Chapter 17 - Bitterness

7.8K 625 245
                                    

Eliza POV

OH. MY. GOD.

Aku membuka kacamataku lalu meletakkannya. Dan kini aku melihat Anna, melihat matanya. Kami saling memandang satu sama lain dengan wajah yang super duper merah. Dia malu, aku juga!

Seperti yang kalian tahu, ehem, Anna barusan menciumku. MENCIUMKU!

Apa itu artinya dia.. juga suka padaku?

Jika ini mimpi, aku tidak mau terbangun lagi, karena terlalu indah. Tapi ini nyata dan perfect!

Oh my God, Oh my God! I can't believe that my dreams will come true!

Anna masih memegangi wajahnya. Dia menunduk malu sekarang. Sedangkan aku, masih terus melihatnya donk. Mataku tidak bisa berpaling. Dan lagi Anna sedang memakai bajuku sekarang, dia terlihat cantik dan juga sexy. Gulp!

Kancing atasnya terbuka 2, membuatku sesak dan kehilangan nafas. Aku ingin menyentuhnya! Aku tidak ingin terburu-buru. Tapi aku sudah gila!

"Umm, Anna, may I hold your hand?"

Dia mendongak dan terlihat kaget. Mulutnya terbuka. Ah, lucunya!

"I-iya, I wanna do it too", katanya sembari menyodorkan tangan kanannya dan ku sambut dengan gembira.

Kami lalu bergandengan tangan di dalam mobil. Kami tersenyum. I really loves her hands. Lembut dan hangat.

Sebenarnya aku kedinginan, tapi aku tidak mau kehilangan momen ini lalu merusak suasana atau pulang begitu saja! Aku ingin berlama-lama dengannya. Tapi tentu saja Anna menyadarinya.

"Tangan kamu dingin banget Elz, kamu gapapa?", dia mengkhawatirkanku.

"Gapapa Anna, cuma sedikit kok", aku tersenyum padanya.

"Hujan udah sedikit reda, kita pulang aja yah? Kamu harus cepet ganti baju, kalau ga kamu bisa sakit Elz", katanya semakin terlihat cemas.

"Sebentar lagi, please", aku memohon padanya.

Anna lalu menghela nafas dan berkata, "5 menit yah, trus kita pulang"

"Iya deh", aku menjawab sedikit sedih.

Aku mempererat genggamanku. Tapi 5 menit berlalu dengan cepat. Damn!

"Okay, lets go home", Anna melepas genggaman tanganku dan memakai sepatunya.

Kini gantian aku yang menghela nafas panjang. Huft.

Aku lalu mengantarnya sampai ke mobilnya yang ada d sektor B. Aku sungguh tidak ingin berpisah dengannya!

"Anna, wait!"

Aku menariknya sebelum dia keluar dari mobilku lalu menciumnya dengan cepat.

"Call me when you get home, kay?", aku tersenyum.

"Aa.. Yes, I will call you", Anna kembali gugup lagi. Dia lalu keluar dari mobilku.

Apa aku terlalu agresif? Kami bahkan belum pacaran! Duh!

Imej-ku yang pemalu hilang sudah. Dan entah kenapa aku jadi pemberani gini! Aku yakin ini semua gara-gara virus bodoh yang namanya cinta! Dan Anna tentu saja. Lol.

Roses and Butterflies (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang