Chapter 23 : FWB (Friend With Benefit) Part 2

3.9K 262 11
                                    

Hai gaes, so sorry.
Serius, aku udah pengen banget update tapi kesibukan+kuota yang sekarat. Beli sana sini, jaringan trouble, arghh
Tapi Puji Tuhan, sekarang dapet juga.. Oke deh, langsung ajah tuh Frezey sama Sam udah nungguin
Happy reading.

***

Frezey's POV

Aku menunggu Jezky, begitu mendengar bakatnya, tiba-tiba saja ide gila ini tercetus. Satu-satunya masalah adalah, apakah Jezky mau menolongku? Entahlah, paling tidak aku harus mencobanya.

Aku menunggu sedikit lebih lama sampai aku menemukannya. Dia sendirian, dan sedang tampak tak semangat. Apa yang terjadi pada bocah kerajaan itu?

"Hei! Kau baik-baik saja?" sapaku.
"Iya, aku baik." jawabnya, aku menangkap kebohongan dalam kata-katanya.
"Okay, jadi begini--"
"Apa temanmu punya kepribadian ganda?" potongnya, aku terkejut menyadari dia sedang membicarakan Carent.
"Eh? Siapa? Carent?"
"Dia sangat manis awalnya, tapi kemudian berubah jadi segalak ibu beruang." aku menghela nafas.
"Ibu beruang selalu punya alasan untuk marah," kataku, "Kau membuatnya marah."
"Apa? Aku? Aku kenapa?" sangkalnya, "Apa karena kejadian di kelas Mr. Reynolds? Oh ayolah.. itu bukan masalah besar!"
"Bukan masalah besar? Kalau begitu berikan aku definisi "Masalah Besar"!" kutekankan kata masalah besarnya.
"Hmm.. Ya, yang jelas bukan seperti ini. Jadi kau juga menyalahkanku?"
"Kau memang salah." jawabku datar.
"Ya Tuhan, kalian para cewek bener-bener susah dimengerti." katanya sambil mengacak-acak rambutnya. Aku memandangnya.
"Kenapa kau mau mengerti Carent?" tanyaku.
Dia terkejut mendengar pertanyaanku, "Eh, aku tidak bilang aku ingin mengerti dia."
"Baiklah, baiklah.. Terserah. Aku butuh bantuanmu." jelasku langsung to the point, "Aku membutuhkan bakat brilliantmu itu."
Dia memandangku penasaran sementara aku menjelaskan semua kondisinya, dan tentu saja menyensor bagian Sam adalah manusia.
"Jadi, kau mau aku mengelabuhi satpammu?" aku mengangguk, "Apa untungnya buatku?"
Aku memutar bola mata, "Apa saja yang kau mau. Kau mau mengerti Carent? Akan kubantu!" dia menyerngitkan dahi.
"Kenapa sih kau berfikir aku ingin mengerti Carent?"
"Entahlah, tapi hei.. kau yang memulai percakapan tentang Carent!"
"Baiklah, baiklah. Bisa aku simpan janjimu dulu? Aku belum ingin melakukan sesuatu yang memerlukan bantuanmu sekarang."
"Baiklah, tidak masalah." aku tersenyum puas.

Tunggu saja, Sam.

***

Sam's POV

Aku mengangkat ponselku lagi.
2 hari! 2 hari aku tidak mendengar kabar dari Frezey, rasanya aku sudah ingin mati saja karena merasa bersalah. Aku ingin tau kondisinya. Aku ingin tau apakah dia baik-baik saja. Aku ingin mengatakan padanya semua akan baik-baik saja.
Kupandangi lagi ponsel itu, tanganku mencari nomor ponsel Frezey. Ragu-ragu, namun aku tetap menelponnya.
"Sam.." sahutnya.
"Bu Heater, bagaimana keadaan Frezey?"
Terdengar helaan nafas, "Aku sudah mengatakannya padamu kemarin."
"Boleh aku berbicara padanya sekarang?"
"Tidak, Frezey sedang bersekolah."
"Kalau begitu boleh aku berbicara padanya nanti?"
"Sam, tidakkah kau mengerti maksud kami melarang kau dan Frezey saling bertemu?"
Nafasku tercekat, tentu saja. Mereka tidak mau aku dan Frezey bertemu lagi.
"Bu.. Aku tau aku membahayakan putrimu, tapi aku hanya ingin mendengar suaranya. Aku hanya ingin berbicara padanya."
"Kenapa kau begitu peduli pada Frezey? Kalian bahkan tidak saling mengenal."
Kenapa? Rasanya aku tidak sempat memikirkan alasannya, "Uhm.. Karena.. Aku berhutang nyawa padanya."
Lama, tak ada jawaban. Sesaat kemudian terdengar bunyi klik dan sambunganpun berakhir.

***

Jezky's POV

Kenapa aku menolong cewek ini? Sejujurnya aku tidak tau kenapa. Aku sedang kesal pada perubahan sikap sahabatnya, tapi malah menolong cewek ini yang notabene sahabat Carent juga.

Vampire High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang