Semenjak kejadian malam perayaan itu, ratu Janessa hanya diam termenung dan sesekali menangis histeris. Ratu Janessa tidak mau makan ataupun minum. Melihat keaadaan ratu Janessa yang seperti ini, pangeran Richard menjadi sangat khawatir.
"Ibu, makanlah walaupun hanya sedikit!" Ucap pangeran Richard tanpa ada jawaban dari ratu Janessa. Ratu Janessa hanya bisa diam dan menangis.
"Ibu aku mohon jangan seperti ini!"
"Putriku. Kembalikan putri ku..." Tiba-tiba ratu Janessa menangis sangat keras.
"Apa salahku? Sehingga putri yang aku lahirkan selalu saja dirampas olehku. Aku mohon kembalikan putri ku..." Air mata yang menetes dipipi ratu Janessa semakin banyak. Wanita itu sekarang benar-benar rapuh.
"Ibu, aku mohon jangan seperti ini! Aku mohon makanlah! Ibu harus makan dan tetap hidup! Agar ibu bisa menyaksikan aku membunuh orang yang telah merampas putri Taniya. Makanlah bu! Hmm" Setelah mendengar kata-kata dari pangeran Richard, akhirnya ratu Janessa ingin makan. Tetapi saat makan, air mata ratu Janessa terus membasahi pipinya itu.
Ibu kau harus tetap sehat! Agar aku bisa membalas semua yang orang itu telah lakukan keibu. Nyawa harus dibalas dengan nyawa. Kesedihan harus dibalas dengan kesedihan. Itulah janji ku. Batin pangeran Richard berbicara.
....
Pangeran Anthony terus memandangi putri Courtney yang sedang tertidur diatas ranjangnya. Pandangan matanya penuh kekhawatiran. Hingga pandangan penuh kekhawatiran itu berubah ketika pangeran Anthony melihat putri Courtney telah sadarkan diri. Saat putri Courtney membuka matanya, dia merasakan jika seluruh tubuhnya itu sakit seperti orang yang habis bertarung. Kepalanya juga begitu sakit. Seperti otaknya dikendalikan secara paksa. Putri Courtney bangun dengan keadaan yang sangat tidak baik.
"Kakak. Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Kenapa tubuhku sakit semua?" Tanya putri Courtney.
"Kau kakak temukan dibawah jurang tidak jauh dari istana ini putri. Maafkan kakak, karena kakak kau jadi seperti ini." Suara pangeran Anthony penuh penyesalan.
"Tidak kak. Ini semua bukan salah kakak. Ahh" Tiba-tiba putri courtney menjerit kesakitan.
"Ada apa? Apa yang sakit?" Tanya pangeran Anthony cemas.
"Luka ditangan ini, kenapa begitu sakit?" Putri courtney meringis kesakitan. Dan saat itu pangeran Anthony meniup luka yang ada ditangan adiknya itu dengan sangat pelan. Pangeran Anthony mencoba mengurangi rasa sakit yang timbul dari luka itu. Kasih sayang yang diberikan dari pangeran Anthony untuk putri Courtney itu begitu besar.
....
Dikerajaan kegelapan sedang terjadi keributan. Bunyi pedang menghiasi kerajaan kegelapan itu. Beberapa prajurit tergeletak ditanah. Panggilan menantang Wildark sudah beberapa kali terdengar. Hingga akhirnya Wildark muncul dengan tatapan yang sangat jahat seperti ada iblis dimatanya.
"Ternyata kau yang melakukan ini pangeran Richard."
"Akhirnya kau datang juga Wildark. Aku kesini untuk mengambil adikku putri Taniya yang telah kau rampas. Serahkan dia kepada ku sekarang juga!" Pekik pangeran Richard penuh amarah.
"Ho.. ho... Tenanglah dulu pangeran. Aku tidak merampas siapapun. Aku juga tidak merampas adikmu." Ucap Wildark meremehkan kemarahan pangeran Richard.
"Tidak usah bersandiwara kau Wildark. Aku tau jika kau yang telah merencanakan semua ini." Kemarahan pangeran Richard semakin memuncak.
"Benar sekali aku yang merencanakannya. Tapi bukan aku yang merampas dan membunuh adikmu" Kata-kata Wildark begitu tenang. Seolah-olah tidak pernah ada yang terjadi.
