Chelsea POV
Sakit. Gue sakit. Yang Boy ingat hanya Amanda, sedangkan gue? Gue gak penting bagi dia.
"Lo kok ngelamun?" tanya Boy.
Yap. Gue lagi di kamarnya.
"Emm, gapapa. Kamu ngomong apa tadi?" tanya gue.
"Amanda udah datang?" tanya Boy lagi.
Ini udah ke-sekian kalinya Boy cari Amanda. Gue sendiri pun gak tau Amanda ada di mana sekarang.
"Belum, Boy. Sebenarnya kamu ini pacar aku, Boy. Amanda mantan kamu." ucap gue meyakinkan Boy.
Nangis? Gue udah terlalu capek untuk nangis. Emang kalau gue nangis, Boy bakal ingat sama gue? Gak.
"Gak usah bohong deh, mana mau gue sama lo. Gue cintanya sama Amanda, tapi seingat gue, gue pernah ketemu sama lo ntah di mana." ucap Boy memegang kepalanya.
"Udah, gak usah diingat. Nanti kalau kamu udah sembuh, kamu pasti ingat sama aku." ucap gue.
"Makasih. Lo orang terbaik di hidup gue selain mama gue." ucap Boy dengan senyum tulus. Senyum yang selalu dia kasih ke gue saat kami kencan.
"Oh ya, teman-teman kamu mau jenguk tuh," ucap gue.
"Suruh masuk aja." ucap Boy sambil mengotak-atik hpnya.
Gue berjalan ke arah pintu dan memanggil Alex, Nash, Jack, dan Aaron untuk masuk.
"Boy, lo masih ingat sama kita?" tanya Aaron ragu.
"Ya masih lah! Lo kira gue amnesia apa?" ucap Boy tertawa pelan.
Boy gak tau kalau dia amnesia dan gue emang gak mau kasih tau dia. Kalau dia tau, pasti nanti dia bakal berusaha ingat dan bikin kepalanya sakit. Gue gak mau Boy menderita karena gue lagi, cukup sekali aja.
"Lo amnesia, Boy. Lo kecelakaan." ucap Jack.
Gue langsung menatap Jack dan menariknya ke luar ruangan.
"Aduh, kenapa sih, Chels?" omel Jack.
"Lo tuh ya! Jangan bilang ke Boy kalau dia amnesia. Nanti dia pasti bakal berusaha mengingat semuanya dan kepalanya sakit lagi!" ucap gue kesal.
"Ini semua demi lo, Chels! Lo mau kalau Boy gak ingat lo dan dia tunangan sama Amanda? Lo lupa kalau Boy mau dijodohin sama Amanda?" ucap Jack.
Jleb. Gue baru ingat Boy mau dijodohin sama Amanda.
"Gak. Gak gini caranya." ucap gue pasrah.
"Lo tenang aja, kami bakal bantu Boy ingat sama lo lagi. Boy itu gak lemah, Chels. Dia pasti berusaha sekuat apapun demi orang yang dia sayang." ucap Jack lembut.
"Makasih." ucap gue tersenyum kecil.
Gue dan Jack masuk ke ruangan Boy. Hening. Gue gak tau apa yang mereka omongin tadi pas gue di luar.
"Gue mau tunangan ya, sama Amanda?" tanya Boy tiba-tiba.
Jleb. Sakit, Boy. Lo gak tau sesakit apa hati gue lihat ekspresi bahagia lo.
"Iya. Kalian tunangan setelah lulus SMA. Longlast ya." ucap gue tersenyum miris.
"Thanks." ucap Boy.
Gue menatap kawan-kawan Boy dan mereka selalu menunjukkan tatapan yang sama. Tatapan iba.
"Gue pulang dulu ya, ada urusan kecil." ucap gue mengambil tas dan beberapa buku pelajaran. Yap. Gue nginap di sini untuk temani Boy.
KAMU SEDANG MEMBACA
From A Little Drink
Teen FictionChelsea tak bisa hidup dengan tenang sejak Boy pertama kali menjaili Chelsea, dan Chelsea selalu menganggap Boy adalah musuh bubuyutannya. Namun, siapa sangka bahwa mereka akan bersatu oleh karena sebuah 'Minuman'? ------/30-03-16\------