26: Dia Ulang Tahun

11.8K 1.3K 75
                                    

"Bagaimana Rasanya Ditinggal Dengan Perasaan Bersalah?"

Bel tanda pulang berbunyi, Dara buru-buru menuju ke meja Meigi, untuk memberi tau sesuatu hal yang menurutnya sangat penting, tapi pasti dianggap gila oleh Meigi.

"Hah?!" seru Meigi yang melayangkan tatapan penuh tanda tanya pada Dara. "Gue tau kalo materi matematika hari ini susah, tapi lo jangan gila dulu."

Dara yang sudah menyadari kalau ekspresi Meigi akan seperti ini, hanya mendengus kesal. Karena teriakan Meigi barusan, berhasil mengundang keheranan teman-teman mereka yang ada di kelas.

"Nggak!" tolak Meigi mentah-mentah. "Nyokap gue hari ini nggak bisa jemput. Jadi gue mau naik bus. Kalo kesorean takutnya rame."

"Nggak, Mei! Gue udah lumayan sering pulang naik bus sore-sore. Masih bisa duduk kok." Jelas Dara berusaha meyakinkan Meigi.

"Emang rumah kita searah?"

"Lah emangnya enggak?" tanya Dara. "Lo kalo naik bus dari halte sebelah kanan itu kan?"

"Ih, beda!" balas Meigi. "Udah ah! Lo jangan aneh-aneh dong, Ra."

"Please pleaseeee. Sekali ini aja deh, setelah itu gue nggak akan aneh-aneh lagi."

Meigi menghela napasnya, pada akhirnya dia menyerah juga. Sekalipun dia nggak yakin dengan ucapan Dara. "Oke, tapi janji jangan lama-lama ya?"

"Iya." Dara langsung menggenggam pergelangan tangan Meigi. "Kuenya masih otw, jadi sekarang kita tungguin aja di depan gerbang."

Mereka berdua meninggalkan kelas, tanpa membawa tas. Hal itu langsung mengundang keheranan seorang cowok yang baru balik ke kelas setelah kelas sepi, Davi.

💫💫💫

Dara menata beberapa lilin-lilin kecil disekitaran kue, sementara Meigi yang menyalakan lilinnya dari pemantik.

Di intipnya kelas yang sudah sepi. Parahnya, Davi nggak ada di dalam sana. "Nggak ada." Lapor Dara yang kesal sendiri melihat Davi yang suka ilang-ilangan.

Meigi yang bingung harus apa, memutuskan untuk masuk ke dalam kelas. "Iya, nggak ada."

"Eh! Lo kenapa masuk? Nanti kalau Davi lagi ngumpet di kolong meja kan bisa gagal rencana—"

"Ra?"

Dara terdiam. Itu kayanya Dara kenal suaranya.

Kok kayak suara, Davi?

Dara memejamkan matanya rapat-rapat. Bener nih pasti si Davi.

"Lo ngapa—in?" Tanya Davi yang mengintip sesuatu yang menyala dari balik bahu Dara. Dia buru-buru maju kehadapan cewek itu. Memastikan tulisan di kue ulang tahun yang Dara bawa.

HBD DAVI HANTU RESE.

"Kok nama gue?" tanyanya pada Dara yang tidak membalas tatapannya. "Emang ini tanggal berapa?" kali ini Davi beralih ke arah Meigi yang sudah lebih dulu membuang pandangannya.

Masih aja Meigi nggak mau ngeliat dia.

Dara menggeram tertahan. "Ah, nggak jadi surprise!" keluhnya. "Nih, selamat ulang tahun, Davi!" katanya sambil mengulurkan kue yang ada di atas telapak tangannya.

Davi hanya diam, sambil memperhatikan Dara dan kue di tangan cewek itu secara bergantian.

"Respon dong!" kata Meigi.

"Lo tau dari mana ulang tahun gue?"

"Dari ruang OSIS, gue baca data lo." Jawab Dara sambil tertawa.

[DSS #1] : ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang