15: Jangan Ditinggal

16.1K 1.6K 97
                                    

"Kalau Ada Masalah, Cerita Sama Siapa?"

Dara jalan bersisian dengan Meigi menuju ruang OSIS. Keduanya tertawa karena membahas kejadian lucu yang tadi terjadi di kelas.

Setelah sampai di ruang OSIS yang tenang, mau tidak mau Dara dan Meigi menghentikan tawa mereka.

Sepertinya semua anggota sudah lengkap. Tapi sang ketua belum juga keliatan.

Dimana, Nero?

Dara dan Meigi duduk bersebelahan seperti biasa. Dara sekilas melirik Sasha yang tengah menunduk. Samar-samar ia bisa melihat pipi Sasha yang basah. Kayanya abis nangis.

"Oke, semua udah lengkap kan? Kita mulai aja ya rapatnya." Kata ketua anggota HUMAS, Rafly. "Jadi, untuk rapat kali ini gue yang mimpin. Soalnya Nero lagi sakit. Kita doain semoga Nero cepat sembuh ya, guys."

"Aamiin." Sahut anggota yang lainnya.

"Jadi, kita mulai dari anggaran lomba. Kemarin Nero bilang ke gue..."

Dara melamun. Yang ada di pikirannya saat ini hanya Nero.

Cowok itu sakit? Kenapa bisa tiba-tiba? Perasaan kemarin waktu mereka papasan, Nero masih baik-baik aja.

Tapi kalau ngeliat Sasha yang kayak abis nangis gitu, kayanya dia ada masalah, atau nangis gara-gara Nero sakit parah?!

Ah, mana mungkin.

Meigi menyikut lengan Dara. "Lo setuju kan, Ra?" tanya Meigi kemudian.

Dara celingukan. Seluruh anggota OSIS yang ada di sekitar meja itu memperhatikannya. Termasuk, Sasha yang padahal sedari tadi hanya menunduk.

"Gimana, Dara? Lo setuju sama permintaan, Meigi?" tanya Rafly kemudian.

Dara semakin bingung. Ia memperhatikan Meigi lama. Cewek itu begitu antusias. Maka Dara pun menganggukkan kepalanya. "Setuju."

"Nanti gue bicarain lagi ya sama Nero. Kalau seandainya Nero setuju. Dalam waktu dekat, lo pasti udah ada partner pengganti yang baru." Kata Rafly dengan nada tenangnya.

Dara membulatkan matanya. "Partner?" gumamnya pelan. Ia kembali menatap Meigi. Matanya menyiratkan seolah ia minta penjelasan.

"Lah? Jadi lo tadi nggak ngedengerin tapi main setuju-setuju aja?" Meigi menepuk dahinya. "Ampun deh, Ra. Jadi, tadi itu gue bilang ke Rafly kalau gue mau ngundurin diri jadi anggota mading. Karena gue harus les musik. Gue nggak bisa bagi waktu, makanya gue mundur dari OSIS. Terus tadi Rafly nanya lo setuju atau nggak, soalnya gimana pun juga, gue harus minta persetujuan sama lo. Dan gue seneng banget ternyata lo setuju."

Bibir Dara sedikit terbuka. Siapa yang mau menjadi partnernya? Gimana kalau nggak ada yang mau? Itu artinya ia harus mengurusi semuanya sendiri kan? Gila aja, Dara mana mungkin bisa mengurus mading sendirian.

"Astaga Dara. Kenapa muka lo shock banget gitu." Kata Rafly sedikit bercanda. "Tenang aja, Ra. Dulu juga Meigi sendirian, dia bisa."

Meigi ya Meigi. Beda sama Dara.

"Santai aja. Lagian kan ada gue sama Nero yang bakal bantuin lo ngumpulin berita." Timpal Rafly yang masih tersenyum menenangkan.

Nggak ngaruh sebenarnya. Karena mood Dara udah bener-bener hancur.

"Udah nggak ada lagi kan yang mau di bicarain? Lo semua juga pasti udah pada ngantuk. Jadi kita akhiri aja rapat kali ini. Sampai ketemu di rapat berikutnya." Tutup Rafly yang langsung membuat anggota lainnya berdiri meninggalkan ruangan.

[DSS #1] : ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang