Frezey's POV
Tak ada yang bicara setelah pertanyaanku. Carent memandangku dan ibuku bergantian.
"Hmm, bagaimana mungkin vampire melahirkan?" tanyanya polos.
"Ma- maksudku.. Eh.." ibuku berusaha berbicara, terbata-bata.Sebuah ringtone terdengar, memecahkan keheningan.
"Hmm, sorry.. My phone." seru Carent.
Ia mengangkat ponselnya lalu berjalan keluar, aku memandang ibuku.
"Mom, kau berhutang penjelasan padaku." kataku.
Beberapa menit kemudian Carent datang sambil berkata, "Maaf semuanya, aku harus segara pulang. My mom.." Carent memutar bola matanya, "Kau taulah.."
Aku tersenyum, "Baiklah, hati-hati di jalan Care.."
Setelah beberapa cipika cipiki, Carent melesat pulang.***
Aku menatap ibuku. Mom berusaha tidak memandangku.
"Kenapa Mom bilang lalu lahirlah aku?" kataku membuka pembicaraan, "Secara biologis, aku bukanlah anakmu kan, Mom?"
Ibuku masih diam beberapa saat sebelum menjawabku,"Bukan.."
"Lalu? Apa maksudmu tadi, Mom?" tuntutku.
"Ka- Kau.." jawaban ibuku menggantung di udara, menyisakan kami dengan suasana hening, lagi.
"Frezey.." tegur seseorang, aku tau benar siapa yang sedang menegurku, Dad, "Kenapa kau menanyakan hal semacam itu?"
"Eh, mom bilang aku lahir dari mom.." kata-kataku lebih terdengar seperti bertanya daripada memberitahu.Ayahku memandangku muram.
"Kami melihatmu terkapar saat itu.." katanya kemudian, "Kau adalah manusia yang sangat baik, kami berdua mengenalmu secara pribadi, dan melihatmu sekarat sangat menyakitkan bagi kami." jelas ayahku, "Lalu lahirlah kau, ibumu sendiri yang membuatmu"
"Ak- aku tidak suka mengingat kejadian itu.." timpal ibuku kemudian.
Aku hanya tertunduk, sepertinya aku menanyakan hal yang tidak tepat, "I'm so sorry, mom."
Ibuku memandangku lalu tersenyum pahit, "Tak apa.. Kau layak untuk mengetahuinya.."
Dad memandang ibuku, tapi ibu sama sekali tidak memandang ayah walau hanya satu detik.
Tiba-tiba, aku teringat akan mimpi Sam. Seseorang menyeretku dan..
"Hmm, Dad.." panggilku.
"Ya?"
"Kau tau apa yang terjadi padaku, Dad?"
"Maksudmu?"
"Kau tau, seseorang mendapatkan visi tentangku, katanya memang ada seseorang yang ingin membunuhku."
Terlihat ekspresi terkejut di wajah ayah, "Siapa? Siapa yang mendapat visi seperti itu?"
Aku diam beberapa detik, "Hmm.. Teman.."
"Teman? Siapa?"
"Yah, pokoknya teman.."
"Siapa Frezey?" ayahku tetap mendesak.
"Tidak bisakah kita lewati bagian itu?"
"Tidak. Aku mengenal setiap orang di kota ini, aku tau setiap bakat mereka, dan aku yakinkan kau kalau kau bahkan tidak mengenal mereka."
"Jadi maksud ayah?"
"Siapa dia?" ayahku memang penganalisis yang hebat, sial sekali aku.
"Ehm, hanya kenalan.. Lupakan saja, Dad." akhirnya aku menyerah, "Aku lelah, aku akan ke kamar."
Dan akupun meninggalkan mereka begitu saja, lelah berbohong.***
Alex's POV
Hidup kadang memberi kita kejutan-kejutan, yang kadang juga mampu memutuskan akal sehat kita.
Seperti saat Frezey mengatakan padaku dia bersedia bergabung dengan VAMP. Kedatangannya mengejutkanku.
Setelah banyaknya surat dan rayuan, kenapa baru sekarang dia mendatangiku?
Sepertinya itu tak jadi soal, karena akhirnya, aku memilikinya.Kadang, aku memikirkan kata-kata ayahku tentangnya, ledakan emosinya tak akan berdampak baik buat VAMP. Tapi, entah apa yang membuatku meyakininya, aku terpukau padanya.
Bakatnya, hatinya, semua tentangnya bagaikan candu.."Ehem.." tegur seseorang, dia pastilah Levi."Apakah ada yang sedang jatuh cinta?
Aku menoleh untuk melihatnya,"Tidak sopan membaca pikiran orang tanpa permisi." Seperti biasanya, Levi tau bagaimana membuatku tertawa.
"Hahaha.." Levi tertawa juga lalu berjalan mendekat padaku, tubuh 170cmnya menjulang tinggi, dengan rambut pirang panjangnya yang selalu dikuncir ekor kuda, senyuman hangat dan style fashionnya yang up to date menawan, dia adalah sahabatku, kami bersahabat hampir 1 dekade.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire High School
VampirosSaat takdir memaksamu menjadi sesuatu yang lain. Antara cinta, keluarga dan masa depan.