Chapter 30 : Lost and Found

1.3K 84 11
                                    



Alex's POV

Kelas terasa sangat membosankan, yah, seperti biasa, aku sudah mendapatkan pelajaran itu sejuta kali, bukan hanya teori, tapi praktek. Jadi VHS serasa tak ada fungsinya kecuali kewajiban para vampire. Aku berdiri diparkiran VHS, menunggu Frezey. Kulirik jam tanganku, 05:00 am. Angin berhembus pelan, membawa angin segar khas pagi hari, dan sesekali bau anyir darah tercium dari bagian kafetaria kami. Lalu aku melihatnya, wajah putih pucat sepucat rambutnya.

"Hai, bagaimana kelasmu?" tanyaku sekaligus menyapanya.

"Seperti biasa, aku tidak terlalu tertarik."

Aku membiarkan wajahku sedatar mungkin, "Begitukah?"

Ia memandangku, "Ada apa?"

"Aku berencana membawamu latihan," kataku, "Ujian semakin dekat, jadi.." aku mengangkat bahuku.

Ia tersenyum, "Benarkah kau mau membantuku?" matanya berbinar, gadis ini punya mata yang indah.

"Tentu, aku bisa membantumu. Masuklah.."

"Apa?" ia terkejut, "Aku-aku bersama Sam, kurasa, aku akan tetap bersamanya.."

"Kau bilang kau mau bantuanku untuk berlatih.."

"Iya, benar.." ia menunduk, lalu melihat ke arah pintu masuk VHS, seseorang keluar dari sana, seseorang yang sama yang kutemui bersama Frezey tadi malam. Sam.

"Sam!" seru Frezey, yang dipanggil melambaikan tangannya sambil menyunggingkan senyuman tolol. "Aku minta maaf, Alex. Tapi aku bersama Sam, akan kuhubungi lagi nanti. Kau oke dengan itu?"

Aku melihat Sam mendekat, menelanjanginya, jangan salah paham, aku hanya ingin memeriksa keadaannya, Sam ini, entah bagaimana bisa muncul disekitar sini tanpa kuketahui, aku memandang Frezey lagi, "Baiklah, terserah kau saja." Aku melangkahkan kakiku kesisi kemudi mobil, lalu masuk kemudian.

Frezey berdiri di samping mobilku, aku memandang sekilas, lalu menginjak pedal gasku.

***

Frezey's POV

Aku melihat Alex pergi, bertanya-tanya apakah sikapku yang barusan kasar. Aku memandang Sam yang sedang berjalan kearahku.

"Kau baru saja diputus pacarmu atau apa?" tanyanya. "Wajahmu kelihatan kacau"

Tanganku menangkup pipi,"Ada apa dengan wajahku?" ia tertawa.

"Siapa dia?" tanyanya sambil melihat ke arah perginya mobil Alex.

"Hanya teman," kataku, "Ayo kita pulang.."

Semburat semburat kuning menyeruak dari balik pepohonan, kulirik jam digital pada mobilku, 05.10 am. Sudah waktunya fajar muncul.

"Freze, lihat itu.." kata Sam menunjuk-nunjuk cahaya yang redup itu, "Sebentar lagi matahari akan terbit, ayo kita melihat matahari terbit."

"Kau mau melihatnya? Tapi kita kan vampire?"

"Memangnya kenapa? Aku kan--"

"Sam, apa kataku tentang Mystiqcloud?" potongku

"Baiklah, aku mengerti. Tapi ayolah, memangnya kau tidak merindukan sinar matahari? Menjadi vampire terus apa tidak bosan?"

Aku memandangnya malas, "Seperti aku bisa memilih saja"

"Nah, kalau begitu, biarkan aku yang masih bisa memilih ini menikmati matahariku. Bagaimana menurutmu?"

Aku menghembuskan nafas, "Baiklah, terserah kau saja."

Aku membawa kemudiku ke sebuah bukit kecil sekitar pinggiran, tetap menjaga batas akhir perbatasan. Aku ingat, sesekali Mom dan Dad mengajakku kesini untuk berburu. Setelah dipikir-pikir, sudah lama sekali sejak terakhir kami berburu, aku tersenyum mengingat kenangan indah itu. Setelah mobil terparkir, Sam segera melompat keluar, begitupun denganku.

Vampire High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang