7. Taruhan

1.1K 63 2
                                    

Tepat satu bulan sudah Shila menjadi siswi di SMA 158. Cukup banyak pengalaman yang dialaminya. Dan tentunya soal Rama.

Rama masih terus menggoda Shila dengan alasan Shila adalah pacarnya. Bertingkah seolah Shila adalah kekasih sesungguhnya Rama. Semenjak kejadian "Resmi Balikan" satu minggu lalu, hidup Shila bisa dibilang tidak baik.

Banyak nomer nggak jelas yang mulai menerornya hanya karena hubungan palsunya dengan Rama. Tapi Shila nggak mau ambil pusing. Dia masih mikirin rencana apa yang bagus buat cowok curut kaya Rama. Makanya, buat saat ini Shila diemin Rama, biarin Rama ngerasa menang dulu.

Shila berada di kantin sekolah bersama Dika dan Anggi. Meski cuma Dika cowok satu-satunya diantara mereka, itu nggak bikin Dika berubah jadi agak cewek, justru lebih laki.

"Terima aja kenapa sih kalo gue tuh ganteng." ujar Dika.

"Dih, ya karna lo cowok satu-satunya diantara kita." cetus Anggi yang sedikit tidak terima bahwa Dika mengakui dirinya tampan.

Dika tertawa geli mendengar pengakuan Anggi. "Slow beb, ngegas amat."

Shila hanya diam. Ia tak mau jika Anggi menanyakan hal yang tidak ingin Shila dengar sampai sekarang.

"Shila." Anggi menyikut lengan Shila.

"Hmm"

"Lo jahat!."

Mata Shila melotot mendengar ungkapan sahabatnya itu.

"Jahat gimana? Gue nggak bunuh lo perasaan."

"Lo nikung dia, Shil." kata Dika.

Dahi Shila mengkerut, "Nikung?"

"Iya, Cil. Lo nikung gue dari Rama. Lo bilang gak suka sama dia, tapi apa nyatanya? Lo malah mantanan sama dia dan sekarang balikan."

Shila menghembuskan napasnya cukup panjang. "Denger ya, Gi, gue sama Rama gak ada apa-apa. Dia bukan mantan gue, dan bukan pacar gue. Jadi, lo gausah mikir kalo gue nikung lo." jelas Shila dengan raut wajah masam. Ini yang sejak tadi Shila hindari.

"Serius?" mata Anggi berbinar.

"Hmm."

"Aaaaaaaaa, lope yu Cil."

"Jijik, Gi." Shila mendelik geli.

Dika dan Anggi hanya terkekeh melihat sikap Shila.

"Tapi, Gi. Lo kaya gak ada cowok lain aja sih." ucap Dika.

"Duh, denger yah Dika Pratama Aji. Ini tuh bukan masalah gak ada cowok lain, tapi ini tuh soal, Kri-Te-Ria. Paham?."

"Ya, serah lo."

Shila hanya menggelengkan kepalanya.

Dia tau banget si Anggi kalo liat cowok ganteng itu kaya gimana, makanya dia lebih memilih diem daripada debat cowok ganteng sama Anggi, udah pasti bakalan kalah.

***

Meskipun terlahir dengan keadaan kembar. Sikap Rama lebih dominan amburadul dibanding Alfian. Meski mereka satu kelas, tapi Rama seolah nganggap kalo Alfian bukanlah saudara kembarnya. Nggak tau kenapa, Rama nggak mau banget kembar sama Al. Katanya, kalo dia bisa di lahirin ulang, dia nggak bakal mau kembar sama Alfian. Yah, sayang sekali Rama. Itu hanya keinginanmu yang nggak akan pernah tergapai.

Rama lebih asik sama Soleh, Reno dan Oji. Meski keempatnya badung banget kalo di sekolah: cabut, kadang nongkrong di wc belakang sekolah cuma buat ngerokok. Terus kadang-kadang mereka diem di kantin lama banget cuma buat main cilong. Tau nggak cilong apaan? Itu loh, biji pohon karet, yang cara mainnya di getok. Nah, yang cilongnya pecah bakalan kalah. Bocah banget kan? Hahahaha.

Last Kiss [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang