[04] Sheep and Wolves

3.8K 412 98
                                    


Harry's POV

Kepala Zayn sedang dililit dengan menggunakan perban, dia seperti pendekar dengan perban itu. Seandainya aku tahu begini, lebih baik aku tidak berbohong kepada istrinya, dan membiarkan perempuan berambut pirang itu melanjutkan penyiksaannya, dan juga kami tetap menjadi trio mengenaskan bukan menjadi duo seperti sekarang. Zayn sedang merasakan enaknya disuap oleh istrinya, Liam tentu saja setiap harinya dia dimanjakan oleh istrinya, sementara Niall justru kebalikannya dia sedang menyuap istrinya. Dan sekarang aku dan Louis hanya bisa menelan liur kami yang pahit melihat pasangan pasangan ini.

"El, aku juga mau." Louis bergelanyut pada Eleanor, aku yakin setelah ini Louis akan dimutilasi.

"Harry sedang menganggur, kenapa kalian berdua tidak saling menyuap. Ayo Harry, suap Louis." seandainya disini tidak ada Liam yang kemarin mengancam akan menenggelamkanku jika berkelahi dengan si blonde sialan itu lagi, aku akan melompati Niall yang sedang terkekeh bersama istrinya yang awalnya kuanggap sebagai bidadari sekarang aku anggap sebagai setan.

"Ayo Harry, buka mulutnya. Pintar anak Daddy," kata Louis dengan menirukan gaya Niall yang sedang menyuap istrinya.

Aku mendorong tangan Louis. "Apasih Louis."

"Ayo sayang, pintar." Louis memasukkan wortel yang belum dipotong ke dalam mulutku. Dia pikir aku Kelinci. Zayn mengacukan jempolnya padaku, aku hanya memutar bola mataku. Terkadang aku juga kasihan melihat Zayn yang makan hati setiap hari, biarlah dia menikmatinya untuk saat ini.

"Dad," aku menoleh ke Olivia yang mulutnya sedang dipenuhi pancake.

"Apa?" tanyaku sinis,

"Kenapa Dad, tidak menyentuh makanannya?"

Aku mendengus dan menoleh ke Louis yang sedang mempermainkan Pisau dapur, mungkin ia ingin menancapkan pisau itu ke dadanya. "Kau lihat Louis? Nasibku sama dengannya. kau lihat sendiri, hanya aku dan dia yang tidak disuap di sini"

"Mom, Dad ingin di suap," Olivia menarik baju ibunya yang seorang bajingan bengis itu.

"Apa gunannya tanganmu," ucap Haizley. Aku melirik Louis di sampingku, ternyata dia sudah tidak ada. Kemana perginya mahkluk itu, aku mencarinya di samping kiri dan kananku. Aku menoleh ke belakang dan mendapati Louis sedang mencakar-cakar tembok dan menggigit bajunya, ada apa dengannya?

"Sini." suaranya sangat kecil tapi aku masih bisa mendengarnya. Aku menautkan alisku pada Louis, aku seolah melontarkan pertanyaan akan apa yang ia lakukan di sana.

Mungkin Louis mengajakku untuk mencakar-cakar tembok juga, tetapi sepertinya aku akan lebih memilih untuk membenturkan kepalaku ke tembok. Aku sangat jengkel pada orang orang yang ada di dekatku ini, belum lagi Niall sedang tertawa melihatku bersama Louis tidak diperdulikan oleh duo bedebah yang sudah mempunyai dua anak itu. Atau yang lebih tepatnya trio, tetapi istri Zayn sedang tidak menjadi istri yang kejam selama dua hari ini. Aku memutuskan memberi nama Eleanor dan Haizley sebagai duo serigala, mereka sama liarnya seperti binatang itu.

"Kemana dua gadis China itu?" Louis baru saja bertanya membuat Eleanor menatapnya tajam namun Louis

"Mereka sedang ada di rumah pohon," jawab Qiuyue.

Aku terlonjak kaget saat Haizley menarik leherku dan mencium pipiku, dia menempelkan bibinya dekat telingaku. "Jangan coba-coba dekati dua gadis itu. Awas kau," bisiknya.

"Iya iya sayang, nanti malam kita lanjutkan lagi," aku ikut mencium pipi Haizley lalu mendekatkan bibirku pada telinganya. "Aku tidak tertarik pada mereka."

Moron Five Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang