Alex's POV
Hari jadi makin berat. Terlebih saat Anna jadi semakin tidak stabil. Kemarin aku menemuinya, dan keadaannya sungguh mengerikan.
Anna adalah vampire slave dari si brengsek Charlie, dan akhir-akhir ini hidup saudara perempuanku itu semakin kacau. Karena menjadi vampire slave berarti menyerahkan seluruh hidupmu bagi seorang vampire master, kau akan bersatu dengannya, mastermu akan meminum darimu dan kau akan sama kekalnya dengan mastermu, kau akan tetap jadi manusia namun darah mastermu akan mengalir dalam darahmu dan artinya mengikatmu dengannya sampai mastermu mati. Begitulah yang terjadi pada Anna. Saat memikirkan kejadian slave-process itu, ingin rasanya aku membunuh Charlie saat itu juga, tapi sayangnya wujud manusiaku tak dapat menandinginya waktu itu.Aku melihat ke luar jendela dari ruanganku, kulirik jam dinding yang tergantung disisi kiri ruanganku, 3:00 pm.
Tak lama kemudian, seorang wanita bergerak ke arahku, mataku masih tertuju ke luar, tapi seluruh indraku mengidentifikasi wanita ini. Levi.
Sejurus kemudian, tangan nan lembut menepuk punggungku, dia benar-benar tau.
"Aku turut merasa sedih." katanya.Aku tersenyum getir, "Kau tidak perlu."
Dia berdiri tepat disampingku. Matanya mengikuti pandanganku. "Kau ingat bagaimana ayahku mati?"
Pikiranku melayang pada peristiwa puluhan tahun lalu, saat kami sama-sama vampire baru. Kami begitu hilang kendali, kehausan setiap saat. Suatu malam tanpa sengaja kami pergi berburu terlalu jauh, kami melewati perbatasan aman bagi para vampire dan menemukan seorang pria dalam keadaan mabuk, pria paruh baya bertubuh ceking, saat melihat Levi matanya berbinar aneh, menyiratkan emosi aneh yang tak dapat kupahami. Levi tidak dapat mengontrol hasratnya akan darah, sebagai manusia yang cerdas kini kecerdasan itu sudah tumpul dengan tubuh abadinya yang baru, digantikan dengan hasrat darah yang harus dipuaskan.
Levi menyerang pria itu dengan begis, namun menyatakan perlawanan saja pria itu tidak. Dia mati begitu saja.
Dan setelah kobaran hasratnya mereda, Levi menyadari kesalahan terfatal dalam hidupnya. Bahwa si pria yang mati itu adalah ayahnya.
Aku terkesiap, kurasakan getaran dari tubuh Levi, dia pasti melihat ingatanku itu dan itu pastilah tidak menyenangkan baginya. "Tidak apa-apa, kok." katanya.
"Aku minta maaf." kataku.
Dia menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang kembali, aku tidak hidup dimasa lalu. Sama seperti yang kau katakan dulu." katanya begitu tenang, aku bertanya-tanya apakah itu ketenangan alami atau dia sengaja mengendalikan emosi seperti biasanya? Lalu Levi terkekeh pelan, "Aku tidak bisa melindungi ayahku. Tapi kau masih bisa melindungi Anna."
Aku tersenyum getir. "Kuharap juga begitu.
***
Frezey's POV
Hari terburuk dalam hidupku, saat sahabatku mengatakan hal yang paling kuhindari selama ini.
Saat ini aku sedang dalam perjalanan ke markas Vamp, tapi pikiranku melayang jauh dari tujuanku. Aku kembali memikirkan setiap peluang dan kejadian yang mungkin terjadi, sayangnya aku bukan penganalisis sehebat ayahku. Bukannya membuat keadaan jadi jelas, analisisku membuat kepalaku berdenyut-denyut parah.Tak perlu waktu lama, karena kecepatan lari vampire cukup mumpuni untuk mempersingkat waktu. Yea, keuntunganku.
Hari ini malam begitu indah, dengan hamparan bintang nan cantik yang menghiasinya. Semua terlihat sangat indah sampai-sampai aku merasa alam sangat tidak adil. Seolah keindahan alam ini mengejek suasana hatiku yang lagi buruk-buruknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire High School
VampirgeschichtenSaat takdir memaksamu menjadi sesuatu yang lain. Antara cinta, keluarga dan masa depan.