Frezey's POV
Aku memandang Sam, sesuatu berbeda darinya. Sesuatu benar-benar menggelayut di pikirannya, hanya saja, dia tidak mau membaginya denganku. Dan tentu saja, itu membuatku kesal.
Aku sedang duduk berdua dengannya diteras belakang rumahku, beberapa jam setelah menemukannya di spot menonton-matahari-pagiku. Matahari sudah sangat meninggi, dan aku memundurkan badanku, menyembunyikan diriku dari cahayanya. Sam, hanya memandang lurus kedepan, tapi kurasa pikirannya tidak benar-benar bersama denganku.
"Kau yakin kau baik-baik saja, Sam?" Aku mencondongkan badanku sedikit kedepan, tapi tetap menyembunyikan diri dari cahaya, Sam menatapku lalu tersenyum.
"Aku baik-baik saja Freze," senyumnya menandakan hal yang lain, "Aku hanya sangat merindukan keluargaku.."
Deg. Tersambar petir. Aku mengutuki diriku karena bertanya demikian.
"Eh, aku-aku minta maaf Sam.." kataku lirih, lagi lagi Sam tersenyum. Kali ini senyuman tipis.
"Aku rasa Nick tidak akan bertahan, aku berusaha memikirkan sebuah cara untuk kabur.." Sam tersenyum lemah, "Tapi kurasa melihat sistem kota ini, sulit bagiku untuk sekedar mempertimbangkan cara untuk kabur.."
"Apa kau mencoba kabur dariku pagi ini?"
Sam memandangku, "Aku minta maaf, Freze.. Aku berjanji tidak akan terjadi lagi." Aku terkesiap, bukan itu maksudku.
"Sam.." aku memegang pundaknya, "Bukan itu maksudku.. Aku hanya merasa bersalah karena tidak bisa membantumu banyak.."
"Kau sudah membantuku," selanya, "Bahkan lebih banyak dari yang dapat kubayangkan. Kau mengijinkanku tinggal, dan bahkan berbaur dengan bangsamu. Kau mempertaruhkan terlalu banyak, dan bagaimana bisa aku--'' lalu dia berhenti.
Aku mengerutkan keningku, "Kau apa, Sam?"
Ia mengalihkan pandangannya, "Aku menjadi beban bagimu.."
"Hey, ada apa sih dengan Sam yang ceria? Kenapa kau tiba tiba jadi orang lain yang membosankan begini?" aku menyenggol bahunya, dan dia tertawa kecil.
"Okay, okay, maaf dengan sentimenku barusan," ia tersenyum lagi, "Aku rasa aku akan pergi ke kamar, tersesat dihutan membuatku ingin tidur saja.."
Aku menyipitkan mataku,"Memang apa hubungannya?"
"Tidak ada." Jawabnya enteng lalu tertawa dan beranjak pergi dariku, "Aku akan pergi tidur, selamat siang Frezey."
"Selamat siang, Sam." Sejurus kemudian dia meninggalkanku, aku memandang lekat lekat taman belakangku, lalu menghembuskan nafas panjang. Aku akan menemukan Nick.***
Aku mengambil ponselku, menyalakannya dan mencari nomor Alex. Aku agak tidak enak hati padanya, kurasa mungkin aku sudah bertindak lumayan kasar.
Aku mengetuk pilihan calling, dan menunggu. Beberapa menit kemudian, terdengar bunyi klik, lalu suara merdu seorang cewek menyambutku, "Halo, ada yang bisa kubantu, Freze?"
Aku mengenal suara ini, sedikit terkejut aku menjawab, "Eh, Levi?"
"Iya?" Aku menyangka ia hendak meminta maaf karena mengangkat panggilan Alex atau apa, tadi dia hanya diam setelahnya.
"Eh, tidak apa-apa." Lalu aku menutupnya. Apa apaan sih? Kok dia bahkan tidak mengatakan sesuatu tentang Alex.
Aku cemberut lalu merebahkan diriku ke atas kasurku yang nyaman. Aku memandang langit langit kamarku. Langit biru dengan matahari dan awan yang indah. Jika malam tiba, dan aku mematikan lampuku, ada bintang bintang yang muncul. Karena Dad sengaja menempelkan aksesoris bintang yang bisa menyala dalam gelap. Yah, Dad cukup keren kan? Maksudku ayolah, untuk ukuran vampire tua.
Aku mendengar suara derap langkah, kemudian seseorang mengetuk kamarku. Mom.
"Sayang, aku membuat salad kesukaanmu, kurasa kau ingin turun.." rasanya aku betah saja berada dikamar nan nyaman ini. Tapi mendengar cara mom mengatakannya, kurasa itu artinya family time.
"Iya mom," aku mengumpulkan seluruh tekad, "aku akan segera turun."
Setelah mengalahkan semua rasa malas ini, aku segera meluncur kebawah, Sam sudah duduk dimeja, rasanya aneh melihatnya bersama keluargaku, tapi ngomong-ngomong itu bukan hal yang buruk.
"So, apa Sam juga akan makan semua ini?" Tanyaku menggoda mom
"Aku berharap dia doyan darah, ini merepotkan melihatnya mual setiap kali mencium darah singa.." mom membalas sambil tertawa
"Hey, jangan salahkan aku.." kata Sam sambil mengangkat kedua tangannya, "Saat kau berbalik darah itu benar-benar terasa hidup dan mencekikku.."
Dari semuanya, dad terlihat sedikit tegang, bahkan belum berbicara semenjak aku bergabung di meja makan.
"Hey.." kataku, "Kau baik-baik saja, dad?"
Ia memandangku, dari sudut mataku mom memandang dad juga, "Tidak apa-apa. Kenapa bertanya, sayang?" Jawabnya.
"Eh, entahlah.." aku hanya nyengir, "Dad kelihatan sedang berfikir keras.."
"Kau seperti tidak mengenal dad saja," kata mom sambil tersenyum, dad tersenyum melihat reaksi istrinya.
"Maafkan aku, Frezey. Ngomong-ngomong bagaimana sekolah?" tanyanya.
"Baik. Sekolah baik." Aku mengangguk-anggukan kepala, pandanganku terarah pada salad buah dengan saus merah darahnya.
Sekalipun begitu, aku dapat melihat reaksi ayah, tersenyum, "Kau pikir aku tidak tau apa yang terjadi pada kalian sepulang sekolah?"
Aku berhenti mengaduk saladku, perlahan menatap dad, "K-kau tau?" kaki Sam bergerak-gerak cemas, kami berdua benar-benar berusaha menutupi masalah itu, tapi kupikir, kami memang payah dalam berbohong.
Dad mengangguk, kedua tangannya dilipat, di letakkan di atas meja, "Dan aku ingin tau dari mulut anakku sendiri.."
Aku memandang Sam, lalu dad lagi, "Eh, sebenarnya, Sam benar-benar tidak sengaja.."
Ayahku menghela nafas, "Salah satu staff keamanan Mystiqcloud melaporkannya padaku, kau tau betapa cemasnya aku?" Aku menunduk, tak mengatakan sepatah katapun.
"Pak Heater, maafkan aku.." kata Sam, "Itu sama sekali bukan salah Frezey. Ini karena aku terlalu penasaran.."
Dad menelaah Sam, "Kuasai dirimu, Sam. Kau berada dibawah tanggung jawab kami, dan kuharap kau tau resiko apa yang sedang kami tanggung."
Sam memandang dad dengan tatapan bersalahnya, "Baik, pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire High School
VampireSaat takdir memaksamu menjadi sesuatu yang lain. Antara cinta, keluarga dan masa depan.