Part 25

2.3K 151 3
                                    

Putri Courtney sedang memandang keluar jendela. Saat itu hujan turun. Putri Courtney membuka kaca jendela dan mengulurkan tangannya keluar, sehingga tangan itu basah oleh air hujan.

"Apa yang kau lakukan? Kau kan masih belum pulih. Kau bisa tambah sakit nanti. Udaranya sangat dingin. Ayo cepat tutup kaca jendelanya!" Ucap Cedric.

"Aku kira aku tidak akan bisa melihat hujan lagi. Tapi ternyata aku masih bisa melihatnya. Dinginnya air hujan ternyata masih bisa aku rasakan. Dan semua itu berkat kau. Karena kau aku masih bisa hidup. Tapi, setelah aku berhasil selamat dari kematian itu,aku harus apa? Apakah aku harus bahagia? Apa aku harus merasa sedih?"

"Apa yang kau katakan putri? Jelas kau harus merasa bahagia, karena kau sekarang masih bisa melanjutkan hidupmu" Putri Courtney tersenyum kecil mendengar perkataan yang diucapkan oleh Cedric.

"Besok pagi aku ingin menemui ayah, ibu dan juga kakak ku. Apa kau mau menemaniku menemui mereka?" Tanya putri Courtney.

"Besok pagi? Tapi..." Bagaimana ini? Aku belum siap melihat dia bersedih. Apa yang harus aku lakukan?" Cedric melanjutkan ucapannya didalam hati.

"Ada apa? Kau tidak mau menemaniku?" Tanya putri Courtney lagi.

"Bukan begitu. Apa kau tidak bisa menunda untuk menemui mereka sampai kau benar-benar pulih?"

"Aku sudah merasa baikkan. Aku sangat merindukan mereka. Aku tidak bisa menundanya lagi"

"Tapi putri"

"Yasudah tidak apa. Jika kau tidak mau menemaniku, aku bisa pergi sendiri"

"Tidak-tidak. Aku akan menemanimu besok" Ucap Cedric.

....

Pagi ini putri Courtney bangun lebih awal. Dia sudah tidak sabar untuk menemui keluarganya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Cedric. Dan dijawab dengan anggukkan oleh putri Courtney.

"Apa kau semalam tidak tidur? Kau bangun lebih awal." Lanjut Cedric.

"Iya, semalam aku tidak bisa tidur. Semalam aku benar-benar tidak sabar untuk menunggu pagi, dan ketika pagi tiba aku langsung bersiap-siap"

Bagaimana ini? Apa yang akan terjadi ketika dia tau yang sebenarnya. Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Batin Cedric.

"Kenapa? Apa kau baik-baik saja?" Tanya putri Courtney saat melihat Cedric yang terdiam.

"Iya, aku baik-baik saja. Kita akan pergi sebentar lagi. Sebaiknya sekarang kau makanlah dulu."

"Baiklah" Ucap putri Courtney.

....

Sekarang Cedric dan putri Courtney sedang berjalan menuju kerajaan langit.

Bagaimana ini? Hari yang aku takutkan akhirnya tiba. Apa yang akan terjadi jika dia tau..... Apa yang harus aku lakukan?
Cedric terus berbicara didalam hatinya. Tanpa menyadari bahwa putri Courtney sudah berapa kali memanggilnya.

"Cedric" Suara putri Courtney sedikit ia keraskan, agar Cedric mendengar panggilannya.

"I..iya? Ada apa?" Ucap Cedric kaget dan menghentikan lamunannya.

"Kenapa kau beberapa hari ini sering sekali melamun? Aku sudah memanggilmu beberapa kali, tapi kau tetap saja tidak mendengar panggilan ku. Apa kau yakin kalau kau baik-baik saja?"

"Iya aku baik-baik saja" Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju istana langit.

....

Mereka berdua telah sampai digerbang istana langit. Tetapi ketika putri Courtney melihat keadaan istana yang jauh berbeda saat terakhir dia lihat, dia merasa ada yang salah dengan istananya sekarang. Istana yang sekarang ada dihadapannya, seperti istana yang dihuni oleh bangsa kegelapan. Tidak ada lagi warna warni yang menghiasi istana. Sekarang istana itu hanya didominan dengan warna hitam. Melihat keadaan istana yang jauh berbeda, membuat putri Courtney merasa ada yang tidak beres.

"Ada apa ini? Kenapa istana ku menjadi seperti ini? Aku harus segera masuk untuk mengeceknya" Putri Courtney melangkahkan kakinya masuk kedalam istana. Tetapi belum sempat ia masuk, Cedric telah menahan putri Courtney dengan mengenggam pergelangan tangannya.

"Sebaiknya kita pergi saja dari sini. Aku sendiri nanti yang akan mengecek keadaan istana ini" Ucap Cedric.

"Tidak. Aku sendiri yang akan mengeceknya." Putri Courtney masuk kedalam istana. Dia terus mencari keberadaan keluarganya. Tetapi tidak satupun keluarganya yang terlihat. Dan saat itu putri Courtney pergi keruangan dimana kursi singgasana kerajaan berada. Dan saat itu, betapa terkejutnya putri Courtney saat melihat orang yang duduk dikursi singgasana itu.

"Wildark, kau...." Orang yang sedang duduk dikursi singgasana itu adalah Wildark sang raja kegelapan.

"Selamat datang kembali diistana ini putri Courtney" Ucap Wildark.

"Kenapa kau bisa berada disini? Apa yang kau lakukan dengan menduduki kursi singgasana itu? Berdiri sekarang juga! Kau tidak pantas menduduki kursi itu"

"Kenapa aku harus menuruti perkataanmu? Aku berhak duduk disini. Karena kursi singgasana ini adalah milikku" Senyum licik itu lagi-lagi dilihat oleh putri Courtney.

"Apa yang kau bicarakan? Kursi itu hanya boleh diduduki oleh raja dari kerajaan ini"

"Benar sekali. Dan sekarang akulah raja dari kerajaan ini"

"Apa? Jangan menipuku dengan kebohongan mu lagi Wildark. Satu-satunya raja dari kerajaan ini adalah ayahku"

"Ayahmu? Apa yang bisa dilakukannya sekarang?"

"Katakan dimana ayahku? Kenapa dia bisa membiarkan orang sepertimu menduduki singgasananya."

"Ayahmu sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Karena sekarang dia sudah mati" Mendengar itu membuat hati putri Courtney bagaikan ditusuk dengan ribuan anak panah. Sakit sekali, hingga sulit untuk dia bernafas.

"A...apa katamu? kau pasti berbohong lagi kan? Ayahku tidak mungkin mati. Dia tidak mungkin meninggalkan ku" Putri Courtney tersungkur diatas lantai. Dan air mata itu lagi-lagi mengalir dengan derasnya dipipi putri Courtney.

"Putri. Aku mohon jangan seperti ini" Cedric masuk dan mendekati putri Courtney.

"Ayo berdirilah!" Ucap Cedric lagi.

"Tidak. Ayah ku belum meninggal. Katakan padaku, kalau ayah ku masih hidup! Iya kan? Ayah ku masih hidup." Putri Courtney begitu terpukul mendengar kematian ayahnya. Air mata yang keluar dari matanya bagaikan hujan yang turun dengan derasnya. Melihat wanita yang dicintainya begitu terpukul, Cedric hanya bisa memeluk putri Courtney.

"Aku mohon jangan seperti ini" Ucap Cedric berusaha menguatkan hati putri Courtney.

"Ayahku tidak mungkin meninggalkan ku. Dia tidak mungkin pergi meninggalkan ku. Ayah ku masih hidup. Katakan kalau dia masih hidup. Ayah ku belum meninggal. Dia..... dia..." Tiba-tiba putri Courtney kehilangan kesadarannya.

"Putri bangun! Putri aku mohon" Cedric menepuk pelan pipih putri Courtney, berusaha untuk menyadarkannya.

"Apa ini yang kau inginkan? Apa kau senang sekarang? Apa kau senang melihat dia menderita?" Tanya Cedric dengan penuh kemarahan kepada Wildark.

"Tidak. Belum semuanya dia ketahui. Aku baru akan senang jika melihat hidupnya hancur."

"Kau benar-benar iblis. Suatu hari nanti kau akan mendapatkan semua balasan atas apa yang kau lakukan ini" Cedric pergi dengan menggendong putri Courtney yang tidak sadarkan diri.

The Kingdom Of Heaven And Earth (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang