chapter 38

612 34 4
                                    

"Denis, erik loe urus jenasah thea. Biar gw sama ken yg bawa galang pulang ke rumah. Tp gw ingetin sama loe jangan pernah ada yg bilang sama galang klo thea udah meninggal setidaknya sampai kondisi galang membaik." Pinta excel
'Lang, lang. Gw prihatin sama hidup loe. Hidup loe terus menderita kpn loe bisa bahagia?" Ujar ken.
"Loe ga usah prihatin sama kehidupan galang hidup loe jg mengkhawatirkan ken." Ucap excel sambil membopong tubuh galang.
"Satu lg kalian jangan lupa kasih tau ke kakaknya thea klo thea udah ga ada." Pinta ken.
"Baiklah." Ujar denis dan ken bersamaan.
"Thea" panggil Galang walaupun masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Lang, knp hidup loe penuh dengan cobaan seperti ini?" Tanya excel. Sambil memandang galang yg masih memanggil nama thea.

Skip rumah pak yahya.
"Galang, knp galang jd seperti ini?" Tanya sheila.
"Udah ga usah banyak tanya mending skrng kita bawa galang ke kamarnya agar ia bisa beristirahat" usul excel
"Gw jg setuju usul loe, cel." Ujar ken

Skip kamar galang.
"Thea" panggil galang.
"Cel, galang masih memanggil nama thea. Bagaimana ini? Gw takut galang ga akan kuat begitu tau klo thea udah ga ada." Tanya ken
"Oleh sebab itu kita harus merahasiakan hal ini sampai kondisi galang membaik." Jawab excel
Ken dan excel tidak sadar klo percakapan mereka didengar oleh sheila. Tak berapa lama galang sadar. Ia terus menanyakan keberadaan thea pada excel dan ken.
"Thea ada dimana, ken, excel?" Tanya galang.
"Loe ga usah pikirin thea skrng mending loe istirahat dulu pulihin kondisi loe baru loe ketemu sama thea." Jawab excel.
"Ia, lang skrng kesehatan loe yg paling utama." Ujar ken.
"Loe ga akan pernah ketemu lg sama thea, lang. Karna thea sudah meninggal." Ujar sheila yg tiba2 masuk kedalam kamar galang.
"Apa?! Loe jangan pernah ngebohongin gw." Ujar galang
"Klo loe ga percaya loe bisa tanya ke kedua sahabat loe ini karena gw jg tau thea meninggal dari mereka." Ujar sheila
"Apa yg di katakan sheila itu benar?" Tanya galang
"Ia, lang. Thea sudah meninggal" jawab excel
"Ga ini ga mungkin." Ujar galang sambil berlari menuju pintu keluar.
Galang menangis sejadi2nya. Sambil bersandar dipintu. Sheila menghampiri galang
"Galang" panggil sheila.
Namun galang tidak menjawab. Sheila menyentuh pundak galang. Perlahan-lahan tubuh Galang terjatuh ke lantai. Dengan darah segar mengucur dri hidungnya.
"Arrrgh" teriak sheila.
Teriakan sheila membuat ken dan excel berlari ke arah pintu keluar.
"Galang" ujar ken dan excel bersamaan
"Ini gara2 loe, sheila. Klo aja loe g bilang ke galang klo thea udah meninggal. Kondisi galang ga akan drop lg kayak gini." Ujar excel.
"Knp gw yg di salahin sudah seharusnya galang tau klo thea emang sudah ga ada kan?" Tanya sheila.
"Ia tp bukan skrng kondisi galang sedang drop loe malah bikin makin drop kayak gini." Jawab excel.
"Apa kita harus bawa galang ke rumah sakit?" Tanya ken
"Ga usah. Galang ga akan pernah mw dibawa ke rumah sakit. Lebih baik kita bawa dia kembali ke kamarnya kemudian ksih di obat seprti yg selalu diminum oleh galang." Jawab excel.

