Diistana langit pangeran Richard mencoba mencari keberadaan putri Courtney. Dia mengendap-endap seperti seorang maling. Mencoba masuk kedalam istana agar dia bisa masuk kedalam kamar putri Courtney. Pangeran Richard mengetahui dimana kamar putri Courtney, karena sebelumnya putri Courtney pernah memberitahukan letak kamarnya. Pangeran Richard menyelusuri lorong yang sangat megah dan menemukan kamar putri Courtney. Kamar dengan pintu yang begitu besar. Saat itu juga pangeran Richard masuk kekamar putri Courtney. Kamar yang penuh dengan nuansa putih, serta ranjang yang terbuat dari emas. Diatas ranjang itu pangeran Richard melihat seorang wanita yang tertidur dengan diselimuti kain yang berwarna putih keemasan. Wajah wanita itu begitu pucat. Bibir yang pecah-pecah seperti sudah lama tidak terkena air. Keadaan wanita yang dihadapannya sekarang begitu memprihatinkan. Melihat keadaan wanita itu membuat hati pangeran Richard begitu sakit. Ya, wanita yang sekarang terbaring lemas itu adalah orang yang ia cintai yang tidak lain adalah putri Courtney. Sekarang pangeran Richard telah duduk disamping ranjang putri Courtney. Pangeran Richard memegangi tangan putri Courtney dengan sangat erat. Wanita yang selama ini ia rindukan, ternyata sedang terbaring lemas diatas ranjangnya. Putri Courtney yang menyadari bahwa tangannya dipegang dengan sangat erat itu, mencoba membuka matanya.
Putri Courtney mengedip-ngedipkan matanya, mencoba memperjelas pandangannya yang saat itu masih buram. Saat pandangan itu mulai jelas, putri Courtney dapat melihat orang yang ia cintai. Dia sangat bahagia karena sekarang disisinya sudah ada pangeran Richard. Akan tetapi putri Courtney juga langsung teringat bagaimana dia membunuh adik dari orang yang ia cintai. Ingatan itu membuat air mata putri Courtney menetes dipipihnya."Apa begitu sakit?" Tanya pangeran Richard saat dia melihat air mata putri Courtney menetes, dan langsung mencoba menghapus air mata yang membasahi wajah cantik putri Courtney.
"Kenapa kau bisa sampai sakit seperti ini?" Tanya pangeran Richard lagi. Putri Courtney tidak bisa menjawab pertanyaan pangeran Richard. Dia bahkan tidak mampu untuk bicara. Tenggorokkannya begitu sakit, karena sudah beberapa hari ini dia tidak minum. Jikapun putri Courtney minum itupun hanya sedikit.
"Lihatlah sekarang, untuk berbicara pun kau tidak mampu. Kenapa kau menghukum dirimu seperti ini? Kau bahkan tidak mau minum, benarkan?"
"Aa..ku.." Putri Courtney mencoba untuk berbicara. Akan tetapi saat itu tenggorokkannya begitu sakit. Putri Courtney terbatuk-batuk dan meringis kesakitan.
"Kau gapapa?" Terlihat jelas kecemasan diwajah pangeran Richard.
"Sudahlah kau tidak perlu bicara. Minumlah air ini agar tenggorokkan mu tidak sakit!" Pangeran Richard memberikan air minum yang ada diatas meja. Akan tetapi putri Courtney tidak ingin meminumnya.
"Lihatlah kau begitu keras kepala. Minumlah sedikit saja!" Pinta pangeran Richard yang dibalas dengan gelengan kepala dari putri Courtney.
"Aku mohon minumlah! Minumlah demi aku!" Mendengar permohonan dari pangeran Richard yang begitu tulus, akhirnya putri Courtney mau meminum air itu. Dengan meminum air itu putri Courtney sudah bisa berbicara walaupun dengan terbatah-batah.
"Ba..gaimana kau bi..sa datang kesini?" Tanya putri Cortney dengan terbatah-batah.
"Bagaimana aku kesini itu tidak penting. Dan juga kau jangan dulu berbicara! Karena sekarang aku akan menyuapi mu makan. Lihatlah makanan ini sama sekali belum kau sentuh. Kenapa kau senang sekali menyiksa dirimu? Ini buka mulutmu!"
"Tidak, aku ti...tidak mau makan"
"Harus! Kau harus makan!" Putri Courtney tidak bisa menolak jika pangeran Richard yang meminta. Pangeran Richard terus menyuapi putri Courtney hingga bubur itu habis.
"Bagus buburnya sudah habis. Dan sekarang kau harus istirahat lagi!" Putri Courtney beristirahat, dan lama-kelamaan dia tertidur. Pangeran Richard terus memandangi putri Courtney yang sedang tertidur. Saat itu tangan pangeran Richard terus menggenggam tangan putri Courtney.
Cepatlah sehat! Melihatmu sakit seperti ini membuat hatiku sangat sakit. Aku benar-benar mencemaskan keadaan mu. Batin pangeran Richard sembari mencium kening putri Courtney.
....
Saat putri Courtney membuka matanya, pangeran Richard sudah tidak ada lagi disampingnya. Mata Putri Courtney terus menyelusuri seluruh ruangan kamarnya, berharap pangeran Richard masih ada didalam ruangan itu. Putri Courtney begitu sedih saat dia tau pangeran Richard sudah pergi kembali keistananya. Dia mulai mengingat kembali kejadian hari perayaan itu. Hari dimana dia sudah melakukan kesalahan yang sangat besar dengan membunuh putri Taniya. Putri Courtney tidak bisa menceritakan semua ini kepada pangeran Richard. Jika pangeran Richard mengetahui semua ini, pasti pangeran Richard akan meninggalkan dirinya. Putri Courtney tidak bisa membayangkan jika harus kehilangan pangeran Richard. Dia harus menyembunyikan semua ini, walaupun itu tindakan yang sangat egois.
Kenapa semua ini bisa terjadi? Maafkan semua kesalahan ku ini pangeran Richard. Aku harus menyembunyikan kebenaran ini darimu. Aku tidak mau jika harus kehilangan dirimu. Maafkan aku! Batin putri Courtney. Lagi-lagi air mata menetes dipipinya.
"Sayang ada apa? Kenapa kau menangis? Apa kau merasa sakit?" Tanya ratu Calissa yang tiba-tiba masuk kekamar putri Courtney.
"Ibu...." Tangis putri Courtney pecah. Sekarang putri Courtney menangis dipelukkan ibunya.
"Ada apa sayang? Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Tidak ada ibu" Jawab putri Courtney dan melepaskan pelukkannya.
"Kau belum mau cerita ke ibumu?" Tanya ratu Calissa, yang dijawab hanya dengan gelengan kepala dari putri Courtney.
"Yasudah jika kamu belum mau cerita keibu. Sekarang apa putri sudah baikkan?"
"Sudah lebih baikkan bu."
"Ini tadi ibu membawakan bubur. Sekarang kamu makan ya! Biar ibu suapin"
"Tidak bu! Tadi sebelum tidur aku sudah makan"
"Ayolah sayang, kamu makan lagi ya! Ini bukak mulutmu!" Putri Courtney sekarang sudah mau makan. Keadaan hatinya jauh lebih baik ketika pangeran Richard mengunjunginya. Sekarang putri Courtney harus sehat. Karena jika dia sakit, maka tidak akan ada yang menghibur pangeran Richard. Dan tidak akan ada yang membantu pangeran Richard untuk melupakan kesedihannya karena telah kehilangan adiknya putri Taniya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kingdom Of Heaven And Earth (Complete)
FantasyKerajaan yang berbeda, dapatkah menyatukan kita?