Malam ini adalah malam perayaan yang dibuat untuk menyambut putri baru kerajaan bumi, sekaligus untuk pemberian nama kepada putri yang baru saja dilahirkan itu. Semua orang tampak bahagia menyambut perayaan itu.
"Ibu, ayah sudah memanggil mu. Ayah menyuruh ibu untuk pergi membawa putri kecilmu ini ketempat perayaan! Karena sebentar lagi ayah akan memberikan nama untuk adik ku ini." Ucap pangeran Richard penuh kebahagiaan. Tetapi saat itu tampak air mata yang menetes dari mata ratu Janessa.
"Ibu ada apa? Kenapa ibu menangis?" Tanya pangeran Richard.
"Ibu sangat bahagia. Putri yang selama ini ibu tunggu, sudah ada dipelukkan ibu. Tapi ibu juga takut, jika putri ibu ini akan dirampas lagi dari ibu. Ibu tidak mau kehilangan putri untuk kedua kalinya. Cukup kesedihan yang ibu dapatkan atas kehilangan putri Taliska. Ibu tidak mau jika...." Perkataan ratu Janessa dipotong oleh pangeran Richard.
"Tidak ibu. Itu tidak akan terjadi. Aku berjanji kepada ibu, ibu tidak akan kehilangan putri ibu lagi. Jadi ibu juga harus berjanji kepada ku, jika ibu tidak akan menangis lagi. Dan juga kita harus cepat ketempat perayaan, ayah pasti sudah menunggu." Pangeran Richard dan ratu Janessa pergi ketempat perayaan. Setelah mereka sampai ketempat perayaan itu, maka raja Albert langsung memulai ritual pemberian nama.
"Setelah melakukan semua ritual ini, maka aku akan memberikan nama kepada putri baru kerajaan ini. Putri Taniya. Itulah nama putri dari kerajaan bumi ini." Semua orang bahagia menyambut putri baru mereka. Tetapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Kebahagiaan itu berubah menjadi ketegangan, dikarenakan sesosok wanita misterius yang memakai jubah hitam itu menyerang semua orang yang ada diperayaan dan merampas putri Taniya. Perayaan itu sekarang berubah menjadi sangat kacau. Ratu Janessa yang melihat putri Taniya dirampas oleh wanita misterius itu jatuh pingsan tidak sadarkan diri. Raja Albert tidak bisa meninggalkan ratu Janessa yang saat itu sedang pingsan. Dan terpaksa membiarkan pangeran Richard pergi untuk mengejar wanita misterius itu, yang sekarang sudah berlari menuju hutan terlarang dengan membawa putri Taniya.
"Tunggu! Siapa kau? Berani-beraninya kau membawa putri Taniya" Ucap pangeran Richard sembari memberikan serangan kecil agar wanita itu berhenti berlari.
"Kau pulanglah! Jika kau tidak mau mati" Wanita itu menyerang balik pangeran Richard. Dengan putri Taniya yang ada ditangan wanita itu, pangeran Richard tidak bisa memberikan serangan balik kepada wanita yang tidak terlihat wajahnya itu. Pangeran Richard takut nantinya putri Taniya akan terluka. Pangeran Richard hanya bisa memberikan serangan kecil kepada wanita itu. Dia juga berhasil melukai tangan wanita itu. Tetapi pangeran Richard tidak berhasil merebut putri Taniya. Pangeran Richard kehilangan putri Taniya setelah wanita itu berhasil melukai pangeran Richard dan pergi membawa putri Taniya masuk kedalam hutan terlarang.
....
Ratu Janessa sudah sadar dari pingsannya. Dan sekarang dia hanya bisa menangis memikirkan putrinya yang ntah berada dimana sekarang. Raja Albert terlihat sangat tenang, tetapi dihatinya merasa sangat khawatir dengan keadaan putri Taniya. Raja Albert hanya menyimpan kekhawatirannya itu, berusaha menyembunyikan nya dari semua orang.
"Kemana putri ku? Kenapa kau hanya diam disini? Kenapa kau tidak mencarinya? Bawa putri ku kesini! Dia masih sangat kecil. Dia pasti lapar saat ini. Aku harus memberinya makan. Sayang mana putri kita?" Tanya ratu Janessa kepada raja Albert. Tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari raja Albert.
"Kenapa? Kenapa kau hanya diam saja? Ha? Mana putri ku? Bawa dia kepadaku sekarang juga!" Ratu Janessa menangis histeris. Dan saat itu tiba-tiba pangeran Richard masuk kekamar ratu Janessa dengan keadaan yang sangat kusut. Terlihat jelas kesedihan diwajah pangeran Richard.
"Pangeran. Mana putri Taniya? Kau sudah berjanji kepada ibu, jika kau tidak akan membiarkan ibu kehilangan putri ibu lagi. Jadi sekarang mana? Mana putri ibu? Mana putri Taniya? Katakan pangeran dimana adikmu?" Tanya ratu Janessa.
"Maaf ibu, maafkan aku. Aku tidak bisa melindungi putri Taniya. Aku benar-benar minta maaf" Pangeran Richard tidak bisa menahan tangisnya. Pangeran itu sekarang terlihat sangat rapuh.
"Maaf katamu? Apa dengan ucapan maaf mu putri ku bisa kembali? Aku sudah kehilangan putri Taliska, dan sekarang aku tidak mau kehilangan putri Taniya lagi. Kau sudah berjanji kepada ibu pangeran Richard. Dan sekarang kau tidak mau menepati janjimu itu? Kembalikan putri ku sekarang juga! Aku mohon" Ratu Janessa menangis sangat kuat.
Ini semua pasti ulah mu Wildark. Aku tidak akan membiarkan mu. Kau akan mendapatkan hukuman yang setimpal atas semua perbuatan mu ini. Batin raja Albert.
....
Dikerajaan kegelapan tampak wanita misterius itu sedang menyerahkan putri Taniya kepada Wildark. Ya. Rencana yang tempo hari direncanakan Wildark adalah untuk merampas putri Taniya dihari perayaan itu.
"Bagus. Kau sudah melaksanakan tugas mu dengan sangat baik. Sebagai hadiahnya kau boleh membunuh anak ini dengan tangan mu sendiri" Ucap Wildark.
"Aku?" Tampak keraguan disuara wanita itu. Ntah kenapa hati wanita itu tidak tega membunuh putri Taniya.
"Iya, kau. Kenapa? Apa kau tidak mau melakukan nya untuk ku?" Tanya Wildark kepada wanita itu.
"Baiklah tuan" Dengan sekali sayatan pedang dipergelangan tangan bayi itu, yang langsung membuat bayi itu yaitu putri Taniya kehilangan nyawanya. Sayatan pedang itu tepat terkena di nadi putri Taniya. Sekarang putri kecil itu sudah tidak bernyawa.
"Bagus sekali. Dengan begitu aku bisa meminum darah bayi ini. Dan membuat kekuatan ku bertambah. Hahaha." Tawa licik Wildark terdengar menggema dikerajaan kegelapan itu.
"Jerald" Panggil Wildark kepada orang kepercayaannya.
"Ada apa tuan ku?" Tanya Jerald.
"Tugas wanita ini sudah selesai. Selanjutnya aku serahkan kepada mu"
"Baik tuan" Dan saat itu juga Jerald membuat wanita misterius itu jatuh pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom Of Heaven And Earth (Complete)
FantasyKerajaan yang berbeda, dapatkah menyatukan kita?