Chapter 5 - Trust

6K 572 69
                                    

Anna POV

Acara pelantikan pun di mulai. Cheers!

Kami di minta untuk berkumpul di halaman kampus depan basecamp jam 3.30 sore. Dan membawa barang yang sudah disiapkan (air minum, dll, kalau kalian ga inget baca lagi chapter sebelumnya).

Anak baru terdiri dari 12 cowok dan 18 cewek. Ada dua yang absen, cowok dan cewek, jadi ada 1 pasangan yang terpaksa menjadi pasangan dadakan. Cieee.

"Selamat siang menuju sore guys", kak Ali membuka acara.

"Let's pray first, untuk kelancaran acara kita hari ini dan 2 hari ke depan, berdoa menurut keyakinan masing-masing", kak Ali memberi instruksi dan kami pun berdoa.

"Okay, jadi semuanya udah pakai sandal jepit kan? Sekarang siapin tali rafia kalian, trus ikat pada sandal kalian, silangkan seperti tali sepatu tapi sampai lutut", kak Ali berkata dengan tegas.

Whaaattt? Ini bukan Ospek kan? April's fool? Tapi kok kecepetan.

He is joking right? Kami semua anak baru hanya memasang muka penuh tanda tanya. Kak Ali dan senior akhirnya bersikap.

"Ini bukan main-main! This is our way. Lakukan sekarang atau kalian mau pulang? Ada yang mau pulang?", kak Ali berkata dengan sedikit nada tinggi.

Aku pun segera mengambil tali rafia dan mengikatnya ke sandalku, yang lain mengikuti dan ada yang di bantu senior. Eliza tentu saja di bantu kak Glen dan lainnya. Dasar senior.

Oh iya, dia terlihat lebih pendek memakai sandal, imut deh. Dan dia paling banyak menyita mata para senior cowok, ga perlu ditanyakan lagi!

Setelah selesai, aku pun tertawa, ternyata ini lucu juga, pikirku. Kami seperti pendekar jaman dahulu. Wiro Sableng and Sinto Gendeng!. Crazy but fun. Tali rafia kami pun warna-warni.

"Oke, sekarang letakan air minum dan roti yang kalian bawa ke dalam tas kalian, dan kumpulkan hp kalian sama kak Tika, hurry!", kak Ali memberi perintah kepada kami.

No cellphone now?! Oke.

Setelah itu kami hanya di diamkan berdiri selama 30 menit dengan tangan di belakang. Ini masih siang, jadi keringatpun mulai menetes. Aku melirik Eliza di sampingku, wajahnya mulai lelah. Ini baru awal, duhh.

Kak Glen lalu kini yang mengambil alih.

"Nah sekarang kalian bisa duduk, go ahead", kak Glen memberi perintah.

Kami pun akhirnya duduk tanpa alas di halaman. Ada yang ragu-ragu tapi akhirnya duduk juga.

"Kita tahu kalian anak-anak manja, ini ga seberapa, kita anak Teater harus tangguh, dalam situasi apapun, kondisi apapun, jika kalian merasa ini sebagai penindasan, berdiri sekarang, ambil tas dan hp kalian, get your ass outta here", kak Glen menjelaskan kenapa kami di diamkan selama itu.

Ada 2 cewek yang berdiri dan pergi, aku melihat Eliza tapi dia tetap duduk. Tough girl, huhh? Aku pun senang dalam hati. Jadi sekarang kami hanya ada 13 pasang.

"Sekarang minum air kalian", kata kak Glen.

Akhirnya, bisa minum juga. Saat kami semua mau membuka tutup botol air minum kami, kak Glen menyela.

"Kalian hanya boleh meminum sekali dan airnya harus sebatas tutup botol kalian", lanjut kak Glen.

Ohhh, nooo.

Tanpa ragu-ragu aku menuangkan air ke dalam tutup botol lalu meminumnya. Gila haus banget guys setelah berdiri segitu lamanya di panas terik matahari. Yang lain juga begitu. Untung roti yang kami bawa boleh di makan semua, kalau cuman secuil, matilah sudah.

Roses and Butterflies (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang