbaring di atas tempat tidur. "Frizzy sudah tidak demam lagi 'kan?"
"Tidak. Tapi dia tidak mau lepas dariku."
"Really," Harry menempelkan bibirnya pada pipi Haizley lalu memeluknya dari samping. Harry terus mencium Haizley sebelum akhirnya Frizzy mendorong wajah Harry agar menjauh dari wajah Haizley. "What the—"
"Dia mirip seperti Olivia saat masih bayi. Kau ingat?" tanya Harry. Haizley hanya mengangguk sambil tertawa pelan. Dulunya Olivia juga seperti itu, marah pada Haizley saat ia bermesraan dengan Harry.
"Aku ingin mandi. Jaga Frizzy dulu, ya." Haizley mencium pipi Harry sebelum meletakkan Frizzy di atas perutnya.
Harry's POV
"Haiz, kenapa kita tambah menua setiap harinya?" tanyaku pada Haizley yang juga sedang bercermin di sampingku. Mungkin dia ingin bertanya pada cermin 'siapa yang paling cantik?' dan cermin akan menjawab 'Harry'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moron Five
Fanfiction[✔ | one direction fanfiction] Harry: Apa pendapat kalian mengenai pasanganku? Louis: Bajingan, bitchy, brengsek. Liam: Kurang ajar. ZAYN: MeNJengKElkAn Niall: Segolongannya :v Harry: Harry sedang tidur, aku menggantikannya membalas chat kalian di...