Alex's POV
Dia berdiri disana, aku dapat menatapnya melalui dinding tebal. Dia gadis yang berbeda, berbeda dari yang lainnya. Dia polos, vampire yang berhati hangat. Bagaimana mungkin dia bertahan di dunia kami yang begitu dingin dan berdarah? Dia tidak akan bisa. Tapi, kurasa inilah yang akan menyelamatkannya, VAMP dan aku akan membuatnya kuat. Dan dengan bakatnya VAMP akan menjadi makin kuat .
***
Frezey's POV
Aku menatap laki-laki itu sekali lagi, memastikan kalau dia memang sedang mengajakku untuk keluar dari tempat ini. Dia mengangguk kearahku. That's perfect!
Aku bangkit dan berusaha keluar dari barisan, "Permisi.."
"Hei, kau mau kemana? Dia belum menyuruh kita kemana-mana" Tegur Chloe "Kupikir tidak seharusnya kita pergi dari sini."
"Tidak apa-apa Chlo, aku hanya ingin pergi sebentar" Kataku menenangkannya
"Hmm, terserah kau sajalah"
Aku segera pergi, orang-orang tampaknya tak peduli pada gangguan yang kusebabkan. mereka tetap saja dapat menemukan fokus untuk memperhatikan penjelasan si pembawa acara. Bukannya apa-apa, aku hanya bukan tipe anak yang suka duduk diam mendengarkan penjelasan seseorang selama seharian. Itu benar-benar membosankan.
"Hei.." Sapaku pada Tyler "Kau Tyler, kan?"
"Yeah.." Jawabnya santun "Senang kau masih mengenaliku"
"Bagaimana mungkin aku bisa lupa?" Aku tertawa, mengingat lupa sebenarnya adalah nama tengahku. Aku pelupa tingkat tinggi.
"Ada seseorang yang ingin menemuimu.." Katanya begitu ringan. "Ikuti aku"
"Ha?" Aku berhenti tertawa. Aw."Maksudku, siapa?"
Dia tertawa menggodaku, "Lihat saja nanti"
Tyler menuntunku menuju sebuah ruangan yang lumayan jauh dari Gymnasium, tempat pengarahan tadi. Menuju ruangan lain yang juga memiliki banyak kaca. Entah hanya perasaanku saja, atau memang VAMP memang maniak pada kaca.
Saat memasukinya, aku melihat seorang pria yang sedang berdiri didekat kaca yang mengarah pada pusat kota Mysticloud. Ia menoleh pada kami, dan jantungku terlonjak karenanya.
"Hai Frezey.." Sapanya sambil menunjukkan senyumannya "Senang bertemu lagi denganmu" Itu Alex Campbell.
"Oh, hai.. Kau lagi." Jawabku sekenanya. Keberadaannya membuatku rikuh. Terakhir kali kami bertemu, dia membuatku merasa.. Terintimidasi.
"Aku akan tinggalkan kalian" Kata Tyler lalu pergi meninggalkan kami sendiri. Oh, yang benar saja!
"Aku harap kau punya kesan pertama yang baik pada kami" Kata Alex sambil tersenyum.
"Kurang lebih begitu" Timpalku "VAMP begitu.."
"Mengagumkan?" Sarannya penuh kepercayaan diri.
"Tembus pandang" Aku menjawab apa adanya. "Gedung ini punya kaca lebih dari yang diperlukan"
"Haha.." Dia tertawa mendengar jawabanku, suaranya sangat menggairahkan "Kau punya selera humor yang lumayan"
"Ya, tidak selamanya vampire itu dingin kan?" Dia hanya tersenyum sekarang.
"Ya, aku bisa melihatnya" Dia memandangku. Mata hijaunya melakukan hal itu lagi, melihatku seolah dia sedang menelanjangiku ditempat. Aku bisa saja merona, tapi tidak mungkin.
"Boleh aku tau, kenapa kau melakukan itu?" Akhirnya aku memberanikan diri bertanya.
"Melakukan apa?"
"Kau menatapku" Aku menatap mata hijau itu dengan tidak percaya diri "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tuntutku lagi "Itu membuatku.. kikuk. Tidak nyaman"
"Apa aku membuatku tidak nyaman?" Susah mengetahui jalan pikirannya. Dia sangat stabil, sangat dingin. Aku jadi bertanya-tanya, berapa umur Alex sebenarnya.
"Bukan begitu.. Hanya saja, kau membuatku merasa aneh" Aku mengakuinya.
Dia tertawa, lagi. "Maafkan aku, aku sering tak terkontrol"
"Yah.. It's okay.." Suasana jadi sedikit awkward setelah itu.
"Jadi.." Katanya mencairkan suasana. "Bagaimana menurutmu VAMP?"
"Hmm.. VAMP memang sangat keren." Aku menjawabnya sambil melihat-lihat sekitarku. Aku baru menyadar bahwa kami tidak terlalu jauh dari tempat pengarahan tadi. Dan suara wanita yang mengarahkan kami tadi masih terdengar jelas. Mataku terpikat pada pemandangan di sisi ruangan yang menghadap kota ini.
"Aku senang kau datang" Ujar Alex. Jika itu Tyler, aku mungkin akan senang mendengarnya. Tapi, ini Alex. Walaupun ia pernah membuatku terpukau, tapi kini dia membuat perasaanku kacau.
"Hmm, aku juga"
"Kau tau, aku melihat sesuatu dalam dirimu.." Ucap Alex tiba-tiba, aku memandangnya skeptis. "Kau akan sangat membantu VAMP"
"Apa maksudmu?"
"Kau tau.. Bakatmu.."
"Bukan, maksudku bagaimana mungkin aku membantu VAMP?" Dia mendekatiku.
"Hmm.. Kau benar-benar tidak tau? Kau punya bakat Freze.." Dia membisikkan sesuatu ditelingaku "Denganmu, VAMP akan makin kuat" Aku memandangnya, masih belum paham.
"Dengan semua anak disana, juga" Kataku sambil menunjuk Gymnasium.
"Aku ragu.." Kata-katanya menggantung "Tyler juga merasakannya, dia adalah pembaca aura. Dia tau saat ada orang yang punya potensi kuat berada disekitarnya" Tyler? "Itulah, kenapa aku mengirimnya padamu."
"Untuk mengujiku.." Gumamku. Ia mengangguk padaku
"Dan dia membawa hasil yang memuaskan Frezey." Katanya lagi "Kau punya bakat yang kau sendiri tak menyadarinya"
***
Thanks buat new Followerku..
Aku seneng banget buat apresiasi yang sudah kalian berikan..
Love You guys.. {}
Don't forget to follow, vote and comment
![](https://img.wattpad.com/cover/18595101-288-k416078.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire High School
VampirosSaat takdir memaksamu menjadi sesuatu yang lain. Antara cinta, keluarga dan masa depan.