Chapter 14 : Beraksi

6.9K 499 9
                                    

Frezey's POV

Hanya VAMP yang mampu kususupi, aku tidak mungkin membobol Divisi Keamanan, lagi pula, itu tidak baik untuk karier ayahku. VAMP satu-satunya yang membuka diri untukku, itu akan sangat bagus untukku.

Keesokan malamnya, seusai sekolah, aku pergi ke markas VAMP. Kupikir, toh tidak ada jalan lain, jadi.. Aku akan ambil resiko ini.

Anggota yang lain, seorang wanita, tampaknya sudah mengenaliku, begitu aku datang seorang wanita bertanya padaku tentang surat lalu menuntunku menuju suatu tempat yang kupikir adalah ruangan Alex. Ternyata, tidak.

Wanita ini membawaku ke tempat yang mirip seperti ruangan Alex, hanya saja tanda di atas pintu menyatakan "Director VAMP", yang kupikir sepertinya ini benar-benar bukan ruangan Alex.

Ketika pintu dibuka, seseorang berbalik dan berkata, "Ah.." berdirilah seorang Pria paruh baya -mungkin seusia ayahku, menyambutku masuk, "Kau pasti Frezey Heater, kan?"

Setelan jas mahal, sepatu mengkilat, semua yang serba rapi. Dia benar-benar cocok menjadi Direktur. Kulihat papan nama yang berdiri di atas meja Pria ini. Charlie Campbell. Dia ayah Alex!

Pria ini -Pak Campbell, melihatku sedang memperhatikan papan namanya,"Kau pasti bingung kenapa kau ada disini" katanya bersimpati, "Tenang saja sayang.. Kau ada di tempat yang tepat."

"Hmm.. Aku datang atas permintaan Alex, pak." kataku pada Pak Campbell.

"Aku tau, aku hanya.. Kau tau, penasaran padamu Sweety.." nadanya terdengar menjijikkan saat dia yang menggunakannya.

"Yah.. Seperti inilah aku.." aku mengangkat bahuku acuh.

Pak Campbell memperhatikanku dengan seksama, seperti sedang memperkirakan bagaimana cara menyiksaku dengan tepat, "Oh dear.. Kau sangat menarik."

Aku hanya menatapnya, tak mengerti apa maksudnya.

"Ada sesuatu yang misterius dalam dirimu" misterius? Oh yang benar saja!

"He ehmm.." responku sekenanya.

Tak lama kemudian, Alex datang. Sepertinya marah.

"Ayah.." gumam Alex, "Dia tak seharusnya disini. Dia milikku"

Pak Campbell tersenyum, dengan senyum memuakkan yang membuatku bertanya-tanya, mereka kadang terlihat mirip, "Ahh.. Aku hanya memastikan sebentar"

Alex hendak mengatakan sesuatu, tapi sepertinya lidahnya terlalu kelu untuk mengatakan sesuatu. Tubuhnya sedikit bergetar, seolah menahan rasa sakit. Sementara Pak Campbell tetap memandang Alex tanpa ekspresi.

"Baiklah nak.." kata Pak Campbell akhirnya, "Jaga dia baik-baik.." Pak Campbell memandangku, "Kau, persiapkan dirimu"

***

Apa sesering itu orang-orang VAMP berubah tidak waras? Aku jadi bingung dengan tingkah laku sinting mereka. Berkata seolah-olah aku ini sesuatu seperti, kau tau? Seolah saat kau memilikiku kau akan menakhlukan dunia atau apa. Mereka benar-benar kehilangan akal sehat. Andai aku tidak penasaran pada orang itu, aku tak akan pernah menginjakkan kakiku kemari lagi.

"Apa ayahku mengganggukmu?" tanyanya mengagetkanku, kupikir dia hanya akan diam sepanjang perjalanan ke ruangannya.

"Tidak sama sekali.." jawabku berbohong. Asal dia tau saja, ayahnya membuatku aneh.

Ia tertawa, seolah mengetahui kebohonganku,"Tak perlu menutupinya."

Mendengar jawabannya membuatku ingin tertawa juga, sejak kapan Alex punya selera humor?

Kami memasuki ruangannya, nah.. Kalau begini baru benar. Ruangan yang sama yang kudatangi saat aku datang pertama kali. Semua sama persis, kecuali agenda VAMP tahunan yang kurasa baru saja diganti.

"Duduklah.." kata Alex padaku, aku menurutinya, "Jadi.. Apa yang membawamu kemari? Tiba-tiba kau berubah pikiran?"

"Hmm.. Kurasa, aku harus mencobanya sebelum berkomentar.." jawabku mengakuinya, sembari menahan rasa malu yang mendesakku untuk menghilang dari hadapan Alex, "Semua orang menyuruhku untuk masuk kemari, kan?"

"Kau butuh sekedar dari kata orang untuk mengambil keputusan ini, ya kan?" Alex menyentuh dagunya, seakan mengintrogasiku.

Aku hanya mengangkat bahu,"Tapi aku tetap disini sekarang."

"Baiklah.." katanya sambil membusungkan dada, kurasa dia masih cukup terkejut akan keberadaanku ini. "Kalau kau sudah disini, akan kujelaskan semuanya.."

Dan dengan ini, misiku selesai. Oh, tidak, tidak.. Paling tidak ini adalah awal yang baik.

***

Perbatasan terlalu berbahaya, masuk ke kota jauh lebih konyol lagi. Jadi.. Apa pilihan yang kupunya?

***

Alex's POV

Gadis ini tak pernah bisa ditebak, dia benar-benar kacau. Beberapa hari yang lalu ia bertingkah seolah dia tidak peduli dengan semua surat-surat kami. Tapi, dia mengubah pikirannya terlalu cepat. Tidakkah ini sesuatu yang aneh? Tidak! Bukankah ini yang kau mau?, sebagian dari diriku merasa senang mampu menakhlukkannya. Tapi.. Entahlah..

"Wah, wah.." seru ayahku, "Kau memilih anak yang salah, Alex"

Aku menoleh dan memandang ayahku,"Apa maksudmu?"

"Tadinya, kupikir saat kau bilang, "Sudah Kusiapkan" itu berarti dia adalah anak terbaik yang kaulihat.." dia mendekatiku memutariku lebih tepatnya, rikuh saat ayah melakukan itu, karena saat ayah melakukan itu berarti ada sesuatu yang tidak beres.

"Dia akan jadi yang terbaik.." kataku penuh keyakinan.

Di berhenti sejenak, lalu tertawa dingin,"Jadi, kau pikir semudah itu mengendalikannya?" pertanyaannya menyerangku, "Katakan, Nak.. Berapa kali kau menyuruhnya kemari? Kutebak dia sangat sulit dimengerti."

Aku hendak menjawab, tapi aku tak tau apa yang harus kujawab.

"Yah, aku mempercayakan sesuatu yang besar padamu, jadi--"

"Tyler merasakannya juga," potongku, Ayah hanya melihatku, terkejut aku memotong pembicaraannya, "Kau sendiri yang mengatakan Tyler vampire paling berbakat yang kau temui.. Sekarang, opininya adalah bahwa anak itu memang punya sesuatu yang akan membantu kita."

Dia melihatku seakan mempertimbangkan apa yang kubicarakan,"Aku tidak peduli, yang jelas, ini adalah proyek besar, aku tidak mau kau mengacaukan apapun. Kau mengerti?"

Tak ada hal lain yang bisa kukatakan, kecuali,"Aku mengerti."

***

Maaf yaa kalo kependekan lagi :D ini masih update-an lama..

Next chapter diusahakan cepet dan panjang deh..

Buat chapter ini dedikasi kusampaikan pada lollyalone_, rasa keponya semoga membuatmu betah nongkrong di VHS

Buat yang lain, yuks jangan lupa comment yang seru, saran atau apalah :D aku menerima semuanya kok..

See you next Chapter yaa, ku tunggu temen2 lain buat dedikasi selanjutnya ;)

Don't forget to follow, vote and comment


Vampire High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang