Author POV
Di perjalanan, Boy sengaja melajukan motornya dengan cepat agar Chelsea memeluknya, tetapi Chelsea sepertinya tidak peka. Ia malah berpegangan erat pada tas Boy.
"Woi, pelanin dong! Lo mau lihat gue mati apa?" cerocos Chelsea.
"Kalau lo gak mau mati, ya peluk gue lah." jawab Boy dengan santai.
"Peluk lo? Ogah! Mending gue peluk tembok!" ucap Chelsea mengeratkan pegangannya pada tas Boy.
Boy pun melajukan motornya dengan cepat dan Chelsea refleks memeluk Boy. Boy pun terkekeh geli.
Setelah sampai di rumah Chelsea dengan selamat, Chelsea pun mengoceh, "Lo tuh gila apa ya? Lo bisa bikin orang kena serangan jantung kalau dibonceng lo!"
Boy hanya diam tidak menanggapi. Setelah itu, ia pamit untuk pulang.
***
"Mom... Berta pulang!!" Ya, Berta adalah nama panggilan Chelsea di rumah. Panggilan itu adalah panggilan yang diberikan oleh adik Chelsea, yaitu Cindy.
"Ohh, kamu udah pulang? Ganti baju sana!" ucap seorang wanita yang sudah berkepala tiga, tetapi masih cantik dan mirip dengan Chelsea.
"Udah, Ma. Oh ya, Abang mana? Kok daritadi Berta gak lihat dia?" ucap Chelsea sambil berbaring di sofa.
"Ada tuh di kamar, baru pulang. Kamu diantar siapa tadi? Pacar kamu ya?" tanya mama Chelsea dengan nada usil.
"Ihh, enggaklah, Ma! Gak mungkin Berta pacaran sama anak kek gitu!" bantah Chelsea.
"Mmm, iya deh. Udah sana ganti baju. Nih, sekalian kasih baju ini ke kamar abang kamu!" perintah Mama.
***
Chelsea POV
"Bangggggg!! Nih, bajunyaa.. Buka pintunya cepetan!!" Gue menggedor pintu kamar abang gue. Abang gue bernama Chandra Albert Louis. Ganteng sih, tapi lebih ganteng Cameron Dallas! Aaa my lope-lopeee.
Setelah lama menunggu, akhirnya abang gue membuka pintu.
"Apaan sih, Ta? Ganggu aja deh," tanya bang Chandra.
"Nih, baju Abang! Lama amat sih bukanya. Udah karatan nih!" ucap gue dengan kesal.
"Aduh, maafin Abang ya, Adek sayang. Abang menyesal. Maafin ya, Dek. Abang sayang deh sama Adek." ucap Abang dengan alay.
"Lebay lo, Bang! Au ah, gue mau ke kamar dulu. Bye!!" ucap gue.
Setelah sampai di kamar, gue menghempaskan diri ke kasur king size yang menjadi tempat favorite gue. Setelah baring-baring, gue pun mandi, makan, dan tidur. Tidur dengan nyenyak.
"Lo mau gak, jadi pacar gue? Gue cinta banget sama lo. Maafin gue selama ini udah jadi Boy yang nyebelin di mata lo. Gue janji, gue bakal berubah kalau lo mau terima cinta gue. Please, Chelsea." ucap Boy sambil bertekuk lutut dan membawa sebuket bunga mawar warna biru.
"Terima! Terima! Terima!" Sorak kawan-kawan yang ada di sana.
"Iya deh gue terima, tapi lo janji ya bakal berubah?" ucap Chelsea dengan malu-malu.
"Iya, gue janji. Sekarang gue mau ajak lo ke suatu tempat. Yok!" ucap Boy sambil menggandeng tangan Chelsea.
Bruk!
"Awww!" Gue melihat ke sekeliling gue dan ternyata itu hanya mimpi! Untung aja cuma mimpi, gila apa kalau betulan. Sekarang jam berapa ya? Gue pun mengambil jam yang ada di samping kasur gue.
"HAH!? UDAH JAM 6.30!? GUE UDAH TIDUR BERAPA JAM!? MATI, GUE BISA TELAT NIH!!"
Dengan secepat kilat, gue pun mandi dan siap-siap. Sesampainya di bawah, ternyata sudah ada Boy yang menunggu gue. Gue pun tersentak kaget.
"Ngapain lo di sini?" tanya gue ketus.
"Mau jemput lo. Sekarang cepat naik, peluk gue atau lo mau kita telat?" ucap Boy dengan cepat.
"Iya gue naik, tapi gue gak mau peluk lo." ucap gue.
"Serah lo deh." ucap Boy.
***
Author POV
Gerbang sekolah sudah ditutup sejak 5 menit yang lalu yang artinya mereka telat. Lalu datanglah seorang guru dengan alis yang tebal seperti sinchan, tinggi, dan giginya agak tonggos. Dia adalah pak Irawan. Guru olahraga yang galaknya bukan main.
"Kamu dan kamu, kok bisa kalian telat!?" ucapnya dengan nada sok galak.
"Ee-- anu-- taaadiii telat bangun, Pak." ucap Chelsea terbata-bata.
"Telat bangun kamu bilang!? Niat sekolah gak sih!? Ke ruang guru sekarang juga! Tanya wali kelas kalian apa yang harus kalian kerjakan!" ucap pak Irawan.
"Ya elah, Pak, baru sekali. Lagian belum juga 10 menit kami telat," ucap Boy menentang pak Irawan.
"Hm, baiklah. Catat nama kalian di buku kasus. Setelah itu, kalian bereskan buku-buku yang ada di perpustakaan!" perintah pak Irawan.
"Baik, Pak." ucap Chelsea dengan lesu.
hai! maaf tambah lama tambah gaje ya, lagi mumet nie otak wkwk
jangan lupa vomment ya!

KAMU SEDANG MEMBACA
From A Little Drink
Fiksi RemajaChelsea tak bisa hidup dengan tenang sejak Boy pertama kali menjaili Chelsea, dan Chelsea selalu menganggap Boy adalah musuh bubuyutannya. Namun, siapa sangka bahwa mereka akan bersatu oleh karena sebuah 'Minuman'? ------/30-03-16\------