Boy POV
Gue dengar-dengar sih, katanya ada anak baru di kelas Chelsea. Kira-kira dia cowok atau cewek, ya? Kalau cowok, lebih keren gue atau dia, ya? Ya, pasti gue-lah!
"Boy! Lo gak mau pulang, ya?" teriak Alex memecahkan lamunan gue.
"Bentar lagi, gue mau beresin buku dulu," gue langsung memasukkan buku-buku dan kertas-kertas yang gue gak tau apa isinya. Biasalah, tas cowok.
Gue berjalan menuju parkiran motor dan gue lihat Chelsea lagi ngomong-ngomong sama cowok. Siapa dia? Si anak baru itu, ya? Kok sksd gitu sih sama Chelsea? Wah, pegang-pegang kepala Chelsea lagi. Tai.
Maaf ya, kawan-kawan, Boy over. Mau gimana lagi, nanti Chelsea-nya Boy diambil orang. Huek.
Gue langsung berjalan ke arah Chelsea. Setelah sampai di sana, gue langsung merangkul bahu Chelsea.
"Hai, babe. Pulang, yok." ucap gue menekankan kata 'babe'.
"Woi, siapa lo main rangkul-rangkul aja?" tanya cowok songong itu.
Ya, bolehlah gayanya, tapi tetap lebih ganteng gue-lah kemana-mana.
"Gue? Kenalin, Boy Albert William. Gue pacar sekaligus calon suaminya Chelsea. Dan lo siapa sksd sama cewek gue?" ucap gue to the point.
"Ajegile, gue? Lucas. Gue anak baru di sini, teman duduknya Chelsea dan teman kerja kelompoknya. Oh ya, Chels, besok kita kerja kelompok di rumah lo aja. Byee." ucap si songong itu.
Gue langsung menatap Chelsea dengan tatapan bingung.
"Lo punya hutang penjelasan sama gue." ucap gue menarik tangan Chelsea.
"Iya-iya, nanti gue jelasin. Ke cafe dulu yok, laper." ucapnya sambil menunjuk perutnya.
Gue terkekeh pelan melihat tingkah Chelsea. Dia ucul.
Gue dan Chelsea sampai di salah satu warung yang menjual cemilan-cemilan anak hits zaman sekarang. Ada es krim pot, macaroon, pitja ala-ala, milkshake, dan banyak lagi. Gue gak mau bilang karena nanti kalian pada ngiler semua.
"Yok, masuk." ucap gue menggandeng tangan Chelsea.
Jantung gue dug dag dug dag gandeng tangan dia.
Kami duduk di tempat duduk yang kosong dan memesan beberapa cemilan.
"Jelasin, Chels." ucap gue.
"Huh, jadi tuh gini ..." Chelsea menjelaskan semuanya, sampai apa yang mereka omongin secara detail.
"Gak usah dekat-dekat sama dia, nanti lo kecantol sama dia." ucap gue. Rada-rada cemburu, sih.
"Idih, ogah banget kecantol sama orang kayak gitu."
"Mana tau, Chels. Bilang ke gue kalau dia apa-apa-in lo besok. Eh, besok gue ikut kalian kerja kelompok aja, deh!" kekeh gue.
Ya kali si songong itu berduaan sama cewek gue. Eh, ralat, calon cewek gue.
"Ya elah, Boy, kami mau kerja kelompok doang, kali."
"Gak mau! Pokoknya, besok gue ikut! Titik!"
"Serah lo, deh."
Gue langsung mencubit pipi Chelsea yang tembem itu. Ucull deh dia.
*********
Hari ini adalah hari Sabtu, berarti nanti malam, malam minggu. I have a plan.
Gue samperin Chelsea di kelasnya ah, biar lebih sweet olo-olo gitu.
Saat gue tiba di kelasnya, muka Chelsea yang masam terlihat jelas oleh gue. Dan gue jadi pengen nonjok Lucas. Kenapa? Karna dia cubit-cubit pipi Chelsea!
Gue langsung menjambak rambut Lucas dan tampak beberapa rambutnya yang rontok.
"Apa-apaan lo!?" teriak gue.
"Lo yang apa-apaan! Datang-datang langsung jambak-jambak gue!" ucapnya sambil mengelus kepalanya.
"Lo yang apaan! Lo udah tau kan kalau Chelsea itu cewek gue!? Lo gak usah pegang-pegang dia!"
"Siapa juga yang pegang dia, najis tau."
"Tutup mulut bau lo itu!"
"Aduhh, udah-udah! Lo juga, Boy, cowok kok mainnya jambak-jambak. Nanti gue jelasin semuanya, Boy." ucap Chelsea melerai gue dan Lucas.
Kami bertiga pun tiba di rumah Chelsea. Mereka kerja kelompok, sedangkan gue? Gue peluk-peluk Chelsea, mencubit-cubit pipi Chelsea, dan menarik-narik rambut Chelsea.
"Ukh, Boy! Gimana mau cepat siap kalau lo-nya ganggu-ganggu mulu!" ucap Chelsea kesal, sedangkan Lucas malah menahan tawa-nya.
"Ya elah, pacar lo gak bakal kemana-kemana kali, walaupun gak lo gituin." ucap Lucas.
Gue langsung menatap tajam Lucas.
"Eh, iya-iya, selow tuh mata." ucapnya sembari mengetik.
"Boy, main ps sana!" suruh Chelsea.
"Gak mau ah, nanti kamu diapa-apain lagi sama dia." tunjuk gue ke arah Lucas.
Lucas hanya menghela nafas pelan.
Selama 2 jam gue tunggu mereka dan akhirnya tugas mereka selesai. S e l e s a i. Udah lumutan nih, gue.
"Pulang sono, jangan balik-balik lagi." ucap gue sinis kepada lucas yang ingin pulang.
Chelsea mencubit tangan gue dan gue meringis kesakitan.
"Yaudah, gue pulang dulu ya, Chels." pamit Lucas.
Sok manis lo.
"Oh ya, sip." ucap Chelsea.
Setelah Lucas pulang, gue dan Chelsea masuk ke dalam rumah Chelsea. Kami cuma berdua. Eh, tapi gue gak apa-apain Chelsea ya. Gak.
"Chels, bonyok sama abang lo kemana?" tanya gue.
"Papa lagi kerja, mama kayaknya lagi arisan deh, dan abang gue lagi kuliah." jawabnya.
"Nanti malam gak ada acara, kan? Pasti gak ada, nanti kita jalan yok? Pasti lo mau!" tanya gue dan jawab gue.
Gue melihat Chelsea yang menunjukkan muka bingungnya.
"Boy stress!" teriak dia.
Gue hanya tertawa mendengarnya.
"Gila-gila, tapi lo suka kan," ucap gue jahil.
"Au ah!"
"Oh ya, gue udah cukup ngebuktiin kan, kalau gue beneran serius sama lo?" tanya gue.
"Belom, lo belom nemba-- eh, maksudnya lo belom gituu," ucapnya salah tingkah.
"Berharap ditembak, ya?" jawab gue jahil
"Gak juga!" teriaknya.
"Gak juga berarti iya." goda gue.
"Rese!" ucapnya lalu berjalan ke arah tv.
1 jam berlalu.
2 jam berlalu.
3 jam berlalu.
Terdengar suara klakson mobil dan Chelsea langsung membukakan pintunya, dan yang pulang adalah abang Chelsea. Setelah membuka pintu, achelsea pamit untuk siap-siap nge-date.
"Woi, bro!" sapa gue.
"Yoi, bro!" sapa Chandra balik.
"Gue balik dulu, ya!" pamit gue.
"Lah, cepat amat. Duduk-duduk aja dulu," ucap Chandra.
"Gue mau siap-siap, soalnya nanti mau ajak adik lo nge-date." ucap gue.
Chandra hanya mengganguk dan gue langsung keluar dari rumah Chelsea.
Malam ini bakal jadi malam yang indah, Chels.
VOTE AND COMMENT.
KAMU SEDANG MEMBACA
From A Little Drink
Fiksi RemajaChelsea tak bisa hidup dengan tenang sejak Boy pertama kali menjaili Chelsea, dan Chelsea selalu menganggap Boy adalah musuh bubuyutannya. Namun, siapa sangka bahwa mereka akan bersatu oleh karena sebuah 'Minuman'? ------/30-03-16\------