🍁 Chapter [36] 🍁

27.8K 637 17
                                    

Author POV

Keesokan Paginya~

Sean dan Albert menunggu dengan cemas di luar ruangan kamar rawat inap Samuel. Beberapa saat lalu dokter mengatakan bahwa Samuel sudah sadar dan kini sedang dilakukan pemeriksaan kembali.

"Aku takut, Mas"

"Tenang, sayang. Anak kita akan baik-baik saja"

"Iya aku hanya terlalu mencemaskan dia. Aku takut bahwa mimpi buruk Stella akan menjadi nyata"

"Sudahlah sayang itu hanya mimpi, yang tidak akan menjadi nyata"

"Kau tidak mengerti, Mas"

Albert memegangi pundak Sean, dirinya pun merasa sangat cemas saat Cindy menceritakan semuanya kemarin malam. Betapa ia sangat ingin menangis namun ia tahan untuk menguatkan istrinya.

KLEKK~

Dokter keluar bersama rekannya. Sean pun berdiri dan langsung bertanya mengenai keadaan putranya.

"Untuk saat ini kondisi Tuan Samuel masih lemah, tolong biarkan dia beristirahat dulu agar keadaannya pulih kembali. Selain itu kami sudah memberikannya beberapa obat yang akan membantu penyembuhannya. Semoga keadaan beliau bisa cepat pulih"

"Terimakasih, Dokter. Apa kami boleh melihatnya?"

"Tentu saja. Kalau begitu saya permisi"

"Iya Dokter, silakan"

Dokter dan rekannya pun segera menyingkir membiarkan Sean dan Albert memasuki kamar dan menemui anak kesayangannya itu. Adam tlah di hubungi namun hingga saat ini dia belum bisa datang karna ada pertemuan bisnis penting.

Cindy dan Alaric masih berjaga dikamar Stella. Sedangkan Steven berjaga dikamar David.

"Mas... Apa kita tidak salah meminta Steven untuk menjaga David? Dia itu kan cucu kita"

"Aku percaya padanya. Dia terlihat tulus, sayang. Aku melihatnya setiap hari mendatangi kamar David hanya untuk mengechecknya saja"

"Benarkah? Kalau begitu pilihan kita tepat ya, Mas"

"Iya, sayang"

Tak lama Samuel pun membuka matanya, membiasakan cahaya yang masuk kematanya. Setelah sudah bisa sepenuhnya melihat ia tersenyum melihat kedua orangtuanya sedang berbincang seru disofa.

"Mamah..."lirih Samuel.

"Ya ampun sayang, kau sudah sadar? Kau mau apa? Minum? Makan? Atau apa?"serbu Sean.

"Minum"jawab Samuel pelan.

Tenggorokannya terasa sangat kering dan sekarang sudah segar berkat air mineral itu. Samuel pun duduk bersandar di kepala ranjang.

"Apa masih sakit, sayang?"tanya Sean.

"Tanganku masih sulit jika digerakkan, Mah"jawab Samuel.

"Itu karena cideramu lumayan parah. Setidaknya hingga seminggu barulah benar-benar pulih"celetuk Albert.

"Itu lama sekali, Yah. Lalu bagaimana dengan Stella juga David, Mah? Mereka baik-baik saja kan?"tanya Samuel.

"Stella sudah lebih baik sayang, tapi David... Dia masih dirawat intensif. Tapi tenanglah dia akan segera sembuh juga"jawab Sean.

Samuel menundukan kepalanya lalu mengangkatnya kembali. Terlihat pipinya basah karna air matanya. Samuel menangis di hadapan kedua orangtuanya. Ia tampak begitu lemah.

"Ini semua salahku. Harusnya aku bisa mengendalikan mobil itu"

"Sayang, jangan salahkan dirimu ini semua adalah kecelakaan"

[3] My Wife StellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang