42: Ayo Janji Dulu

9.6K 1.2K 81
                                    

"Kembali Ke Dunia Atau Ikut Pergi?"

Keduanya keluar dari balik tirai masing-masing. Tidak saling menoleh, hingga keduanya tanpa sadar memutuskan hal yang sama. Yaitu keluar dari UGD dan duduk di bangku ruang tunggu.

Tidak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu. Keduanya sama-sama masih bingung sekarang. Apa yang baru saja terjadi benar-benar mengejutkan siapapun yang mengenal mereka.

Cewek dengan rambut sebahu itu menjambak rambutnya kasar, sambil menangis pilu. Hingga cowok yang ada disebelahnya menoleh. "Lo bakal selamat kok." Kata cowok itu tanpa dia tau siapa lawan bicaranya saat ini.

Yang mereka berdua sadari hanya satu, mereka sama-sama baru saja mengalami kecelakaan, nyaris di waktu yang sama, tetapi di tempat dan kondisi yang berbeda.

"Lo takut mati?" tanya cowok itu, sambil kemudian mendengus. "Gue malah pengen mati."

Cewek itu masih tidak mengatakan apapun. Selain dia takut mati, dia juga takut ditinggal lebih dulu oleh kedua orang tuanya. Karena kecelakaan yang baru saja terjadi dan masih sangat cewek itu ingat adalah dia dan kedua orang tuanya yang berada di dalam mobil namun saat Ayahnya ingin berbelok, ada mobil lain yang menghantam mobilnya hingga mobilnya nyaris terguling.

Kedua orang tuanya duduk di depan, dan langsung tidak sadarkan diri setelahnya. Lain dengan dirinya yang tadi sempat menggerakkan tangannya untuk meminta tolong.

Semuanya terjadi begitu saja, hingga tubuhnya tidak sadarkan diri dan dilarikan ke UGD.

Cewek itu menoleh saat mendengar kalimat terakhir dari cowok itu. "Gue belum mau mati." Katanya yang langsung membuat cowok itu bungkam.

Bukan, bukan karena mendengar apa yang cewek itu katakan. Tapi karena cewek itu adalah orang yang selama ini dia cari dan dia tunggu.

"Dara?"

💫💫💫

Nero mengetuk pintu ruang rawat Dara beberapa kali, sebelum dia masuk. Dan apa yang pertama kali dilihatnya, benar-benar membuat hatinya terenyuh.

Ada seorang wanita berusia menuju 70 yang menggenggam erat tangan cucunya yang terbaring dengan beberapa alat bantu pernapasan disekitar tubuhnya.

Benar, Dara koma. Dan Nero sudah mendengar semuanya dari Meigi.

Dara pernah kecelakaan parah yang mengakibatkan kedua orang tuanya meninggal dunia, dan dirinya yang koma selama beberapa minggu.

Dan sedihnya, kondisi tubuh Dara setelah kecelakaan itu tidak sama seperti dulu.

Dia selama ini tidak baik-baik saja.

Dia sakit tapi dia tidak menceritakannya pada siapapun di sekolah. Pada Davi sekalipun.

Jangan tanya seperti apa rasa bersalah Nero sekarang. Dia bahkan bingung bagaimana caranya dia harus meminta maaf pada Dara.

Kalau aja pada saat itu dia bisa mengontrol emosinya, kalau saja dia bisa marah pada semua guru yang ada di ruang guru pada saat itu, kalau saja mereka semua tidak membicarakan dirinya dan Ayahnya di belakang, Nero mungkin tidak akan semarah itu, dia mungkin tidak akan membanting pintu dan mengenai Dara. Sehingga Dara tidak akan terbaring seperti sekarang, dia tidak akan pingsan di pelajaran olahraga, dia tidak akan koma.

Dengan napas berat, Nero mendekat ke arah Dara hingga Eyang menoleh. "Saya Nero, Eyang. Temannya Dara." Katanya sambil mencium punggung tangan Eyang.

[DSS #1] : ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang