Pandangan tentang kematian, kupikir itu hanya ada di film tetapi aku salah.
Bermula sejak malam itu, saat aku mencoba memejamkan kedua bola mataku, aku terlelap dan bayangan-bayangan itu muncul.
Aku melihat John terbaring tak bernyawa dengan tusukan pisau dikedua bola matanya, mimpi buruk itu membuatku terjaga sepanjang malam.
Esok harinya, aku dikejutkan dengan adanya kabar kematian John, aku tak mampu berkata-kata, hanya satu yang ada dipikiranku, apakah aku bisa melihat kematian?
Dalam keadaan yang masih syok, aku memberanikan diri menghadiri acara pemakaman John, bagaimana pun John adalah orang yang kucinta meskipun ia selalu membuatku sedih dengah mata keranjangnya.
Aku menghampiri peti mati John untuk memberi penghormatan terakhir untuknya tetapi lagi-lagi aku dikejutkan, aku melangkah mundur, aku melihat kedua bola mata John menghilang, apakah mimpi itu benar? Aku tak kuasa menahan diri dan semuanya menjadi gelap.
***
Sejak kematian John, aku lebih sering melihat kematian orang-orang disekitarku, seperti saat aku memimpikan Diska yang tergorok lehernya hingga terputus dan Rani yang meninggal dengan semua bagian tubuhnya termutilasi.
Aku mulai gelisah dan memutuskan untuk menceritakan apa yang menimpaku kepada orang-orang sekitarku tapi mereka hanya tertawa dan tak jarang berkata bahwa aku sudak tidak waras lagi.
Mimpi-mimpi itu membuatku semakin takut, apalagi saat aku harus menerima kenyataan bahwa mimpi itu akan menjadi kenyataan di esok harinya.
Malam ini aku kembali menerima mimpi tentang kematian, kali ini mimpi itu menyangkut ibu tiriku.
Dalam mimpiku aku melihatnya sedang berjalan di koridor sebuah ruangan, ada seseorang yang mengikutinya, seseorang itu membawa sebuah tongkat bisbol dan kemudian aku terlelap.
Hari ini rumahku ramai dengan para petugas kepolisian, mereka memanggilku untuk dimintai keterangan, mereka berkata ibu tiriku terbunuh tadi malam.
"Nona Sally anda harus ikut kami ke kantor!"
Aku memberontak dan membela diri hingga menangis, aku menceritakan mimpiku, dan aku berkata aku tidak mengetahui apa-apa soal pembunuhan ibu tiriku.
Mereka semua menatapku tajam, salah satu petugas mulai angkat bicara "Maaf Nona kau tidak perlu mengarang cerita lagi, kau kami tahan atas pembunuhan berantai di kota ini!!".
Aku terkejut dan kupikir ada yang salah tetapi entah mengapa aku hanya bisa tersenyum dan merasa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CreepyPasta & Horror Story
HorrorKumpulan cerita tentang creepypasta dan cerita horror yang menggunakan bahasa Indonesia dan dapat membuat bulu kudukmu berdiri. Baca pada malam hari atau saat sendirian.. Tapi aku mengingatkanmu untuk selalu memperhatikan sekitarmu, 'mereka' bisa sa...