🍁 Chapter [28] 🍁

39.8K 966 31
                                    

Stella POV

"Eng..."gumamku pelan.

"Ya Tuhan, Apakah saat ini semua rahasiaku akan terungkap? Bagaimana ini? Aku harus menjawab apa??"batinku.

"Stella jawab, Ayah!"desak Alaric dengan nada tinggi.

"Mas tenanglah, jangan membentak Stella. Ayo kita bicarakan hal ini didalam saja"balas Cindy.

"Tidak. Aku inginkan jawaban itu sekarang juga"ucap Alaric kekeh.

Aku menunduk cemas. Aku masih memikirkan jawaban yang tepat, hingga sebuah suara menjawab segala keresahanku.

"Om... Saya mohon maaf atas semua hal yang terjadi saat ini. Sebenarnya David adalah..."ucap Steven menggantung.

Semua mendengarkan dengan khidmat membuat Steven menahan nafasnya untuk melanjutkan kembali ucapannya. Dia melihat ke arah wajahku dan wajah tegang Samuel. Aku rasa inilah akhir dari segalanya.

"David adalah anak Samuel dan Stella. Tadi Samuel hanya bercanda saja, maklum saya memang sudah ingin menggendong anak saat ini namun apa boleh buat saya tidak memiliki istri jadi harus di tunda dahulu keinginan saya itu. Untuk itu, Samuel menghiburku dengan candaannya barusan"lanjut Steven.

"Hey Steve, apa yang kau--"ucapan Samuel terhenti oleh ucapan Steven.

"Kau tidak usah takut, Sam. Aku tau niat baikmu ingin menghiburku tapi tolong jaga ucapanmu lihat mertuamu jadi salah paham kan?"balas Steven cepat dengan senyuman lebar.

"Ah begitu rupanya. Yasudah maafkan Ayah ya, Nak. Ayah sudah tersulut emosi. Ayo sebaiknya kita masuk kedalam saja"sahut Alaric.

Sean, Albert, Cindy, dan Alaric langsung masuk kedalam. Tersisa 4 orang diruang tamu.

"Steve, kau..."ucap Samuel tertahan. Samuel tidak bisa melanjutkan perkataannya lagi.

"Sudah-sudah. Ayo masuk saja, sudah kukatakan jangan membahas mengenai David lagi tapi kau malah meneruskannya"ujar Steven.

Aku meremas ujung dress biru lautku. Aku benar-benar merasa takut. Dan dia menyelamatkanku? Aku kira ia akan mengatakan yang sebenarnya. Tapi mengapa ia justru membantuku? Dia menutupi aibku, sudah jelas aku yang bersalah telah merahasiakan kehamilanku dulu padanya. Tapi kenapa kamu membenarkanku? Kenapa kamu melakukannya, Mas?

"Mas... Kenapa kau tak mengatakan yang sejujurnya?"tanyaku.

"Aku? Hm karna sekarang Samuel'lah Ayah David bukan lagi aku. Aku tidak akan lepas tanggungjawab dan aku akan tetap memberikan haknya, kau tenang saja, Stella"jawab Steven.

"Bukan itu yang aku maksud. Tadi kau itu..."ucapanku pun tertahan seolah semua kata itu tlah lenyap, mulutnya mendadak bisu. Hingga aku pun akhirnya diam.

"Stella, dengar aku. Aku tidak mengakuinya bukan berarti aku tak menyayanginya ketahuilah bahwa aku sangat menyayanginya karna dia darah dagingku, anakku juga. Tapi keadaan tidak memungkinkan, aku juga tidak menyalahkanmu atas kesalahan ini karna aku pun juga bersalah. Jadi... Lupakanlah anggaplah semua ini tak terjadi"ucap Steven.

"Baiklah jika itu maumu, Mas"balasku.

"Jadi... Kau juga merasa bersalah? Dan kau menginginkan aku melupakan segalanya"batinku.

Aku pun masuk kedalam kamar membawa David. Sedangkan Samuel dan Steven masih mengobrol di luar.

🍁🍁🍁

Pagi hari menjemput dengan cepat tak terasa memang apalagi aku hidup bukan di negeriku melainkan di negeri orang. Ada rasa aneh dan tak nyaman berada di lingkungan yang penuh dengan orang baru.

[3] My Wife StellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang