Last Kiss [Completed]

24. Efek Kemoterapi

"Kamu yakin mau tinggal di Bandung? Gak mau ikut ayah ke jakarta?" kata Arwan di sebrang sana.

"Iya, Yah. Nanti kalo aku mau tinggal disana aku pasti bilang sama Ayah."

"Lusa Ayah ke Bandung. Nanti kita bicarakan lagi."

"Iyah."

Sambungan telepon pun terputus. Shila langsung menghela napasnya perlahan. Ia berjalan ke arah balkon kamarnya untuk menikmati senja yang akan terbenam indah. Dari balkon kamarnya, warna jingga mulai memancarkan pesonanya.

Senja bercampur rindu.

Shila mengulum bibirnya menahan air matanya.

Aku kangen, Ma. Aku juga kangen Ayah.

Tak kuasa Shila menahan air matanya, akhirnya jatuh juga dari pelupuk matanya.

"Ma, Ayah kemana sih? Kan ayah bilang besok kita mau liburan, tapi kok udah dua hari ayah gak pulang?." kata Shila kecil yang duduk di pangkuan Sinta.

"Besok ayah pasti pulang, kamu sabar aja sayang. Ayah kan kerja, gak kemana-mana."

"Beneran, Ma? Kalo ayah gak pulang juga, kita liburan berdua aja ya, Ma."

Sinta tersenyum getir. "Iya sayang. Sekarang kamu tidur yah, udah malem."

Shila kecil pun mengangguk. "Iya, Ma."

Sinta mengangkat tubuh gadis kecilnya itu ke dalam kamarnya. Menemani gadis kecilnya hingga tertidur pulas.

Saat ini Shila terisak dihadapan senja. Dirinya benar-benar tak mampu menahan tangisnya lagi. Saat ini Ia benar-benar sendiri. Tanpa Anggi. Tanpa Dika. Tanpa Rama, dan tanpa Alfian.

Kala senja hadir menyapa, kala jingga hadir menyelimuti. Aku hanya ingin Tuhan tahu, bahwa aku merindukannya.

***

T

idak terasa hanya tinggal berapa bulan lagi Shila bersekolah di 158, karena sebentar lagi Ujian Nasional akan di laksanakan. Sementara hubungannya dengan Rama dan Alfian belum membaik. Shila masih mencoba menghindar dari Rama dan Al.

Saat ini cewek itu sedang duduk seorang diri di kantin. Anggi dan Dika tidak mau menganggungnya. Soal Shila yang sudah mengetahui bahwa Dika mencintainya--iya Shila denger semua ucapan Dika waktu berantem sama Rama--itu membuatnya semakin dilema. Tapi Shila tidak membenci Dika. Saat ini Shila masih bersikap dingin terhadap Dika.