Skip kamar galang
"Thea, thea." Panggil galang walaupun dalam kondisi tidak sadarkn diri
"Cel, gw jd sedih ngeliat galang seperti ini." Ujar ken
"ga ada yg bisa kita lakukan untuk menutup lubang dihati galang karena kehilangan thea." Ucap excel
Keesokan paginya. Begitu excel dan ken terbangun. Mereka kaget karena galang sudah tidak berada diatas tempat tidur. Namun mereka menemukan sebuah memo dri Galang.

EXCEL, KEN. TOLONG KASIH TAU KELUARGA GW KLO GW SANGAT SAYANG SAMA MEREKA. TP GW GA BISA HIDUP KLO TANPA THEA.

PS KALIAN GA PERLU MENCARI GW KARENA GW AKAN SELALU BERSAMA THEA.

"Apa maksud memo ini?" Tanya excel.
"Ceel, lo itu lemot bgt. Itu maksudnya galang mw bunuh diri agar dia bisa bersama dgn thea." Jawab ken dengan nada yg datar.
"Ouh" ujar excel yg jg dengan nada yg datar.
Tak berapa lama mereka menyadari sesuatu.
"APA GALANG AKAN BUNUH DIRI DEMI UNTUK SELALU BERSAMA THEA
." teriak ken dan excel bersamaan
"Ada apa sih? Kenapa teriak2? Tanya sheila yg terbangun karena mendengar teriakan ken dan excel.
"Gawat. Galang mw bunuh diri. Kit harus ngapain" ujar excel sambil mengeluarkan koper dri dalam lemari galang dan memasukanya ke dalam koper.
"Loe knp mengemasi baju galang? Loe pikir s galang tereliminasi apa?" Tanya ken.
"Maaf soalnya gw panik. Klo panik gw suka jd aneh." Jawab excel.
Ternyata galang mengunjungi makam thea setelah ia sebelumnya memaksa denis dan erik untuk mengatakan dimana thea dimakamkan. Galang berjalan perlahan mendekati makam thea. Ia kemudian berlutut disamping makam thea. Dia berkali2 membaca tulisan yg ada di nisan..seakan ia ingin tulisan tersebut berubah. Tp tetap saja nama yg tertulis dinisan tetap Thea poland binti hadi.
"Thea, gw datang." Ujar galang sambil mengelus nisan yg bertuliskan nama thea.
"Mungkin ini yg loe rasain waktu tau gw meninggal dulu. Rasanya ada lubang menganga dihati gw, the. yg g mampu gw tutupi. Gw minta maaf seharusnya gw bisa jagain loe. Gw malah bikin loe selalu tersakiti sampai loe meninggal seperti ini." ujar galang
Tak terasa air mata galang jatuh keatas nisan thea.
"Knp loe tinggalin gw, the? Gw belum bisa milikin loe seutuhnya. Gw belum nyatain perasan gw. Loe segalanya bwt gw, the." Ujar galang
Kali ini darah segar mulai mengalir dri hidung galang.
"Gw ga bisa hidup tanpa loe, the. Loe cahaya di hidup gw. Mungkinkah kita bisa bersama diatas sana jika gw nyusul loe, the?" Tanya galang sambil mengeluarkan sebuah botol dri dalam sakunya. Di label botol itu tertulis awas berbahaya dengan gambar tengkorak dan tulisan racun yg akan sangat jelas terbaca.
"The, blh gw nyusul loe? Karna bwt gw mati sekrng atau nanti g ada bedanya jika loe ga ada disamping gw, the." Tanya galang sambil hendak meminum cairan dri dalam botol tersebut.....
Seseorang berjubah dan memakai topeng mengawasi galang dri kejauhan.
"Bagus. ayo minum racun itu, lang. Gw ga usah ngotorin tangan gw bwt bunuh loe, lang." Ujar pria berjubah dan bertopeng tersebut.
Namun pria berjubah tersebut kecewa ketika galang menghentikan aksinya untuk meminum racun.
"Bentar, kok gw berasa di adegan romeo dan juliet yah. kisah romeo dan juliet persis seperti kisah kita, the. (seakan sedang berbicara dengan thea) kisah mereka berakhir dengan sad ending. Mereka tidak bisa bersatu didunia ini. Dan lebih memilih bersatu didunia yg lain. Apakah loe udah bertemu dengan mereka diatas sana, the?" Tanya galang
"Lama nih. Bikin gw kezzzel. Apa gw aja kesana? Trus paksa si galang bwt minum racun yg ada di tangan nya itu." Tanya pria berjubah.
"Apakah gw harus melakukan seperti yg romeo lakukan saat tau kekasihnya juliet sudah meninggal?" Tanya galang sambil memandangi botol racun yg ada di genggaman tangannya.
"Ternyata kisah kita jg berakhir dengan sad ending seperti kisah romeo dan juliet, the. Gw akan segera menyusul loe, the. Jika kita tidak bisa bersama didunia ini maka kita akan bersama didunia lain." Ujar galang yg akhirnya memutuskan untuk meminum racun tersebut.
"Ini yg dari tadi gw tunggu. Ayo minum racun itu, lang." Ujar pria berjubah.
Tiba2 Ada seseorang yg mendorong tangan galang sehingga botol racun yg berada di tangan nya jatuh dan isinya tumpah. Orng tersebut adalah ilalang, kakak galang. Ilalang mencengkeram baju galang dan membuatnya berdiri.
"Apa loe udah gila? Pake mw minum racun segala." Tanya ilalang.
"Ini bukan urusan loe, kak. Ini hidup gw maka terserah gw." Jawab galang
"Plaaakk" ilalang menampar galang cukup keras.
"Gw tau ini hidup loe. Gw ga berhak untuk mencampuri urusan loe tp loe itu ade gw jd gw berhak menghentikan sikap loe yg konyol seperti ini. Apa loe ga memikirkan perasaan mami, papi, oma dan yg lain klo loe sampe bunuh diri kayak tadi. Thea juga pasti g akan senang klo loe ngelakuin tindakan seperti td." Ujar ilalang panjang lebar menasehati galang.
"Loe jgn bicara seolah2 loe begitu mengenal thea" ujar galang sambil memukul wajah ilalang.
"Kok loe mukul gw sih?" Tanya ilalang
"Gw mw loe pergi skrng jg." Pinta galang.
"Gw ga akan kemana sampai loe mw ikut gw pulang." Ujar Ilalang.
"Ia, gw pulang. Tp loe duluan aja. Gw masih mw berada disini." Ucap galang sambil kembali berlutut disamping nisan thea.
"Ok, tp awas klo loe berbuat konyol seperti td." Ancam ilalang.
"Ia, bawel. Cepat pulang sana." Usir galang.
"Muka loe pucet, lang. udah kayak hantu yg ada di film2. apalagi skrng kita ada dipemakaman bikin gw merinding aja liat muka loe, lang." Ujar ilalang sambil tertawa.
"Ih, loe bawel yah. Pergi." Usir galang.
Pria berjubah itu masih setia mengawasi galang setelah kepergian ilalang.
"Sunshine loe masih hidup, lang. Dan dia berada ditangan gw tp gw ga akan melepasin dia sampe melihat loe bener2 terpuruk karena merasa kehilangan thea. Dan asal loe tau yg berteriak di hutan waktu itu bukan thea yg asli itu hanya rekaman. Thea ga pernah gw bawa ke hutan. Hahaha skrng gw menikmati melihat loe yg menderita seperti ini." Ujar pria berjubah itu dan kemudian pergi meninggalkan pemakaman.
"The, gw pulang dulu. Gw janji besok dan seterusnya gw akan mengunjungi loe. Ilalang benar gw seharusnya memikirkan perasaan keluarga gw klo gw sampe melakukan tindakan konyol seperti td. Loe jg mungkin ga akan senang diatas sana, ia kan, the?" Ujar galang sambil bangkit kemudian beranjak pergi meninggalkan makam thea.

You're My Sunshine Chapter 1 Sampai 50 (Season Satu) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang