Part 2

91.5K 3.6K 86
                                    

Boy POV

Gue Boy Albert William. Cowok paling ganteng di dunia gue. Gue jomblo, tapi yang ngejar gue banyak. Ingat, mereka yang ngejar gue, bukan gue yang ngejar mereka.

Gue rasa, itu cukup untuk jadi perkenalan. Satu hal yang perlu kalian tau, gue itu cowok ganteng.

Setelah bel tanda istirahat berbunyi, gue sama geng gue-- asek, gue punya geng.

Oke, lanjut. Gue sama geng gue nongki-nongki di kantin.

Geng gue tuh namanya Bad Boy. Kagak tau dah kenapa dipanggil gitu. Padahal mah, kita anak baik yang taat kepada orang tua dan berbakti pada negara.

Geng gue punya 4 babu dan 1 majikan. Kalian gak perlu tanya siapa majikannya.

Pertama, Boy Albert William, yaitu gue.
Kata teman-teman gue sih, gue punya sindrom kepedean yang sangat tinggi. Oleh karena itu, gue dengan bangga memperkenalkan diri gue kalau gue itu, ganteng.

Jack Gibson.
Ganteng lah. Punya 23 mantan dan berniat nambah lagi. Dia punya kembaran yang gak mirip.

Aaron Paule.
Ganteng sih. Anak alim yang gak polos sama sekali.

Nash Gibson.
Nah, ini kembaran si Jack. Ganteng sih udah pasti. Suka warna pink.

Alexander Spade.
Menurut gue, dia ganteng. Cuma, dia cuek-cuek cool gitu orangnya kalau sama orang gak dikenal.

"Eh, tadi gue dengar si Chelsea bilang, kalau dia bakal nyium sama pacarin orang yang kasih dia minum." ucap Nash yang baru datang ke kantin.

"Anjir, serius lo? Cuma kasih minum?" tanya Jack.

"Ya, tadi sih, gue dengar gitu," ucap Nash.

Gue langsung beranjak dari kursi.

"Mau kemana lo?" tanya Alex.

"Mau beliin minuman buat calon pacar gue." jawab gue.

Gue berjalan ke tempat jual minum lalu membeli salah satu minuman botol kemudian memberikannya kepada Chelsea dengan cool.

"Nih, buat lo!" ucap gue memberikan minuman ke Chelsea.

Oke, dia gak dengar. Gue ulang ya.

"Nih, minuman buat lo!" ucap gue lagi.

Dia lihat gue dengan ekspresi bingung. Dia lucu. Sebagai musuh yang baik, kita harus memuji musuhnya.

"Lo gak mau ambil?"

Dia diam. Sepertinya sedang berpikir, kenapa dia ganteng?

"Thanks." ucap Chelsea mengambil minuman dari tangan gue.

"Ketus amat, Neng." ucap Jack menggoda Chelsea.

"Thanks ya, Boy." ucap Chelsea dengan terpaksa.

"Gue tunggu ciuman lo, calon pacar gue." ucap gue sebelum pergi.

Gue balik ke kantin lagi dan duduk di meja kayak anak-anak bad boy gitu, loh.

"Jadi, kali ini target lo Chelsea?" tanya Alex.

"Dibilang target juga nggak sih. Gue mau nyoba aja sama dia." ucap gue.

Sumpah, dulu gue pernah suka sama dia waktu kelas 1 SMP, tapi mungkin dia gak ngenalin muka gue lagi karena dulu gue itu jelek, pake banget.

"Tiati kecantol lo sama dia. Haha." ucap Aaron.

"Kalau lo gak mau, kasih gue aja ya." ucap Jack.

"Ya, teman-teman, makasih atas doanya. Gue pastiin, gue bakal jadi imam yang baik buat dia dan ngasih keponakan yang ucul-ucul ke kalian." ucap gue.

"Serah lo ae dah, Boy. Hayati lelah." ucap Jack.

Author POV

Bel pulang sekolah Hermes School pun berbunyi. Semua murid mulai keluar dari kelas. Chelsea and the geng keluar dari kelas. Katty, Pricilla, Ashley, dan Camilla langsung ke tempat parkiran, sedangkan Chelsea menunggu supirnya.

Chelsea tidak diperbolehkan mengendarai mobil pribadi karena adiknya pernah mengalami kecelakaan mobil dulu. Chelsea mempunyai satu abang dan satu adik, tetapi adik Chelsea sudah meninggal dunia 3 tahun yang lalu. Semenjak saat itu, papa dan mama Chelsea tidak memperbolehkan Chelsea membawa mobilnya sendiri.

Waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB, tetapi supir Chelsea tak kunjung datang. Tiba-tiba, motor ninja bewarna merah berada di depan Chelsea.

"Pulang bareng gue, yok!" Chelsea tersentak kaget dan langsung pura-pura tidak melihat dan tidak mendengar Boy.

"Woi! Pulang bareng gue, yok!" ucap Boy dengan senyumnya.

"Apa? Lo ngomomg sama gue? Lo ngajak gue pulang bareng? Ogah! Gue udah dijemput supir gue!" ucap Chelsea.

"Mana supir lo?" tanya Boy sambil melihat sekeliling.

"Itu, di sana, jauh. Lo gak bakal bisa lihat. Udah sana, pergi lo jauh-jauh dari gue!" usir Chelsea.

Cogan kayak gue diusir, batin Boy.

"Yaudah, gue balik duluan. Hati-hati diculik sama satpam sekolah kita yang mesum ya!"
Boy pun menghidupkan mesin motornya lalu pergi meninggalkan Chelsea. Sendirian.

Sebenarnya, Boy tidak pergi. Dia hanya berkeliling sebentar, kemudian balik ke tempat Chelsea berdiri secara diam-diam agar tidak ketahuan.

"Dasar, cowok tuh gak peka emang. Ada cewek, malah ditinggal. Terkadang, entahlah." ucap Chelsea bergumam sendiri.

Boy tersenyum mendengar itu dan langsung menghampiri Chelsea.

"Gue peka kali. Ayo, cepat naik." ucap Boy.

Tak ada balasan dari Chelsea.

"Cepetan naik, daripada lo diculik sama satpam mesum." ucap Boy jahil.

"Ngapain lo balik lagi? Merusak pemandangan tau gak?" tanya Chelsea.

"Gue sebagai cowok ganteng yang peka, gak bisa ninggalin cewek cantik sendirian. Haram hukumnya bagi gue." ucap Boy.

"Mau lo bujuk gue sampai gimanapun, gue gak bakal ikut lo pulang." ucap Chelsea.

"Sama saya aja atuh Neng pulangnya," ucap pak Satpam dengan senyum mesumnya.

"Terserah lo kalau gak mau ikut. Pilihan lo ada dua; ikut cowok ganteng atau satpam mesum." ucap Boy sambil menghidupkan mesin motornya.

"Iya, gue ikut lo pulang!"

"Yauda, cepetan naik." ucap Boy dengan senyum kemenangan.

Jangan lupa vomment ya!

From A Little DrinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang