Samuel POV
Hosh hosh hosh. Suara nafasku begitu terdengar keras karna aku hampir saja terlambat, aku pun dengan langkah cepat memasuki lift menuju lantai 63.
Detik berganti detik. Sudah 5 menit dan...
TING
lift terbuka menampilkan pemandangan luar binasa dari atas sini.
"Silahkan Tn. Samuel anda sudah di tunggu oleh Tn. Albert"ucap Beverly - sekretaris Ayahku yang bodynya bohay. #otakmesumnyakeluar.
Dengan cepat aku masuk keruangan itu dan menemukan ayahku duduk di bangku ujung. Segera aku menghampirinya.
"Duduklah sebentar lagi mereka akan datang"suruh Albert yang membuatku berdecak kesal dalam hati.
Udah lari-larian ala maraton, udah naik ojeg gara-gara ban mobil bocor, ditambah terik matahari yang membuat kulit putih berseriku menjadi hitam, di tambah lagi lift yang nyampenya seabad dan ternyata orangnya yang ditunggu beloman dateng. Mati aja mendingan!
"Kamu kenapa, Sam?"tanya Albert.
"Kagak!"jawabku ketus membuat kedua alis Ayahku itu terangkat keatas. Tak lama bunyi pintu terbuka menampilkan.
Jeng jeng...
Pria gembul dengan kepala plontos ditambah ada kumis yang tebal dan perut buncitnya itu. Hahahaha mirip sama badut di dekat rumah.
"Silahkan duduk, Tn. Abimanyu"ucapku.
Hehe biar kata aku bandel sekalipun, attitude nomor 1 coy.
"Terimakasih, Tn. Samuel"balas lelaki plontos itu.
"Baiklah mari kita mulai rapat pada pagi hari ini..."ucapanku yang panjang x lebar x tinggi itu keluar begitu mulus lewat bibirku ini. Entah kemasukan setan apa aku bisa meyakinkan pria gembul itu supaya menanamkan modalnya di perusahaan ayahku ini.
Dan seperti yang ku mau. Mereka semua setuju. Ciahhh... Anak soleh mah rezekinya lancar.
"Kerja bagus, Sam"ucap Albert.
"Iyalah, Samuel gitu loh"balasku sambil menepuk dada bangga.
Iyalah bangga emang kalo seorang model gak bisa gitu ngomong di depan para investor? Wah salah besar itu mah.
🍁🍁🍁
Kuambil beberapa baju modis dari lemari dan segera memakainya. Dan memilah yang cocok yang mana. Untunglah tadi selesai pukul 8 pagi masih ada waktu 1 jam lagi.
"Kurasa yang ini cocok untuk kencan pertama"gumamku lirih.
Kuambil kunci mobilku dan segera melaju membelah kota Jakarta yang macetnya sepanjang sungai amazon.
"Baiklah biar rame setel lagu ahh"ucapku sambil memasang headset di telingaku.
Lagu Charlie Puth Feat Meghan Trainor - Marvin Gaye menjadi pilihanku di pagi ini.
"Uhuu... Yeahh..."hanya suara itu yang kukeluarkan karna jujur saja aku tidak HAFAL LIRIKNYA.
🍁🍁🍁
Aku sampai di lokasi yang diminta clara tadi sebelum berangkat. Di pantai Moeza. Kulirik memang sedang ada pemotretan di ujung pantai, kuberjalan di pasir putih melihat Clara yang masih berpose ria disana. Dengan pakaian yang waw... Menyejukan mata lelaki. #tabokpalasamuel
Setelah menunggu 15 menit pemotretan selesai dan Clara sudah berganti pakaian dengan lebih... Tertutup.
"Maaf ya, Sam. Lama"ucap Clara.
"Gapapa ko, ayo!"ajakku yang langsung diangguki oleh Clara.
Kami berjalan memutari pantai dan bercanda ria. Berselfie disana sini. Lalu makan siang bersama. Ahh senangnya aku.
"Bagaimana dengan kucing?"tanya Clara.
"Ya aku suka sekali, kalau panda bagaimana?"tanyaku.
"Hmm aku lebih suka dengan... Pinguin"jawabnya.
Inilah perbincangan tidak jelas antara aku dengan Clara. Dia wanita cerdas dan asik diajak ngobrol. Dan kuakui aku terkesan padanya.
Senyumnya yang manis dan perawakannya yang hampir bisa di bilang sempurna membuat siapapun akan menoleh dua kali bila melihatnya. Terkadang dia bisa sangat terlihat manis dan kadang terkesan cuek dan sombong. Semua tergantung mood wanita itu. Dan aku semakin ingin mengenalnya lebih jauh.
"Sam... Kau mendengarkanku tidak?"tanya Clara membuatku terhenyak dari lamunanku.
"Eh... Denger ko"jawabku dengan senyum lebar.
"Yaudah ayo, kita kesana aja sepertinya seru"usul Clara yang langsung kuangguki.
Hari mulai siang bahkan akan sore. Dan suasana disini semakin ramai apalagi dengan adanya festival yang di adakan masyarakat sini membuatku dan Clara semakin betah berkeliling dan mencari kesenangan lainnya.
🍁🍁🍁
Kuliner? Sudah. Oleh-oleh? Sudah banget. Ada yang kurang? Sepertinya tidak.
"Sam... Aku ingin pulang"ucap Clara dengan lesu. Wajar saja karna kami sudah berkeliling banyak hari ini.
"Baiklah, ayo kita pulang"balasku dengan tetap mengembangkan senyum terbaikku.
Suasana di dalam mobil sangat canggung membuatku menoleh ke arah Clara dan ternyata dia.... Sudah tertidur pulas di sampingku. Beruntungnya aku tadi sempat menanyakan dimana rumahnya. 30 menit aku akhirnya sampai di depan rumahnya. Seperti dugaanku rumahnya indah dan mewah.
"Clara... Bangunlah kita sudah sampai"ucapku tanpa menyentuhnya sedikitpun.
Dan dia tetap diam. Pulas sekali rupanya. Dengan terpaksa aku mengangkat tubuhnya dan membawanya masuk ke dalam rumahnya. Beberapa maid datang menghampiriku dan menunjukkan kamar Clara kepadaku.
Dan taraa....
Kamar bernuansa pink itu sangat mencolok mataku, dia sangat girly. Aku kurang suka itu. Kuturunkan dia di tempat tidurnya dan segera pergi.
"Sepertinya dia hanya cocok menjadi temanku"gumamku dalam hati.
Kufokuskan mataku ke jalanan sesekali aku menghembuskan nafasku kasar. Aku memikirkan seseorang saat ini. Wanita itu... Dia yang kutemui di tempat penjual martabak waktu itu. Begitu manis dan memukau. Dia memang tak secantik Clara namun pesonanya sudah membuatku tak bisa berkutik.
Kudengar namanya waktu itu adalah...
Stella.
Bagaimanapun caranya aku harus bertemu wanita itu. Dia benar-benar unik. Belum pernah ada wanita yang mengabaikanku dan dia melakukannya. Its amazing...
"Cepat cari gadis itu! Dan laporkan setiap hari padaku apa yang dia lakukan"ucapku pada seseorang disebrang telvon sana.
"Baiklah, Tn. Samuel"balas lelaki itu.
Senyuman mengembang di bibirku. Alangkah bahagianya aku bila berkesempatan bertemu dengannya lagi. Aku ingin menatap mata sayu nan teduh itu. Begitu damai dan menghipnotis.
"Aku tahu ini tidaklah mudah bagiku menaklukanmu dan memilikimu. Tapi yakinlah satu hal aku bisa membahagiakanmu"gumamku lirih.
~Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] My Wife Stella
RomanceApa yang terjadi jika sebuah pernikahan terjadi tanpa adanya cinta? Pernikahan yang terjadi hanya karna perjodohan semata~ Akankah sepasang suami-istri itu akan bahagia? Jika hanya ada satu pihak saja yang mencinta dan yang di cinta justru mencintai...