"Kenapa kodok jalannya lompat?" tanya Dika.
"Kalo dia gak lompat bukan kodok namanya."
"Anggi, cukup begonya!"
"Dih, gue kan cuma jawab."
"Gue tau!" seru Shila.
Dika dan Anggi langsung menatap Shila dan menunggu jawaban dari Shila.
"Karna kalo gak lompat bukan kodok namanya."
"Anjir! Apa bedanya sama jawaban gue." Anggi memutar kedua bola matanya dengan malas.
"Salah semua lo."
"Terus apa?."
"Karna kalo merangkak itu bayi."
Sepersekian detik kemudian Dika mendapat dua toyoran sekaligus dari Shila dan Anggi. "Jayus elahhh."
Dika hanya terkekeh geli melihat kedua temannya memasang wajah kesal.
Ketiganya sedang berjalan menuju kelas. Mereka bertiga baru saja tiba disekolah.
"Kak Dika, boleh minta ID LINE nya gak?." tanya seorang siswi yang tiba-tiba menghampiri Dika.
"Dika1234 IDnya." ucap Anggi.
Dika hanya tersenyum getir. "Iyah, itu IDnya."
Cewek itu tersenyum penuh bahagia. "Makasih, Kak."
"Eh namanya siapa?." kata Anggi. "Terus kelas berapa?."
Pertanyaan Anggi mampu membuat gadis itu merasakan panas di pipinya. "Ana kak, kelas 11 Ips 2."
"Okeh Ana. Nanti jam istirahat Dika pasti ngajak lo ke kantin." jelas Anggi yang semakin membuat gadis itu merona. Tanpa pamit, gadis itu langsung meninggalkan Dika dan yang lainnya.
"Bego! Kasian kali, Gi. Ngeblush gitu hahahaha."
"Sekali-kali, Cil. Ciyeeee abang Dika di goda cewek yuhuuuu."
"Sialan!." Dika langsung menarik kepala Anggi dengan gemas. Dan itu membuat Anggi susah bernapas.
***
"Serius Dika ngasih tebakan kaya gitu sama lo?."
"Serius, Al. Jayus banget kan?."
Kini Shila dan Alfian berada di perpustakaan. Pertemuan mereka tidak sengaja. Shila yang tadinya ingin meminjam buku, tapi tidak jadi karna Al mengajaknya untuk mengobrol.
Tiga hari ini Shila memang sering bersama Al jika di sekolah. Kadang, mereka berdua juga suka ngajar anak jalanan bareng. Dan itu membuat kedekatan mereka semakin dekat.
"Selly kapan balik, Al?."
"Masih lama, Shil. Kenapa?."
"Nanya aja sih."
"Lo tau gak? Lo itu cewek unik yang baru pertama kali gue kenal."
Dahi Shila mengkerut. "Maksudnya?."
"Lo unik, Shil. Lo itu gak jaim, lo juga mudah bergaul sama orang baru. Dan yang bikin gue kagum sama lo, lo cantik tapi lo jago taekwondo."
Penjelasan Al, mampu membuat detak jantung Shila kembali tidak normal. Entah sudah berapa kali saat berdekatan dengan Al, Shila mengalami perasaan aneh seperti saat ini.
Tiga hari ini, Al selalu membuatnya merasa nyaman jika di dekatnya. Al juga perhatian kepada Shila. Bahkan, Al juga sempat membuat Shila hampir mati berdiri hanya karena Al menatapnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Kiss [Completed]
Teen FictionKlasik. Berawal dari sebuah taruhan, dan berakhir dengan jatuh cinta. Serta ciuman terakhir yang membuat Shila kehilangan Rama. ©Copyright 2016.