Author POV
Dia adalah Amanda. Mereka terdiam, tak tau apa yang harus mereka ucapkan untuk menyambut Amanda.
"Loh, kok diam?" tanya Amanda.
"Ngapain lo ke sini?" tanya Boy dingin.
"Cari kamu dong, kan kamu yang cari-cari aku kemarin." ucap Amanda sambil berjalan mendekati Boy.
"Berhenti di sana! Gue gak pernah cari lo, dan kalau-pun iya gue cariin lo, itu adalah hal paling bodoh yang pernah gue lakuin." ucap Boy kukuh.
"Kok gitu, sih? Karena cewek murahan ini ya?" tanya Amanda sambil menyikut lengan Chelsea.
Chelsea yang tidak terima dengan perlakuan Amanda pun langsung angkat bicara, "Selow dong lo! Main nyikut-nyikut orang aja! Lo tuh gak dibutuhin di sini. Mending lo pergi dari sekarang daripada lo malu karena ditolak sama Boy!"
Amanda bertepuk tangan, "Gede juga nyali lo ternyata, ya? Haha, jaga omongan lo! Ditolak? Gue udah mau jadi calon istri dia!" ucap Amanda menekan kata 'calon istri'.
Chelsea mencerna kata-kata Amanda 'calon istri'.
"Masih calon, dan gue gak bakalan biarin itu terjadi." ucap Boy tegas.
"Gue juga gak bakal," lanjut Aaron.
"Gue juga," ucap Jack.
"Gue juga," ucap Nash.
Chelsea menatap Amanda dengan remeh.
"Disuruh pergi daritadi gak mau, eh sekarang? Malu kan lo? Ups, gue lupa kalau lo gak ada urat malu lagi."
Amanda langsung keluar dari kamar inap Boy dengan muka kesal dan malu.
"Gile lo, Chels, keren banget!" ucap Jack takjub, tak percaya Chelsea bisa melawan Amanda.
"Cewek kayak gitu mah harus dikasarin, gak bisa main baik-baik." ucap Chelsea kalem.
"Duhh, makin sayang deh." ucap Boy.
"Gombalan basi!" ucap Chelsea menumbuk perut Boy pelan.
"Aduhh, sakitt! Sumpah, sakit!" ucap Boy merintih kesakitan.
"Eh, sorry-sorry. Itu pelan kok tadi, serius. Yang mana yang sakit?" tanya Chelsea panik.
"1-0!" teriak Boy dengan penuh kemenangan.
Sudah 2 hari Boy menginap di rumah sakit dan hari ini dia sudah boleh pulang. Dan besok, Boy sudah boleh sekolah.
Chelsea POV
Tinn tiinnn tinn
Suara klakson motor yang gue yakin milik Boy. Tumben tuh anak pagi-pagi udah jemput.
"Itu Boy, ya?" tanya papa.
Gue mengangguk.
"Ajak masuk sini, sekalian makan sama-sama." ucap papa tiba-tiba yang membuat gue tersedak.
Boy masuk? Makan sama papa mama? Mana mau dia!
"Dia gak mau palingan, pa." ucap gue berdiri meminum susu.
"Gak ada salahnya mencoba," ucap papa.
Omongan satu ini udah gak bisa dibantah lagi emang, itu udah final banget. Dan gue berjalan ke arah Boy yang sedang tersenyum ke arah gue. Manis bangettt.
"Boy, kamu disuruh makan bareng noh, sama papa." ucap gue.
"Serius? Gila, aku grogi banget!" ucapnya langsung turun dari motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From A Little Drink
Fiksi RemajaChelsea tak bisa hidup dengan tenang sejak Boy pertama kali menjaili Chelsea, dan Chelsea selalu menganggap Boy adalah musuh bubuyutannya. Namun, siapa sangka bahwa mereka akan bersatu oleh karena sebuah 'Minuman'? ------/30-03-16\------