Sudah cukup lama Cedric tidak menemui ayahnya. Cedric mencoba untuk tidak perduli dengan keadaan ayahnya, tetapi dia tidak bisa. Bagimanapun Cedric membencinya, tetapi Wildark tetaplah ayahnya. Siang itu saat Cedric lagi-lagi melihat putri Courtney menangis karena ulah ayahnya yang memenjarakan ibunya dalam penjara bawah tanah, dia mencoba untuk menemui ayahnya. Berusaha untuk membujuk ayahnya membebaskan ratu Calissa dan Kathleen. Selama ini putri Courtney terus menangis. Putri Courtney hanya terlihat tegar saat dihadapan semua orang. Tetapi saat dia sendiri, putri Courtney selalu menangis.
"Ayah!"
"Akhirnya kau menemuiku juga"
"Tidak bisakah kau berhenti sampai disini?! Tidak bisakah kita mengembalikan semuanya dan pergi dari sini? Karena kita seseorang sangat menderita. Ayah kali ini aku sangat memohon kepadamu, berhentilah sampai disini! Tidak bisakah demi aku, kau melupakan ambisimu untuk menguasai kerajaan ini"
"Apa kau fikir aku melakukan ini hanya karena aku ingin menguasai kerajaan ini? Aku melakukan semua ini bukan hanya karena itu. Aku melakukannya karena untuk menjaga hidupku"
"Kau menjaga hidupmu dengan cara menghilangkan hidup orang lain? Dengan cara membuat hidup orang lain menderita? Ayah semua yang kau lakukan itu tidaklah benar!"
"Kalau kau kesini karena ingin mengatakan hal yang tak berguna, maka kau pergilah dari sini sekarang juga!"
"Ayah, aku.."
"Pergilah dari sini!" Wildark tidak mau mendengarkan Cedric. Dia keluar dari ruangan itu. Saat Cedric ingin keluar dari ruangan itu juga, langkahnya terhenti dikarenakan seseorang yang dia kenal sekarang berdiri tepat dihadapannya.
"K..kau!" Ucap Cedric terkejut saat melihat pangeran Anthony dihadapannya.
"Jadi Wildark adalah ayahmu?"
"Sejak kapan kau ada disini?"
"Aku sudah mendengar semuanya. Wildark yang sangat licik itu, bagaimana bisa ternyata adalah ayahmu?"
"Kita harus pergi dari sini! Setelah itu aku akan menjelaskan semuanya kepadamu" Mereka keluar dari istana langit. Karena tidak aman jika pangeran Anthony tetap berada disana. Mereka langsung menuju kedanau. Didanau itu Cedric menjelaskan semuanya, bahwa dia mencoba untuk menghentikan ayahnya.
"Sebenarnya apa tujuanmu menghentikan Wildark? Bukankah dia ayahmu? Seharusnya kau mendukungnya"
"Karena apa yang dilakukan ayahku itu salah. Jika dia salah apa aku harus tetap mendukungnya? Walaupun aku anaknya, jika dia salah maka aku akan menentangnya. Dan aku melakukan semua ini juga karena aku tidak mau membuat orang itu menderita."
"Orang yang kau maksud itu pasti putri Courtney, aku benarkan?"
"A..apa?"
"Aku sudah mengetahui kalau kau menyukai adikku. Tapi apakah putri Courtney tau kalau Wildark adalah ayahmu?"
"Tidak, dia belum mengetahuinya. Bisakah kau tidak mengatakan hal ini padanya? Aku takut dia akan membenciku saat dia tau kalau Wildark adalah ayahku. Tapi aku janji padamu. Aku akan mengatakan hal ini padanya, tapi tidak sekarang"
"Baiklah! Lakukan apa yang kau mau! Tapi ada hal yang ingin aku tanyakan padamu, berjanjilah jika kau akan menjawabnya dengan jujur!"
"Ya katakanlah!"
"Apa kau rela jika ayahmu mati?"
"Apa?"
"Satu-satunya cara menghentikan ayahmu adalah dengan membunuhnya. Aku tau bagaimanapun kau tidak mau melihat ayahmu mati terbunuh. Tapi hanya dengan kematian ayahmu maka kegelapan akan menghilang. Aku tau ini sulit untuk kau putuskan. Tapi jika kau mau kegelapan menghilang dan semua kembali ketempatnya, maka kau harus merelakan ayahmu. Aku tidak akan meminta jawabanmu sekarang, tapi jika kau setuju kau harus memberikan pedang milik leluhur bangsa kegelapan kepadaku! Karena pedang itu merupakan salah satu cara untuk membunuh Wildark." Cedric hanya terdiam. Dia mau semua kembali ketempatnya, tetapi dia juga tidak mau kehilangan ayahnya. Bagaimanapun dia tetaplah seorang anak. Anak tidak akan mau melihat ayahnya terbunuh. Sekarang Cedric harus memilih antara hidup ayahnya atau hidup semua orang!
...
"Ibuku mau bertemu dengan mu" Ucap pangeran Richard kepada putri Courtney.
"Ibumu? Kenapa?"
"Ya mungkin dia merindukan calon menantunya." Mendengar itu membuat putri Courtney tersenyum. Tidak ingin menundanya, mereka berdua langsung pergi keistana bumi. Menemui ratu Janessa dikamarnya.
"Ibu!" Sapa pangeran Anthony kepada ibunya.
"Ah, kalian sudah datang"
"Salam yang mulia" Putri Courtney menundukkan kepalanya memberi hormat.
"Kau sangat cantik"
"Terimakasih yang mulia"
"Tidak perlu berbicara formal begitu! Panggil saja aku ibu! Hmm" Ratu Janessa tersenyum.
"Ah, baiklah! Ibu"
"Putra ku sangat pandai dalam memilih pasangan. Lihatlah dia mendapatkan seorang gadis yang sangat cantik"
"Tentu saja. Aku memiliki sifat ayah. Bukankah ayah juga pandai dalam memilih pasangan?" Pangeran Richard dan ratu Janessa tertawa. Tetapi putri Courtney hanya menunduk sedih. Dia jadi teringat oleh ibunya. Dia merindukan ibunya dan juga candaan ibunya.
"Ada apa sayang? Kenapa muka kamu jadi sedih begitu?" Tanya ratu Janessa.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya pangeran Richard.
"Tidak apa-apa bu. Aku baik-baik saja"
"Ibu tau apa yang kau rasakan sekarang. Jadi kau tidak perlu menyembunyikannya!"
"Aku. Aku sangat merindukan ibuku. Apa dia baik-baik saja?" Tanpa diberi izin, air mata itu menetes dipipi putri Courtney.
"Sayang kau tidak perlu khawatir! Ibumu pasti akan baik-baik saja" Ucap ratu Janessa berusaha menenangkan putri Courtney.
....
Pedang leluhur bangsa kegelapan sudah didepan mata. Cedric tidak tau apa yang harus dia lakukan dengan pedang itu. Apakah dia harus menyerahkan pedang itu ketangan pangeran Anthony, ataukah dia harus menyembunyikan pedang itu ditempat yang tidak akan diketahui oleh pangeran Anthony?. Kedua pilihan itu membuat Cedric bingung.
Apakah sudah saatnya aku kehilangan orang yang sangat berharga? Kenapa aku harus dihadapkan dengan pilihan yang aku sendiri tidak ingin memilihnya?. Batin Cedric. Setelah cukup lama, Cedric keluar dari ruang penyimpanan pedang leluhurnya itu menuju kesuatu tempat.
"Cedric. Ada apa kau kemari?" Tanya pangeran Anthony.
"Aku tidak akan membiarkan siapapun membunuh ayah ku"
"Apa?"
"Semua yang aku lakukan selama ini hanya demi ayahku. Aku bersama kalian agar aku bisa mengetahui rencana kalian. Kalian semua bodoh karena mengiraku baik selama ini."
"Kurang ajar! Seharusnya aku tidak pernah percaya padamu!" Pangeran Anthony menghajar Cedric. Hampir setiap sudut wajah Cedric terluka. Tetapi tidak ada perlawanan sedikitpun dari Cedric.
"Kenapa kau tidak melawanku ha? Apa kau mau mati?" Tanya pangeran Anthony kepada Cedric yang sudah tergeletak ditanah.
"Apa kau tau? Sangat sulit memilih pilihan yang tidak ingin kau pilih. Rasanya begitu menyakitkan tidak bisa melindungi orang yang ingin sekali aku lindungi." Untuk pertama kalinya pangeran Anthony melihat Cedric menangis. Pangeran Anthony menyesal karena sudah menghajar Cedric. Seharusnya dari awal dia tau kalau Cedric sengaja mengatakan hal seperti itu.
"Ini ambillah!" Cedric berdiri dan mengeluarkan pedang milik leluhurnya. Pedang itu dia serahkan kepada pangeran Anthony.
"Maaf karena aku sempat tidak mempercayaimu!"
"Kau harus tau kalau aku tidak akan pernah menghianati kepercayaan kalian. Ayahku memang sudah seharusnya dihentikan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom Of Heaven And Earth (Complete)
FantasyKerajaan yang berbeda, dapatkah menyatukan kita?