Pukul 14:00
Shila, Anggi dan juga Dika baru saja keluar dari kelasnya untuk pulang. Kejadian hari ini membuat Anggi dan Dika bungkam sejak pagi tadi hingga sekarang. Keduanya sepakat untuk menanyakan permasalahan tersebut pada Shila esok hari. Padahal Anggi sudah mati penasaran soal gosip yang lagi hangat di 158.
Ketiganya melewati koridor kelas dengan tenang. Lantai dua sudah mereka lewati tanpa sadar. Shila sesekali menanggapi omongan Anggi maupun Dika yang tidak penting. Untungnya, kedua temannya itu tidak membahas perihal kejadian dirinya dengan Rama hari ini.
Diujung tangga lantai dasar sudah ada Rama dan Oji yang seperti sengaja ingin menghadang jalannya Shila untuk pulang.
"Oh my gawdddddd!!" jerit Anggi dengan mata berbinar saat melihat Rama.
Anggi langsung merapikan dirinya agar terlihat menawan di pandangan Rama. Padahal, belum tentu Rama memandang Anggi. Ups!
"Apaan sih, Gi?" cetus Dika.
"Ada Rama, Dik!"
Shila bergidik jijik melihat sahabatnya itu sangat antusias melihat Rama. Shila jalan mendahului Anggi dan Dika. Ia cukup percaya diri untuk melewati Rama. Namun dengan cepat pergelangan tangan Shila di tahan oleh Rama.
"Gak usah sentuh gue!" decak Shila seraya menepis tangan Rama.
"Fine, kamu pulang sama siapa? Aku anter ya?" ujar Rama sangat manis.
Shila mengernyit mendengar ucapan Rama. Detik kemudian Ia memberikan tatapan membunuh pada laki-laki yang kancing seragamnya sudah terbuka dua.
"Pacar, kamu kenapa sih? Jutek banget sama aku." rengek Rama. Dan itu terkesan menjijikan bagi Shila.
"WHAT?? PACAR!?" teriak Anggi.
"Tu...tunggu? Siapa pacarnya Rama??" Anggi semakin bingung.
"Ya, Shila lah! Masa Dika?" jelas Oji.
Anggi menggeleng tak percaya. Ia langsung merapatkan jarak dengan Shila. "Cil! lo kenapa gak bilang kalo lo beneran balikan sama Rama?" bisiknya geram.
Shila sudah panas mendengar ucapan Anggi. Ia maju dua langkah untuk mendekat dengan Rama.
Posisi keduanya kini sangat amat dekat. Rama tersenyum simpul menatap gadis manis di depannya itu. Seolah Shila memang benar-benar kekasihnya yang baru saja kembali.
"Stop panggil gue pacar atau sejenis lainnya!" ucap Shila lantang dihadapan muka Rama.
"Sayang, kenapa sih? Kamu kan pacar aku, kita baru balikan." Rama terlihat memelas. Meski itu hanya akting. Shila tau.
Shila cukup muak melihat sikap cowok curut ini. Ia menghentakkan kakinya asal. "Tapi kenyataannya gue bukan PACAR lo, CURUT!" jelas Shila penuh penekanan pada kata PACAR dan CURUT.
"Ini..ini apa sih?? Gue bingung deh." kata Anggi polos.
"Cukup basa-basi kaya gini, Ram. Dan berhenti buat akuin gue sebagai pacar lo, kalo lo masih ngelakuin ini. Abis lo sama gue!" tegas Shila yang langsung meninggalkan Rama.
"Ih, Cila! Tungguin gue!" teriak Anggi.
Dika dan Anggi langsung mengejar Shila yang semakin menjauh dari lantai dasar sekolah.
Rama terkekeh melihat tingkah gadis itu.
"Seru juga yah ledekin tuh anak." ucapnya yang masih diselipkan suara tawa.
"Tapi hati-hati aja Ram, dia kan cewek jadi-jadian." ucap Oji.
Rama menggeleng sambil terkekeh. "Udah yuk ah, cabut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Kiss [Completed]
Teen FictionKlasik. Berawal dari sebuah taruhan, dan berakhir dengan jatuh cinta. Serta ciuman terakhir yang membuat Shila kehilangan Rama. ©Copyright 2016.