"Adikku telah dibunuh? Biadab kau Wildark. Akan ku bunuh kau sekarang juga!" Pangeran Richard mengeluarkan pedang leluhur milik kerajaan bumi. Wildark yang melihat itu semua hanya bisa berdiri tenang dan menjawab perkataan pangeran Richard.
"Bukan aku yang membunuh adikmu. Lalu kenapa kau ingin membunuhku? Bukankah itu tidak adil untuk ku? Aku hanya menikmati darah adikmu saja." Ucap Wildark dengan tenangnya.
"Kau iblis Wildark. Kau tidak punya hati. Apa belum cukup kau membunuh putri Taliska? Dan sekarang kau membunuh putri Taniya. Aku akan membalas semua perbuatanmu" Pangeran Richard dan Wildark sekarang bertarung dengan begitu sengit. Pedang milik pangeran Richard maupun pedang milik Wildark telah belumuran darah sekarang. Pertarungan ini berlangsung begitu lama. Hingga akhirnya pangeran Richard dapat melukai Wildark dengan sangat parah. Saat pangeran Richard mencoba menusuk jantung Wildark, Jerald orang kepercayaan Wildark itu keburu membawa pergi Wildark dari pertarungan itu. Lagi-lagi pangeran Richard telah gagal membunuh Wildark. Teriakkan kekecewaan karena gagal membunuh Wildark terdengar menggema dikerajaan kegelapan itu.
....
Keadaan putri Courtney telah membaik. Sekarang putri itu sedang memikirkan pangeran Richard. Putri Courtney sangat merindukan pangeran Richard. Sudah beberapa hari dia tidak bertemu dengan pangeran Richard. Hingga akhirnya putri Courtney memutuskan untuk pergi menemui pangeran Richard ditaman dekat kerajaan bumi tempat mereka sering bertemu.
....
Saat tiba ditaman itu putri Courtney langsung mendapatkan pangeran Richard yang sedang tertidur diatas rumput yang hijau. Putri Courtney langsung menghampiri pangeran Richard dan menarik kepala pangeran Richard dengan pelan ke kepangkuan putri Courtney. Menjadikan kakinya itu sebagai bantal agar pangeran Richard tidur lebih nyaman. Mata putri Courtney menggambarkan kerinduan yang sangat dalam kepada pangeran Richard. Tidak bertemu pangeran Richard beberapa hari, bagaikan bertahun-tahun lamanya. Sekarang dihati putri Courtney ada rasa yang tidak bisa dijelaskan.
"Kau dari mana saja?" Tanya pangeran Richard yang langsung membuat putri Courtney terkejut. Pangeran Richard berbicara dengan mata masih tertutup.
"Apa kau tidak merindukan ku?" Tanya pangeran Richard yang sekarang telah menatap mata putri Courtney.
"Hmm" Hanya deheman yang keluar dari mulut putri Courtney. Dia tidak perlu menjelaskan perasaan rindunya itu. Baginya, dengan mata penuh kerinduan ini telah banyak menyampaikan rasa rindunya kepada pangeran Richard.
"Kau dari mana saja? Aku sangat merindukanmu" Putri Courtney menyadari bahwa ada sesuatu yang telah terjadi ketika dia tidak sadarkan diri. Mata pangeran Richard yang sekarang ditatapnya penuh dengan linangan air mata. Pria yang dihadapannya sekarang terlihat begitu rapuh. Berbeda sekali dengan pria yang selama ini terlihat begitu tegar.
"Apa yang terjadi?" Tanya putri Courtney. Dan saat itu pangeran Richard langsung bangun dari tidurnya dan memeluk putri Courtney dengan erat.
"Adikku. Aku telah gagal melindungi putri Taniya. Aku tidak bisa melindungi adik kecil ku itu." Tangis pangeran Richard pecah. Mendengar perkataan pangeran Richard, putri Courtney sangat terkejut. Sekarang ini dia hanya bisa diam tanpa berani bertanya. Pangeran Richard menangis didalam pelukkan putri Courtney. Pangeran Richard menangis begitu lama, meluapkan semua emosinya yang selama ini hanya bisa ditahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom Of Heaven And Earth (Complete)
FantasyKerajaan yang berbeda, dapatkah menyatukan kita?