13. Hati-hati Ya Sayang

985 61 3
                                    

Shila baru saja menepikan mobilnya di dekat tukang martabak langganannya. Kali ini Ia membawa kendaraan sendiri. Sepulang dari rumah Dika tadi, Shila langsung punya niat beli beberapa martabak untuk dirinya dan juga Untuk anak-anak jalanan yang ia ajar.

"Martabak coklat kejunya satu, Bang. Sama martabak coklatnya dua."

"Okeh, tunggu ya neng."

Selesai memesan beberapa martabak, Shila duduk di bangku plastik yang emang udah di sediain sama abang-abang martabaknya. Martabaknya masih dalam proses, Shila memainkan ponselnya dan mengirim sms pada Anggi.

To : Toa Masjid

Gi, gue lagi beli martabak dongssssss

Baru beberapa detik sms itu terkirim, langsung ada balasan dari Anggi.

Aaaaaaaa mauuuuu, kerumah gue dong anterin.

Shila : Ogah amat gi.

Anggi : 💩💩💩 Pelit lu tai !!!!!!!!!!

Shila hanya tertawa melihat balasan sms dari Anggi. Ia langsung memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Dan menunggu martabak pesanannya jadi.

"Nih neng martabaknya." abang martabak langsung memberi dua bungkus terpisah pada Shila.

"Makasih bang." setelah menunggu kembalian. Shila pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya ke tempat anak-anak jalanan.

Hanya butuh waktu 15 menit Shila ke tempat tujuannya. Tiba ditempat itu, Shila langsung turun dari mobilnya dengan raut wajah senang yang tidak bisa disembunyikannya.

"Hei, kalian!. Kak Shil bawa ma--"

"Alfian!?" Shila sukses dibuat kaget oleh keberadaan Alfian disana. Alfian yang terlihat sudah sangat akrab dengan Aldo dan lainnya makin membuat Shila bingung.

Al yang tadinya duduk bersama Aldo dan yang lain langsung mendekati Shila yang masih diam mematung di tempat.

"Udah kali bengongnya." Alfian menjentikan jarinya didepan wajah Shila dan sukses menyadarkan Shila dari keterkejutannya.

"Kak Shila bawa apa?" Fadil langsung menghampiri Shila.

"E..eh ini, Dil. Bagi temen-temennya yah." Shila menyerahkan martabak coklatnya ke Fadil. Sementara martabak coklat kejunya buat dia sendiri.

"Kok lo bisa disini, Al?" tanya Shila dengan raut wajah bingung.

"Duduk disitu aja, yuk?" Al menunjuk sebuah bangku kayu yang kusam. Shila menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Lo belum jawab pertanyaan gue, Al."

"Gue suka bantu mereka, Shil. Cuma udah lama gue jarang kesini.

"Masa? Kok gue gak tau sih?"

"Yaudah lah gak penting juga kan?"

Shila nyengir. "Iya juga sih, jadi bisa gue simpulin kalo ko juga ngajar anak-anak disini? Iya?"

Al mengangguk dengan senyuman. "100 buat lo, 1000 buat gue."

"Songong!"

Alfian terkekeh.

"Eh, mau gak?." Shila menyodorkan satu potong martabak kepada Alfian.

Martabak yang tadinya mau ia makan dirumah, mau tidak mau ia makan disini. Nggak enak juga kalau nggak dimakan disini, nanti dikira pelit sama Alfian.

"Rasa apa nih?"

"Coklat keju. Kenapa? Lo gak suka yah?"

Al langsung menyambar martabak itu dan memasukan ke mulutnya dengan hikmat. "Ini sih favorit gue."

Last Kiss [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang