Frezey's POV
Aku tidak suka ekspresi Carent, setelah melihat cowok kerajaan itu moodnya berubah drastis, tidak seperti Carent yang kukenal.
"Oh, ayolah Care, apa kau akan diam saja sepanjang malam?"
Tatapannya tetap pada segelas smoothie strawberry-bloodnya -please jangan suruh aku menjelaskannya rasanya, "Hmm.."
"Masih banyak cowok diluar sana Care.."
Carent menatapku, "Kau tidak pernah merasakannya, ya?"
Aku tertegun, "Eh, aku tidak tau.."
"Begitu melihatnya, aku bisa merasakan keterikatan.. Seolah aku menemukan bagianku yang hilang."
"Hmm.. Wow.." responku sekenanya.
Kami makan dan minum dalam keheningan janggal, sampai seseorang datang, Alex.
"Hai Frezey.." sapanya.
"Huh? Hai.." aku hampir lupa dia masih bersekolah disini.
"Kau siap malam ini?" tanyanya politely, lalu duduk didepan kami.
"Well, siap atau tidak aku harus siap." jawabku.
"Haha.." dia tertawa ramah, "Don't worry, aku percaya kau bisa mengatasinya."
"Yeah.."
"Hai, kau Carent, kan?" begitu namanya dipanggil Carent memandang Alex, masih tanpa semangat, "Apa kau sakit?"
Aku mau tak mau memandang Alex, apa dia baru saja menanyai kabar sahabatku?
"Tidak, tidak apa-apa." jawab Carent.
Biasanya Carent akan senang melihat anggota VAMP, jelas sekarang dia sedang tidak biasa. Dia patah hati.
"Dia sedang patah hati" kataku begitu saja.
"Benarkah?" Alex menunjukkan ekspresi tertegunnya, entah dia sungguh-sungguh atau tidak, "Siapa yang membuat gadis cantik sepertimu patah hati?" Aku memutar bola mataku, menyadari Alex sedang menggoda sahabatku.
"Apa pedulimu?" jawab Carent acuh. wow, Carent benar-benar berani mengatakan itu pada Alex?
"Haha.." Alex tertawa lagi, "Tidak, aku hanya tidak suka saja melihat seorang gadis menangis." aku menyadari diriku menatap Alex saat Alex sudah melihatku lalu mengedipkan sebelah matanya, aku terkesiap, "Aku rasa aku harus pergi, aku tidak mau mengacaukan perasaan seseorang sekarang."Shit.
Beberapa detik kemudian dia sudah menghilang dari hadapan kami, "Ew, dia itu percaya diri sekali. Mengacaukan perasaan katanya? Aku sama sekali tidak tertarik."
Aku tau benar Alex tidak bermaksud mengatakan itu pada Carent, kata-katanya ditujukan padaku.
"Aku akan membuang sampah ini." katanya sambil membawa gelas smootienya lalu pergi mendekati salah satu tempat sampah terdekat. Tepat saat itu, ponselku bergetar.Sam.
Aku menyentuh tombol answer, "Hai Sam, ada masalah?"
"Tidak, semua aman terkendali." jawabnya santai.
"Lalu kenapa kau menelfonku?"
"Aku hanya sedikit bored jadi kupikir aku menelfonmu saja."
Aku memutar bola mataku, "Oh ayolah Sam, aku sedang sekolah."
"Semalam ini? Uh, cool.. Aku ingin tau bagaimana rasanya--"
"Sam, jangan sekalipun memikirkan sekolahku!" balasku cepat.
"Kenapa?"
"Kau tanya kenapa? Memangnya apa yang kau harapkan dari sekolah Vampire?"
"Hmm, makanan yang enak?"
"Seriously? Kau mau memakan sesamamu?"
"Hanya bercanda!" serunya.
"You're freak, aku harus segera masuk kelas."
"Baiklah.." jawabnya, "Hei Ms.Cullen, bisakah kau bawakan aku beberapa buah atau sayuran segar? Aku rasa aku mau muntah jika mengonsumsi daging-daging itu."
"Apa?" seruku, Carent menatapku. Aku mengabaikannya.
"Apa? Hanya buah atau sayur, please."
"Bukan, kau memanggilku apa?"
"Oh, aku tau.. Keren kan? Kau seperti salah satu dari tokoh fiksi itu." aku memandangi ponselku, bertanya-tanya bagaimana aku bisa berhubungan dengan cowok aneh ini.
"Terserah, aku akan masuk kelas sekarang!" dengan itu aku memutuskan sambungan.
Carent yang sedari tadi sudah kembali tampak sedikit ingin tau, "Siapa?"
"Bukan siapa-siapa." aku menyadari dia tidak bertanya lagi, aneh. "Ayo kekelas!"***
Hari ini tidak bisa lebih buruk lagi, kan?
Tentu saja, pemikiran yang konyol, mengingat Carent memilih diam sepanjang hari.
Aku jadi ingin bertemu dengan cowok kerajaan itu lagi, lalu meninjunya dan menyuruhnya mengembalikan lagi sahabatku yang dulu. Hampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire High School
VampirSaat takdir memaksamu menjadi sesuatu yang lain. Antara cinta, keluarga dan masa depan.