Hai readers, aku mau minta maaf nih sebelumnya apabila cerita ini membingungkan kalian. Aku cuma ingin menciptakan alur yg berbeda, kalo kalian ada yg gak suka ya mohon maaf ya. Dan terserah kalian juga mau tetep ikutin cerita ini atau kalian hapus aja cerita ini dari library kalian~
Makasih untuk vote dan komentnya ya, tapi masih banyak nih yg diem aja. Yg baca banyak, tapi votenya dikit, nyesek gimana gitu 😫
Tapi aku gak maksa kalian aku cuma butuh kesadaran aja, nulis cerita itu gak mudah ya kawan sekalian. Aku cuma mau kalian hargain karyaku ini, dengan meninggalkan jejak berupa vote, hehehe 😊
Okeee cukup terimakasih.
Happy Reading All 😊
🍁
🍁
🍁Author POV
2 Bulan Kemudian~
Hari ini tepat Stella bisa membawa anaknya kerumah. Kondisinya sudah mulai membaik dan di perbolehkan pulang, walau berat badannya masih sangat kecil yaitu 2,3 kg. Tapi setidaknya ia mempunyai anggota tubuh yang lengkap. Dia memang harus di periksa setiap bulannya dengan rutin untuk melihat sejauh mana kemajuan yang terjadi.
"Sayang sebaiknya nama apa yang cocok untuk anak kita?"tanya Stella antusias.
"Aku sudah memikirkannya, aku akan memberinya nama David Febian Meshach"jawab Samuel.
"Namanya terlalu ribet sayang, kenapa tidak Andi Arsyil Meshach saja?"usul Stella.
"Tidak. Aku suka nama yang kupilihkan sayang, percayalah padaku"tolak Samuel.
"Tapi aku gak suka nama tengahnya, ganti Arsyil aja ya?"pinta Stella.
"Memangnya kenapa dengan Febian? Itu keren, jika Arsyil itu sama seperti nama artis, sayang"tolak Samuel lagi.
"Itu bagus tau artinya!!"
"Bagusan Febian!!"
"Arsyil!"
"Febian, sayang!"
"Arsyil, cinta!"
"Febian sayangku, cintaku, manisku!"
"Ishh kamu mah! Nyebelin!"
Tak lama tawa renyah Samuel terdengar. Dia menjadi sangat suka menggoda stella khir-akhir ini. Stella pun mendesah pasrah percuma jika berdebat dengannya karna ia pasti kalah.
🍁🍁🍁
Steven semakin terlihat kurus karna terlalu memforsir pekerjaannya, tak pernah pulang kerumah. Bahkan tak jarang Steven akan menginap di kantor demi menyelesaikan tugasnya. Dan sekarang ia sudah seperti zombi. Kantung matanya tebal dengan lingkaran hitamnya, baju kusutnya dan rambutnya yang sudah panjang di biarkan saja.
"Sampai kapan kamu akan seperti ini, Steven?"tanya Clara.
"Eh? Kau datang lagi rupanya. Ada apa lagi, Clara?"tanya balik Steven.
"Jangan mengalihkan pembicaraan, Steve. Sekarang makan makanan ini, minum juga obat dan vitamin ini. Kau sudah pingsan di rapat sebelumnya karna dehidrasi jangan sampai perusahaanmu bangkrut karna kegalauan atasannya ini"jawab Clara.
"Terimakasih, maaf merepotkanmu. Tapi aku bisa urus diriku, lanjutkan saja karir, Cla. Lupakan aku"ucap Steven.
"Bagaimana bisa kau bicara seperti itu? Jika benar kau bisa urus dirimu mengapa kau percis seperti gembel, hah? Kau begitu hancur saat ini, Steven. Kembalilah seperti dirimu dulu. Barulah aku akan tenang meninggalkanmu"balas Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] My Wife Stella
RomanceApa yang terjadi jika sebuah pernikahan terjadi tanpa adanya cinta? Pernikahan yang terjadi hanya karna perjodohan semata~ Akankah sepasang suami-istri itu akan bahagia? Jika hanya ada satu pihak saja yang mencinta dan yang di cinta justru mencintai...