8. Belajar Yang Bener Cila

1.1K 53 0
                                    

MINGGU. Otomatis sekolah juga libur. Shila yang memang sudah dua hari tidak mengajar anak-anak jalanan, hari ini ia akan mengajar mereka bersama Dika. Tadinya Anggi mau ikut, tapi katanya dia mau ke Jakarta. Ada urusan keluarga gitu.

Saat ini Shila sudah siap untuk segera berangkat mengajar murid-muridnya. Dengan jeans warna hitam, kaos putih polos bertuliskan "Normal Is Boring" salah satu kaos yang lagi trend di instagram, dan sepatu convers putih. Rambutnya juga sengaja di gerai. Cantik apa adanya deh, heheeh.

Shila minta dijemput oleh Dika, meskipun, ya, bisa dibilang orang berada, Shila nggak mau bawa mobil kemana-mana kecuali keadaan yang memaksanya.

Lebih dari 15 menit dari waktu yang dijanjikan Dika untuk menjemputnya, sampai sekarang laki-laki berkacamata itu belum menampakkan kacamatanya. Akhirnya, Shila mengambil ponsel miliknya dari dalam saku jeans yang ia kenakan sekarang untuk menghubungi Dika.

"Hallo, Dik lo dimana?" suara Shila bisa di pastikan naik satu oktav.

"Masih dijalan nih, macet. Tunggu bentar ya."

"Ah kelamaan! Udah nggak usah deh, gue naik angkot aja nanti."

"Lah ko gitu? Serius lo naek angkot?"

"Iyaaa, yaudah ya ketemu disana aja. Bye."

Shila langsung menutup telponnya lebih dulu dibanding Dika. Mungkin sedikit jengkel dengan Dika yang ngaretnya melebihi Anggi.

Akhirnya, dengan sedikit mendengus Shila pergi mengajar anak-anak dengan menaiki kendaraan umum. Not bad lah ya.

S

etibanya di gubuk--tempat Shila mengajar iq anak-anak langsung antusias melihat kedatangan Shila. Dan senyuman Shila tidak pudar sampai dirinya tiba di hadapan anak-anak tersebut.

"Maaf yah kakak telat, gimana? Udah siap buat belajar?" tanya Shila yang begitu semangat.

"SIAP KAK!" jawab empat anak yang Shila ajar serempak.

"Aldo, sekarang giliran kamu yang milih mau belajar apa."

Shila emang sengaja ngasih pilihan bergilir ke 5 anak muridnya untuk memilih pelajaran apa yang mereka mau setiap belajar. Kali ini giliran Aldo yang memilih pelajaran apa yang ingin dibahas.

"Lagi males belajar kak, boleh kan nggak belajar dulu?" wajah Aldo terlihat memelas.

"Hmm, yaudah kalo gitu. Kak Shil nggak sendiri loh nanti ngajar kalian. Temen Kak Shil lagi dijalan mau kesini."

Terdengar riuh sorak-sorak kelima anak murid Shila yang begitu senang bahwa akan ada banyak orang yang menemani mereka hari ini. Meskipun ke empat anak lainnya yang semangat ingin belajar, namun mereka tetap menyetujui kemauan Aldo untuk libur belajar hari ini.

Selain Aldo yang ganteng, ada lagi anak murid Shila, namanya Puput. Puput ini masih sekitar umur 7tahun. Ada juga yang namanya Fadil, cowok ganteng setelah Aldo. Mungkin usianya nggak jauh beda dari Aldo. Sedangkan dua lainnya adalah Andi dan Uci. Mereka berdua masih seumuran Puput.

Sambil menunggu Dika datang kesini, Shila bercerita mengenai hal lucu pada kelima muridnya. Mereka semua senang, dan merasa terhibur. Itu salah satu kebahagiaan Shila.

"HAI SEMUANYA!" teriak Anggi yang tiba-tiba bikin Shila kaget saat itu.

Nggak paham sama suaranya Anggi yang kebangetan. Mungkin toa masjid juga kalah.

"Lah, Gi? Kok lo disini? Katanya ke Jakarta." Shila heran melihat Anggi yang tiba-tiba datang bersama Dika.

"Heheheh nggak jadi. Tadi gue minta Dika jemput gue." perempuan berambut sebahu itu hanya terkekeh. Selebihnya ia berkenalan dengan kelima murid Shila.

Last Kiss [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang